Toko Bebas Antre dari Amazon Siap Dibuka untuk Publik

Menurut rencana, Amazon Go akan membuka toko ini hari Senin, waktu Amerika Serikat.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 23 Jan 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 10:00 WIB
Amazon
Toko Amazon Go yang buka di Seattle (sumber: cnet.com)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat mengalami penundaan, toko fisik Amazon Go, dari Amazon, akhirnya resmi dibuka untuk publik. Sebelumnya, toko ini hanya dibuka terbatas bagi pegawai Amazon saja.

Hingga saat ini tak ada perubahan mendasar dari toko ini, Amazon Go masih menawarkan pengalaman berbelanja tanpa antre dan tak ada kasir. Konsumen yang tertarik cukup memiliki aplikasi Amazon Go dan akun Amazon untuk berbelanja di toko tersebut.

Saat pelanggan tiba, mereka cukup memindai aplikasi Amazon Go di perangkatnya untuk melaporkan kedatangannya. Setelah itu, barang yang diambil konsumen akan terlacak di kamera dan secara otomatis ditagihkan ke akun Amazon konsumen.

Dikutip dari CNET, Senin (22/1/2018), toko fisik ini berlokasi di tengah-tengah kampus Amazon yang berlokasi di Seattle, Amerika Serikat. Menurut rencana, toko ini akan dibuka untuk publik pada hari Senin, waktu Amerika Serikat.

"Apa yang bisa kami lakukan adalah agar konsumen dapat berjalan (ke toko), mengabil apapun yang diinginkannya, dan pergi," tutur Vice President Amazon Go, Gianna Puerini. Selain kamera, toko ini juga memanfaatkan algoritma deep-learning untuk memungkinkannya berjalan otomatis.

Toko dengan luas 167 meter persegi ini menawarkan sejumlah makanan dan minuman yang dapat dibeli. Meski seluruh transaksi berjalan otomatis, Amazon tetap menyertakan pegawai manusia di dalam toko.

Para pegawai bertugas untuk memastikan barang yang ada di rak penjualan selalu terisi. Selain itu, ada pula pegawai lain di bagian minuman beralkohol untuk mengecek kartu identitas pembeli dan memastikannnya cukup umur untuk melakukan pembelian.

Dianggap Mengancam Ritel Tradisional

Meski menawarkan kemudahan, tak seluruh pihak ternyata menyukai ide toko otomatis dari Amazon. Ada beberapa pihak yang mengkritisi langkah ini karena dianggap mengancam keberaadan ritel tradisional, yang tak dapat bersaing.

Selain itu, tak sedikit pula yang menyebut teknologi Amazon ini dapat mengancam pekerjaan manusia. Kendati demikian, raksasa e-Commerce itu menyebut sebenarnya masih mempekerjakan sejumlah pekerja di Amazon Go.

"Pelaku ritel mau tak mau harus mengikuti cara ini. Tak ada pelanggan dalam sejarah yang ingin mengantre selama 15 menit (untuk melakukan pembayaran)," tutur seorang analis Brendan Witcher.

Amazon Go Sempat Tertunda

Di sisi lain, Amazon sendiri masih terus melakukan pengembangan. Awalnya, toko otonomos ini akan buka pada awal 2017, tapi memang perusahaan yang dipimpin Jeff Bezos tersebut baru dapat membukanya tahun ini.

Laporan dari Wall Street Journal pada Maret 2017 menyebut, masih ada masalah teknis di dalam toko. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kemampuan sensor untuk melacak pergerakan pengunjung saat kondisi toko ramai.

Kendati demikian, Amazon menolak menyebut molornya pembukaan toko untuk publik disebabkan oleh masalah teknis.

Puerini menuturkan, penundanaan pembukaan dilakukan karena adanya respon positif dari para pekerja, sehingga diputuskan untuk tak langsung dibuka ke publik.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya