Bos Facebook Dicecar Soal Kebocoran Data oleh Parlemen AS

Dihadapan para senator yang hadir, Zuckerberg langsung diberondong berbagai macam pertanyaan selama lima jam terkait privasi dan penggunaan data Facebook.

oleh Yuslianson diperbarui 11 Apr 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 09:09 WIB
Mark Zuckerberg di Depan Senat AS: Saya Minta Maaf
Mark Zuckerberg di Depan Senat AS: Saya Minta Maaf (BRENDAN SMIALOWSKI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Skandal penyalahgunaan data 87 juta pengguna berujung dengan dipanggilnya CEO Facebook, Mark Zuckerberg, ke Capitol Hill di Washington, DC.

Dihadapan para senator yang hadir, Zuckerberg langsung diberondong berbagai macam pertanyaan selama lima jam terkait privasi dan penggunaan data Facebook.

Pria yang akrab dipanggil Zuck ini terlihat terbata-bata dan gugup menjawab berbagai macam pertanyaan, mulai dari 87 juta data pengguna yang bocor hingga pertanggung jawaban Facebook tentang hal tersebut.

Dalam kesaksiannya, Zuckerberg mengungkapkan bahwa perusahaannya sedang bekerja sama dengan penasihat khusus menyoal kabar penyalahgunaan data dan campur tangan pihak Rusia dalam kampanye presiden 2016.

"Saya yang pertama mengakui, kami tidak mengambil pandangan yang luas terlepas tanggung jawab kami sebagai penyedia platform dan data-data pribadi pengguna," ucap suami Priscilla Chan ini.

Zuckerberg pun tampak menyesal dan mengakui kesalahannya untuk tidak memberitahu ke pengguna Facebook lebih cepat atas kasus penyalahgunaan data ini.

"Itu adalah kesalahan dan mengetahui apa yang kita ketahui sekarang, kita seharusnya menangani banyak hal secara berbeda," kata Zuckerberg yang dikutip dari Forbes, Rabu (11/4/2018).

Data Pengguna Facebook di 10 Negara Bocor

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Baru-baru ini, perusahaan milik Mark Zuckerberg itu mengungkap jumlah data pengguna negara mana saja yang bocor.

Dalam keterangan resminya, perusahaan mengungkap informasi dari 87 juta pengguna disalahgunakan oleh perusahaan konsultan politik, Cambridge Analytica.

Dari data yang diungkap oleh Mike Schroepfer selaku Chief Technology Officer Facebook, penyalahgunaan data Facebook di Amerika Serikat (AS) mencapai angka 70,6 juta akun.

Selanjutnya, Filipina dengan 1,2 juta akun pengguna Facebook dan Indonesia dengan kisaran angka di 1 juta akun pengguna.

Selain tiga negara yang disebutkan di atas, negara seperti Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia pun ikut menjadi korban.

Skandal Penyalahgunaan Data Facebook

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Seperti disebutkan sebelumnya, Facebook saat ini sedang tersandung masalah tentang kasus penyalahgunaan puluhan juta pengguna dengan melibatkan pihak ketiga.

Kabar ini mencuat pertama kali setelah The Guardian melaporkan Cambridge Analytica menggunakan data para pengguna Facebook itu, untuk kepentingan komersial.

Seluruh data tersebut dikumpulkan melalui sebuah aplikasi bernama thisisyourdigitallife, yang dibuat oleh Aleksandr Kogan, terpisah dari pekerjaannya di Cambridge University.

Melalui perusahaannya, Global Science Research (GSR), Kogan berkolaborasi dengan Cambridge Analytica dengan membayar ratusan ribu pengguna Facebook agar menjalani pengujian kepribadian dan menyetujui data mereka diambil untuk kepentingan akademis.

Selain itu, aplikasi tersebut juga mengumpulkan informasi dari teman-teman test-taker di Facebook, yang menyebabkan akumulasi puluhan juta data.

Facebook dilaporkan sudah lama mengetahui masalah tersebut, tapi perusahaan dikiritik karena tidak mengambil langkah serius untuk mengatasinya.

(Ysl/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya