Mistis dan Dramatis, Inilah Potret Terakhir Planet Saturnus

Intip potret terakhir Saturnus yang sarat dengan nuansa mistis dan dramatis, langsung dibidik oleh Cassini.

oleh Jeko I. R. diperbarui 27 Nov 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 06:30 WIB
Saturnus
Foto resmi planet Saturnus yang diunggah NASA (Sumber: Gizmodo)

Liputan6.com, California - Setelah 13 tahun di luar angkasa, pesawat eksplorasi planet Saturnus milik NASA, Cassini, telah 'menghancurkan' diri dengan terjun ke atmosfer planet mulai September 2017.

Sebelum Cassini mengakhiri hidupnya, ia sudah lebih dulu mengirimkan 42 foto eksklusif si planet cincin ke NASA. Ilmuwan pencitraan NASA menggunakan foto-foto yang diterima dengan menciptakan mosaik wajah Saturnus secara utuh.

Diungkap NASA, foto tersebut diabadikan Cassini sesaat sebelum ia menuju lapisan atmosfer planet. Foto memperlihatkan wajah Saturnus dalam kegelapan bersimbah cahaya kecoklatan, dengan nuansa mistis dan dramatis.

"Perjuangan Cassini benar-benar spektakuler. Kami tak menyangka tugasnya di luar angkasa sana bisa melampaui ekspektasi. Dari detail kecil seperti partikel cincin planet, gambar lanskap bulan Titan dan Encelandus, hingga interior mendalam Saturn, semua telah ia abadikan dalam foto-foto dramatis," ujar Robert West, Deputy Imaging Team Leader NASA Jet Propulsion Laboratory.

Berikut fotonya:

Dengan foto terakhir bidikan Cassini tersebut, NASA percaya foto ini akan menjadi salah satu bukti pencapaian tersukses bahwa mereka memang mampu menjamah Saturnus yang lokasinya jauh dari Bumi.

Death Dive

saturnus
Ilustrasi planet Saturnus (Sumber:Tech Insider)

Proses "Death Dive" yang dilakukan Cassini terjadi pukul 6.30 pagi waktu Amerika Serikat. Adapun data terakhir diterima oleh tim astronom Deep Space Network di Canberra, Australia satu jam setengah setelah Cassini meledak. Data terakhir Cassini berisikan transkrip terkait komposisi planet.

Menurut penjelasan tim astronom NASA, saat Cassini hendak meledakkan diri, antena pesawat bergerak ke arah Bumi. Hal tersebut dilakukan agar proses pengiriman data berlangsung lancar tanpa hambatan.

Setelah itu, barulah Cassini meledak. Komponennya tersebar ke seluruh penjuru atmosfer. Proses peledakan ini seolah membuat Cassini telah menjadi bagian dari Saturnus.

"Cassini adalah pesawat luar angkasa yang sempurna," ujar Julie Webster, Chief Operations Cassini. "Ia telah melakukan semua tugasnya dengan baik, sesuai dengan yang kami rencanakan," tambahnya.

Cassini sendiri telah mencetak rekor karena belum pernah ada pesawat luar angkasa NASA yang sedekat itu dengan Saturnus. Karena itu, pencapaian ini diklaim harus diapresiasi dunia.

 "Meski ini merupakan tugas terakhir Cassini, kami anggap ini sebagai misi baru," kata Project Scientist Lead di NASA Jet Propulsion Laboratory Linda Spilker.

"Kami menerbangkan sebuah pesawat eksplorasi ke tempat yang belum pernah dijamah. Ketika ia terbang ke tempat yang baru, sudah jadi kewajiban baginya untuk menemukan hal yang menakjubkan," ia melanjutkan.

Puncak eksplorasi Cassini sudah terjadi pada 29 November 2016. Ia mengorbit sebuah wilayah yang disebut "F-Ring" usai mengorbit Saturnus sebanyak 22 kali pada saat itu.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya