Penjahat Siber Sasar Pembeli Tiket Piala Dunia 2018 yang Lengah

Kaspersky Lab mengklaim, email phising yang menawarkan kesempatan untuk memperoleh tiket tamu ke Piala Dunia 2018 semakin marak.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jun 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2018, 18:00 WIB
Hacker
Ilustrasi hacker (thehackernews.co)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah ahli keamanan siber dari Kaspersky Lab mengklaim, email phising yang menawarkan kesempatan untuk memperoleh tiket tamu ke Piala Dunia 2018 semakin marak.

Pecinta sepak bola yang 'gelap mata' pun rela merogoh kantong dalam-dalam untuk mendapatkan tiket tersebut, padahal harganya berkali lipat dari aslinya.

Disampaikan melalui keterangan resmi kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (13/6/2018), beberapa tiket Piala Dunia 2018 ditawarkan dengan harga lebih tinggi dari yang asli.

Tak hanya itu, tiket yang dijual pun kemungkinan besar tak dapat digunakan karena ketatnya pendaftaran dan prosedur pindah tangan.

Diketahui, para penipu hanya ingin mengambil uang dan mengumpulkan data pribadi pengguna, termasuk informasi pembayaran untuk mencuri lebih banyak uang.

Besarnya ajang Piala Dunia ini dimanfaatkan para penjahat siber dengan menyasar penggemar sepak bola yang kurang waspada.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Metode Penjahat Siber Tipu Korban

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Dalam aksinya, para korban menerima email yang seakan-akan merupakan email asli dari penyelenggaraan Piala Dunia 2018.

Sistem pembelian tiket Piala Dunia 2018 sendiri bisa dikatakan cukup rumit. Contohnya, pembelian tiket resmi hanya tersedia melalui situs resmi FIFA 2018 dan melalui proses berlapis untuk alasan keamanan.

Pemesanan tiket melalui tiga tahap dan satu tiket hanya berlaku untuk satu orang. Pengecualian berlaku untuk "tiket tamu" yang memungkinkan pembelian hingga tiga tiket tambahan.

Dengan catatan, tiket tamu ini harus mendaftarkan nama dan pemegang identitas tersebut merupakan pemilik tiket yang sah. Perubahan hanya bisa berlaku jika pemegang tiket yang sah melakukan pemindahan ke nama penerima berikutnya.

"Dengan prosesnya yang rumit, para penipu justru menjadikan hal ini sebagai keuntungannya," kata Andrey Kostin, Senior Web-Content Analyst di Kaspersky Lab.

 


Situs Resmi FIFA Alami Lonjakan

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Ia juga menjelaskan, ketika laman pembelian tiket dibuka, situs resmi FIFA mengalami lonjakan kunjungan seiring banyaknya pembeli yang mencoba melakukan pemesanan sehingga dapat menyebabkan masalah koneksi.

Dalam proses pembelian tersebut, pelaku akan membeli tiket sebanyak mungkin dan kemudian dijual kembali kepada para penggemar sepak bola yang putus asa.

Dengan kondisi tiket yang telah terjual habis, para penggemar tidak ada pilihan selain membeli di calo atau pihak ketiga demi menyaksikan pertandingan. Apalagi bila data pribadi penggunanya telah direkam.

"Dengan pengumpulan data pribadi, selanjutnya bisa dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan pencurian uang. Kami mengingatkan para fans sepak bola untuk ekstra waspada dan cerdas saat melakukan pembelian tiket," ungkapnya.

"Jangan terkecoh dengan bentuk tawaran apapun. Satu-satunya cara untuk mendapatkan tiket yang asli adalah dengan membeli dari penjual resmi," ungkapnya."

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

(Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya