Liputan6.com, Jakarta - Banyak generasi milenial yang layak mendapat kredit, namun ditolak oleh bank karena kurangnya sistem verifikasi identitas dan data kredit. Peluang ini kemudian memicu munculnya beberapa startup financial technology (fintech) di Indonesia.
Salah satunya adalah penyedia kredit ritel online, yang rata-rata menawarkan solusi alternatif, seperti memberikan opsi kredit online yang memungkinkan orang meminjam atau berbelanja tanpa harus mendaftar atau memiliki kartu kredit.
Advertisement
Baca Juga
Kredivo, salah satu pelopor dalam industri ini memiliki misi untuk memberikan akses kredit instan melalui proses serba digital dan otomatis dengan suku bunga seperti bank.
Dalam hal ini Kredivo mengklaim memanfaatkan analitik data mendalam di seluruh jejak digital pengguna untuk mengotomatisasi penilaian risiko kredit dan penyederhanaan checkout e-Commerce dengan menawarkan solusi pembayaran dua kali klik kepada para merchant e-Commerce.
Namun, ada beberapa tantangan utama yang harus dihadapi penyedia kredit ritel online. Menurut Akshay Garg, CEO and Co-Founder of FinAccel (perusahaan induk Kredivo), ada dua tantangan utama yang dihadapi oleh penyedia kredit ritel online.
"Pertama bagaimana merancang layanan yang mampu memproses ratusan Gigabytes data mentah yang tidak terstruktur per hari secara real-time untuk menghasilkan skor kredit berkualitas tinggi? Kedua bagaimana mengaktifkan mesin transaksi yang dengan mudah dapat menangani ratusan ribu permintaan transaksi per hari dengan waktu respons kurang dari 50 milidetik?," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/9/2018)
Â
Mendobrak Tantangan
Untuk mengatasi tantangan ini Kredivo memilih menggunakan layanan Cloud dari Amazon Web Service (AWS) untuk memastikan bahwa platform-nya berjalan lancar dengan andal dan aman. Kredivo menggunakan beberapa layanan seperti AWS Glue, Amazon Redshift, Amazon Elastic MapReduce (EMR), dan AWS Elastic Load Balancing.
"Hasilnya, dengan menggunakan layanan AWS, kami telah mencapai pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) hingga 30 persen transaksi per bulan dan 35 persen CAGR aplikasi per bulan," jelas Akhsay.
Kredivo mulai mengeksplorasi penggunaan AWS dengan AWS free-tier, kemudian menggantinya dengan program startup dan terus berkembang karena adanya kebutuhan skalabilitas, performa tinggi, fleksibilitas, efektivitas biaya, dan implementasi.
Alie Tan, CTO Kredivo menuturkan perusahaan menggunakan AWS Lambda dan Kinesis untuk memproses data streaming real-time, yang disimpan dalam S3 dan RDS untuk persetujuan pendaftaran konsumen, termasuk pemrosesan transaksi, pembersihan dan pengumpulan data.
Ditambah layanan AWS lain seperti EC2, ECS, ELB, ALB, Elastic Beanstalk, Elasticache, AWS MQ, SQS, SES, GuardDuty, Glue, Athens, Cloudfront, Route 53, dan Amazon Redshift and Recognition.
“Untuk memastikan keamanan data, sistem kami dilindungi dengan keamanan tingkat yang sama dengan bank melalui enkripsi 256-bit SSL, dan di atas itu, melalui UAR (user access rights) yang diatur secara ketat," ucap Akshay.
Â
Advertisement
Bidik Milenial
Selain memiliki penilaian aplikasi kredit (A-SCORE), Akshay melanjutkan, Kredivo juga mempunyai penilaian perilaku (B-SCORE) dan collection scoring (C-score), yang sepenuhnya otomatis dan real-time, sehingga memungkinkan untuk memblokir transaksi mencurigakan, menangguhkan sementara atau membuat daftar hitam pengguna dan mengevaluasi ulang mereka.
Dia menambahkan, berkat AWS, Kredivo mampu membuat generasi milenial merasakan pengalaman kelas dunia dengan aplikasinya. Dari mulai menginstal aplikasi hingga persetujuan transaksi, dengan keseluruhan proses yang hanya memakan waktu kurang dari lima menit.
Kredivo sendiri saat ini tersedia di lebih dari 200 merchant e-Commerce di Indonesia, termasuk para lima besar e-Commerce. Untuk memungkinkan penilaian kredit dan kinerja ini, Kredivo memerlukan solusi teknologi yang dapat sepenuhnya mengakomodasi semua proses aplikasi dan transaksi, termasuk memastikan keamanan data pengguna.
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini