Liputan6.com, California - Gim dengan unsur kekerasan memang meresahkan para orang tua. Bagaimana tidak, banyak yang sanksi gim-gim ekstrem ini memiliki dampak yang cukup besar kepada anak-anak, salah satunya seperti perubahan watak anak menjadi lebih agresif, kasar, dan temperamental.
Lantas, apakah memang benar gim dengan tema kekerasan memberikan dampak yang disebutkan?
Peneliti dari University of York, belum lama ini mengungkap gim dengan tema kekerasan justru belum tentu memberikan dampak kepada pemainnya. Dalam riset terbaru, mereka bereksperimen ke 3.000 peserta dan membuktikan kalau mereka tidak terpengaruh dengan cerita atau unsur tertentu di gim yang dimainkan.
Advertisement
Baca Juga
Para peserta riset diberikan salah satu gim beta yang dikembangkan peneliti. Pertama, peserta bermain sebuah gim di mana mereka harus memilih menghindari jenis kecelakaan: menjadi karakter manusia yang menghindari tabrakan mobil atau menjadi karakter tikus yang menghindari ditangkap kucing.
Setelah selesai bermain, mereka diberikan gambar kucing dan mobil. Lalu mereka akan ditanyakan apakah objek yang mereka lihat itu kendaraan atau hewan.
"Kalau mereka bisa menjawab sesuai dengan gambar--misal menyebut kucing sebagai hewan--mereka fokus dengan gim yang dimainkan. Ini menandakan mereka tidak terpengaruh dengan cerita atau adegan kekerasan yang ada di dalam gim," kata Dr David Pendel, pimpinan riset sebagaimana dikutip Mirror, Selasa (23/1/2018).
"Kalau mereka menyebut objeknya tidak sesuai, baru mereka terdistraksi dengan salah satu adegan kekerasan yang mengganggu," lanjutnya menerangkan.
Tak Ada Efek Jangka Panjang
Seperti diketahui, gim dengan tema kekerasan memang berbeda dengan kekerasan di televisi atau film.
Alasannya, dampak yang diberikan dari gim justru berbeda dari film. Holly Bowen, yang juga seorang kandidat doktor di departemen psikologi di Ryerson University di Toronto, mengungkap para pemain diuji sesegera mungkin setelah mereka bermain gim. Hasilnya, gim tersebut tidak mencerminkan efek jangka panjang.
Untuk menilai apakah gim dengan tema kekerasan mempengaruhi otak jangka panjang, Bowen dan koleganya, Julia Spaniol, merekrut 122 mahasiswa program sarjana psikologi untuk berpartisipasi dalam studi mereka pada memori emosi.
"Memori emosi adalah bagian sangat penting dari fungsi kognitif kamu. Jika kamu tidak ingat situasi negatif atau berbahaya, kamu tidak bisa belajar dari mereka dan menghindarinya di masa mendatang," kata Bowen.
Sebanyak 96 relawan penelitian adalah perempuan, dengan usia rata-rata adalah 19 tahun. 45 orang dalam kelompok bermain gim selama enam bulan. 77 sisanya tidak memiliki eksposur mendalam setelah bermain gim.
Kedua pemain pria dan wanita dilaporkan bermain Grand Theft Auto, Final Fantasy dan NHL (National Hockey League).
"Pria juga termasuk salah satu kalangan yang suka bermain gim ekstrem. Wanita lebih suka bermain Guitar Hero dan Rock Band atau permainan Mario Kart dibanding video kekerasan," lanjut Bowen.
Advertisement
Tes Gambar
Para peneliti menunjukkan 150 gambar yang positif, netral, dan negatif untuk para relawan penelitian.
Bowen mengungkap beberapa gambar adalah kekerasan dan pengganggu, seperti gambar orang memegang senjata ke kepala wanita. Satu jam kemudian para peneliti menunjukkan gambar lagi ke relawan, tapi secara acak dicampur dalam gambar tambahan.
Hasilnya, mereka tidak menemukan perbedaan ingatan antara kedua kelompok. Dan, para pemain dan non-pemain melaporkan tingkat yang sama dari rangsangan fisik dari gambar, dan menggambarkan perasaan yang sama bila melihat foto.
Bowen mengatakan, penelitian ini tidak dapat secara pasti mengatakan bahwa gim kekerasan tidak membuat orang peka untuk melakukan kekerasan.
"Ini tidak memberikan sepotong teka-teki, dan mungkin, gim jenis ini tidak memiliki efek jangka panjang pada kognisi dan memori.," pungkasnya.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: