Kongres AS Gempur Mark Zuckerberg Habis-habisan

Selama jajak pendapat berlangsung, CEO Facebook Mark Zuckerberg dianggap belum berhasil memberikan jawaban yang memuaskan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 12 Apr 2018, 12:36 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 12:36 WIB
Mark Zuckerberg Hadapi  Kongres Amerika Serikat
CEO Facebook Mark Zuckerberg memberikan kesaksian di hadapan Kongres dan Senat Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, Senin (10/4). Mengenakan jas hitam, Zuckerberg bisa dibilang cukup tenang dan serius dalam menjawab pertanyaan. (AP /Andrew Harnik)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Facebook Mark Zuckerberg masih harus bertemu dengan anggota kongres Amerika Serikat terkait penyalahgunaan data 87 juta pengguna Facebook. Dalam pertemuan itu, ZUckerbergh dicecar banyak pertanyaan oleh para anggota Kongres.

Bahkan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/4/2018), ia sempat membuat kesal sejumlah anggota Kongres. Alasannya, dalam dua kali rapat tersebut, Zuckerberg tak memberi jawaban yang memuaskan.

Selain keamanan data pengguna, hal lain yang juga menjadi sorotan adalah isu praktik monopoli oleh Facebook. Menurut Senator Dan Sullivan menyebut peraturan dapat memperkuat kekuatan dominan, dan dalam hal ini Facebook adalah perusahaan dominan.

Ketika itu, ia diminta menjawab pertanyaan mengenai kompetitor Facebook saat ini. Zuckeberg yang menjawab dengan terbata-bata menyebut Google, Apple, Amazon, dan Microsoft merupakan perusahaan yang berjalan seiringan dengan Facebook.

Namun, jawaban itu ternyata tak juga memuaskan, sehingga Senator Lindsey Graham meminta penjelasan lebih lanjut. Untuk menegaskan pertanyaan, ia pun sempat membandingkannya dengan industri penjualan mobil.

"Kalau saya beli Ford dan tidak berfungsi dengan baik serta tidak menyukainya, saya bisa beli Chevy. Jika saya kesal dengan Facebook, produk apa yang bisa saya pakai sebagai gantinya?" tuturnya.

Zuckerberg pun berkelit dan tidak menyebut nama perusahaan kompetitornya. Ia hanya menyebut rata-rata orang Amerika menggunakan delapan aplikasi berbeda untuk saling terhubung, Facebook hanya salah satunya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kerap Bilang Tak Punya Jawaban

CEO Facebook Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg memenuhi panggilan untuk bersaksi di hadapan Komite Senat Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, Senin (10/4). (AP Photo/Alex Brandon)

Suami dari Priscillia Chan itu juga kerap menangkis sejumlah pertanyaan, seperti mengenai seberapa banyak kontrol yang dimiliki pengguna atas data mereka di Facebook. Hingga akhir rapat dengar pendapat berakhir, belum ada konsensus di antara anggota Kongres.

Zuckerberg sendiri menolak untuk mendukung undang-undang baru tentang privasi data. Dalam kesempatan itu, ia juga secara tegas menolak untuk mengubah cara bisnis Facebook saat ini.

"Tidak bisa dielakkan lagi, diperlukan peraturan baru," kata Zuckerberg, sayangnya dia tidak menyebut peraturan seperti apa yang dimaksud. Tak hanya itu, Zuckerberg juga dianggap sukses berkelit dari pertanyaan yang diajukan.

Terhitung sebanyak 40 kali, ia mengatakan dirinya tidak memiliki jawaban dan akan kembali lagi nanti. Sementara, satu dari tiga anggota Kongres mendapat tanggapan itu selama dua hari.


Zuckerberg Dianggap Selalu Berkelit

Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Anggota Kongres AS Perwakilan dari Demokrat Debbie Dingell sempat frustrasi dengan janji-janji manis Zuckerberg untuk memberikan jawaban secara tertulis di kemudian hari.

"Ada beberapa hal mencolok tentang percakapan ini. Sebagai CEO, Anda tidak tahu beberapa fakta utama (dari masalah yang dihadapi Facebook)," kata Dingell.

Namun, satu hal yang begitu dipegang teguh oleh bos platform Instagram dan WhatsApp, adalah konsistensi dirinya yang menyebutkan pengguna Facebook bisa mengontrol penuh data-data mereka.

"Bagaimana konsumen dapat mengontrol data mereka jika Facebook tidak memiliki kendali atas data?" tanya Perwakilan New Jersey Frank Pallone.

Zuckerberg mengatakan, Facebook butuh waktu beberapa bulan untuk menyelesaikan serangkaian audit aplikasi-aplikasi yang mungkin juga menyalahgunakan data pengguna Facebook.

"Saya mengira, kami akan menemukan beberapa aplikasi lain yang mungkin melakukan sesuatu yang mencurigakan atau menyalahgunakan data pengguna," katanya.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya