Facebook Hapus 559 Page dan 251 Akun Spam

Facebook telah menghapus sebanyak 559 page dan 251 akun untuk membuat layanannya bersih dari spam.

oleh Andina Librianty diperbarui 15 Okt 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2018, 09:00 WIB
Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook telah menghapus sebanyak 559 page dan 251 akun untuk membuat layanannya bersih dari spam. Hal ini disampaikan Facebook dalam keterangan resminya bertajuk, "Removing Additional Inauthentic Activity from Facebook".

Ratusan Page dan akun yang dihapus dinilai kerap melanggar aturan terkait penyebaran spam dan menunjukkan perilaku tidak otentik yang terkoordinasi.

"Banyak yang menggunakan akun palsu dan sejumlah akun dengan nama sama, serta mengunggah konten dalam jumlah besar di seluruh jaringan Groups dan Pages untuk mengarahkan trafik ke situs web mereka. Banyak yang menggunakan teknik sama untuk membuat konten mereka lebih populer di Facebook daripada yang sebenarnya," tulis Facebook dalam keterangannya, seperti dikutip dari Softpedia, Senin (15/10/2018).

Meski menurut Facebook yang berkoordinasi satu sama lain dapat disebabkan beberapa alasan sah, namun sangat mudah untuk membedakan tujuan-tujuan "nakal" dari akun dan Page yang telah dihapus.

Selain mendorong trafik ke situs mereka menggunakan sejumlah akun palsu dan memalsukan popularitas di platform, Page dan akun yang dihapus juga berperilaku sebagai penghasil iklan yang menyamar sebagi forum debat politik.

"Seiring kami yang menjadi lebih baik dalam mengungkapkan penyalahgunaan semacam ini, orang-orang di baliknya--apakah termotivasi secara ekonomi atau politik--akan mengubah taktik mereka untuk menghindari deteksi. Ini sebabnya kami terus berinvestasi, termasuk dalam teknologi yang lebih baik, untuk mencegah penyalahgunaan semacam ini," tulis Head of Cybersecurity Policy Facebook, Nathaniel Gleicher.

Menurut Gleicher, entitas pelanggar regulasi yang diihapus mengorganisir Page dan akun mereka sebagai sebuah jaringan yang didesain untuk menyebar spam di Facebook Group dengan unggahan clickbait. Unggahan tersebut bertujuan untuk mendorong trafik ke situs web yang mereka punya.

Selain itu, spammer juga membuat dan menggunakan akun-akun palsu yang didesain untuk memalsukan "like" dan membagikan unggahan Facebook mereka untuk meningkatkan engagement, yang secara efektif meningkatkan peringkat News Feed.

Langkah Facebook menghapus konten dan akun spam tersebut sebagai tindakan untuk membuat layanannya tetap "sehat".

"Karena orang-orang hanya akan berbagi di Facebook Jika mereka merasa aman dan mempercayai koneksi yang mereka buat di sini," ungkap Gleicher.

Kemkominfo Resmi Blokir Grup LGBT di Facebook

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Terlepas dari permasalahan ratusan akun spam itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akhirnya memblokir konten-konten grup Facebook LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) di Garut, Jawab Barat, yang belakangan ramai dibicarakan warganet. Hal ini disampaikan Ferdinandus Setu, Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo dalam keterangan resminya, Jumat (12/10/2018).

"Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika telah memblokir grup Facebook LGBT yang dalam beberapa hari ini telah menghebohkan netizen Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Nando tersebut.

Langkah pemblokiran terhadap grup facebook LGBT itu dilakukan setelah mendapat surat elektronik dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang meminta grup Facebook tersebut diblokir karena dinilai dapat membahayakan anak-anak dan remaja di wilayah Garut dan sekitarnya.

"Group LGBT di Garut tersebut, menurut KPAI berpotensi mengampanyekan praktik gay di kalangan anak-anak atau remaja laki-laki," Nando menambahkan.

Sebelumnya, Subdit Pengendalian Konten Internet Negatif Ditjen Aplikasi Informatika Kemkominfo RI telah melakukan penelusuran dan analisis terhadap muatan grup Facebook tersebut. Mereka menemukan beberapa konten yang mengandung muatan pornografi.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya