Cabut Bisnis Smartphone di Beberapa Negara, Sony Menyerah?

Sony Mobile dilaporkan akan mengakhiri operasinya di beberapa wilayah pada akhir tahun ini.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Jun 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 14:00 WIB
Sony mengumumkan smartphone flagship terbaru, Xperia XZ Premium, di MWC 2017.
Sony mengumumkan smartphone flagship terbaru, Xperia XZ Premium, di MWC 2017 (Foto: mirror.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, divisi mobile Sony diakui tak lagi jumawa.

Alasannya, smartphone besutan vendor asal Jepang itu tak mampu meraih sukses besar.

Karena itu, menyerah atau keluar dari pasar di wilayah tertentu menjadi pilihan Sony. Terbaru, informasi berasal dari Evan Blass yang mengungkap sejumlah negara tempat Sony hengkang.

Dikutip dari Android Police, Jumat (28/6/2018), Sony Mobile akan menutup operasinya di Timur Tengah, Turki, dan Afrika.

"Saya dengar perusahaan akan menghentikan operasi dan kantor di wilayah tersebut mulai Oktober," tulis akun @evleaks.

Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah cuitan dari Evan tersebut benar adanya.

Sony sendiri hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait ditutupnya operasi perusahaan di sejumlah negara tersebut.

Di sisi lain, rumor seakan menegaskan kabar sebelumnya yang menyebut Sony tak lagi berharap banyak pada bisnis smartphone.

Hal itu diketahui dari pernyataan CEO baru Sony Kenichiro Yoshida bulan lalu.

Ketika itu, ia telah mengumumkan rencana perusahaan untuk tiga tahun ke depan, yang mencakup ketergantungan pertumbuhan pendapatan dari bisnis berlangganan gim dan hiburan.

Ia dinilai memberikan sinyal pendapatan dari sisi konten, software, dan layanan lebih penting, mengingat bisnis hardware tengah lesu.

Sony Tak Lagi Berharap Banyak pada Bisnis Smartphone

Sony
Smartphone kelas menengah terbaru Sony. (Foto: Sony)

Analis dari Sanford C. Bernstein & Co di Hong Kong, David Dai, menyebut Yoshida sudah jelas mengirim sinyal pendapatan dari bisnis konten, software, layanan, dan segmen berlangganan adalah hal penting. 

"Semuanya itu akan mendorong pertumbuhan dan sekaligus mempertahankan pertumbuhan perusahaan," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/5/2018).

Dengan demikian, bisa dikatakan Sony tampak tidak lagi menggantungkan harapan tinggi untuk bisnis hardware, termasuk smartphone.

Penjualan produk hardware utamanya diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun ini, termasuk konsol PlayStation, TV, kamera digital dan smartphone.

Perusahaan asal Jepang itu memperkirakan akan menjual 16 juta unit konsol PlayStation, 11,5 juta TV, 3,8 juta kamera digital dan 10 juta smartphone pada tahun fiskal 2018. Jumlah ini menurun jika dibanding tahun lalu.

Pada tahun fiskal 2017, penjualan konsol PlayStation mencapai 19 juta unit, TV 12,4 juta, kamera digital 4,4 juta dan smartphone sebanyak 13,5 juta unit.

Sony selama tiga tahun belakangan terus mengalami kemerosotan di pasar smartphone, sedangkan para rivalnya dari Asia kian agresif. Penjalan smartphone Sony mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak 2015.

Pada tahun fiskal 2015, penjualan smartphone Sony turun menjadi 24,9 juta unit dari 39,1 juta setahun sebelumnya.

Sejak itu, pangsa pasarnya kian lesu dan hingga akhirnya Sony memperkirakan penjualan smartphone besutannya akan kembali mengalami penurunan pada tahun ini. 

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilhan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya