Liputan6.com, Menlo Park - Harga Bitcoin memang cenderung tidak stabil. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, ia bahkan bisa menurun hingga 50 persen. Terlebih setelah Facebook memblokir iklan yang berkaitan dengan mata uang digital tersebut.
Berdasarkan informasi yang dilansir Ubergizmo, Minggu (4/2/2018) setelah Facebook melakukan blokir iklan Bitcoin beberapa hari lalu, harganya terus merangkak hari demi hari. Setiap harinya, harga Bitcoin bahkan kian menurun hingga 11 persen.
Advertisement
Baca Juga
Per Jumat (2/2/2018), laman Bitstamp Exchange melaporkan harga Bitcoin mencapai titik terendahnya senilai US$ 9.022 (setara dengan Rp 121 jutaan).
Jumlah tersebut dinilai sangat rendah, mengingat harga Bitcoin sempat ada di angka US$ 20.000 (Rp 268 jutaan) pada Desember 2017.
Bitcoin bukan satu-satunya mata uang digital yang kena dampak pemblokiran iklan Facebook. Ripple misalnya, mata uang digital terbesar ketiga tersebut juga mengalami penurunan hingga double-digit. Begitu pun dengan Bitcoin Cash.
Praktik Menyesatkan
Alasan Facebook memblokir iklan seputar mata uang digital tak lain karena mereka ingin memberantas berbagai praktik yang dinilai menyesatkan seperti Initial Coin Offering (ICO/Penawaran Koin Perdana) dan binary option.
"Kami menciptakan sebuah kebijakan baru, yaitu melarang iklan untuk mempromosikan berbagai produk dan layanan finansial, yang sering dikaitkan dengan praktik-praktik promosi menyesatkan seperti binary option, ICO dan cryptocurrency," kata Director Management Product Facebook, Rob Leathern, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/2/2018).
Facebook juga akan mengimplementasikan kebijakan baru itu ke semua platform milik perusahaan. Selain Facebook, Audience Network dan Instagram pun akan memberlakukan kebijakan baru tersebut.
Kebijakan baru ini diberlakukan untuk membuat para pengguna terus merasa nyaman saat menggunakan semua layanan milik Facebook.
"Kami ingin orang-orang terus menemukan dan mempelajari tentang berbagai produk dan layanan baru melalui iklan Facebook tanpa takut ditipu. Konon, banyak perusahaan yang mengiklankan binary option, ICO dan cryptocurrency, tidak beroperasi dengan iktikad baik," ungkap Leathern.
Advertisement
Nilai Bitcoin Sama dengan Pencarian Google
Nilai Bitcoin sendiri dinilai selaras dengan pencarian di Google Search. Menurut Co-Founder DataTrek Research, Nick Colas, jika data pencarian di Google mengenai Bitcoin mengalami peningkatan, maka hal tersebut akan berimbas pada nilainya.
Semakin banyak yang melakukan pencarian soal Bitcoin, maka nilainya akan ikut naik, begitu juga sebaliknya.
"Pencarian Bitcoin saat ini benar-benar menurun. Jadi, nilai itu sama dengan kondisi nilai Bitcoin sekarang," tutur Colas.
Lebih lanjut, Colas menjabarkan bukti lain yang mendukung adanya pencarian Bitcoin pada November tahun lalu. Saat itu, tren pencarian mengenai Bitcoin meningkat ketika Thanksgiving 2017 di Amerika Serikat. Kondisi itu sejalan dengan jumlah dompet Bitcoin yang terbentuk.
"Namun, beberapa hari kemudian, harga Bitcoin jatuh, begitu pula dengan pencariannya," sambungnya. Kendati demikian, Colas menilai masa depan Bitcoin tidak terlalu mengkhawatirkan karena berbekal teknologi, investasi ini masih aman untuk jangka panjang.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: