Ada 10 Juta Pesan Propaganda Penganggu AS di Twitter

Berdasarkan laporan tersebut, ada 3.841 akun yang berafiliasi dengan Badan Riset Internet (IRA) di Rusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 20:00 WIB
Twitter
Ilustrasi Twitter (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Twitter baru saja merilis data lebih dari 10 juta twit yang diduga berafiliasi dengan organisasi siber Rusia, serta ratusan troll internet yang berbasis di Iran.

Cuitan dan akun itu diduga menyebarluaskan propaganda dan mengarahkan opini warganet Amerika Serikat (AS).

Rilis tersebt diluncurkan untuk memenuhi janji Twitter kepada Kongres Amerika Serikat (AS) mengenai sikap transparan jelang pemilu paruh waktu pada November 2018.

Data yang dirilis Twitter kemudian dianalisis dan dipublikasikan dalam Laporan Lab Riset Digital Forensic, The Atlantic Council/DFRlab.

Berdasarkan laporan tersebut, ada 3.841 akun yang berafiliasi dengan Badan Riset Internet (IRA) di Rusia.

Sementara itu, 770 akun lainnya berafiliasi dengan Iran, serta sebanyak 10 juta twit, serta 2 juta gambar, video, dan media lain.

Dalam laporannya, para pengacau dunia maya dari Rusia menyasar politisi AS. Mereka mengincar tokoh haluan kiri (liberal, Partai Demokrat) dan kanan (konservatif, Partai Republik). Tujuannya tak lain untuk menabur perselisihan.

DFRlab menyebut, para pengacau Rusia ini menebar puluhan ribu twit ulang pada postingan tertentu, termasuk komentar selebritis yang berafiliasi dengan partai tertentu.

IRA, selain pengaruhnya di luar negeri, juga berpengaruh ke dunia maya dalam negeri. IRA diduga berperan mempengaruhi opini publik dalam pemberitaan konflik Ukraina-Rusia.

Dua Bulan, Twitter Tangguhkan 70 Juta Akun

Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter (Liputan6.com/Sangaji)

Twitter menunjukkan komitmennya melawan akun mencurigakan dan palsu. Berdasarkan data yang dirangkum The Washington Post, Twitter telah menangguhkan lebih dari satu juta akun setiap hari dalam dua bulan terakhir.

Dikutip dari The Washington Post, Minggu (8/7/2018), total akun yang ditangguhkan oleh Twitter dalam periode Mei dan Juni 2018 sudah lebih dari 70 juta.

Berdasarkan konfirmasi dari Twitter, tingkat penangguhan akun meningkat lebih dari dua kali lipat sejak Oktober 2017.

Pada tahun lalu, situs microblogging itu mendapatkan tekanan dari kongres tentang bagaimana Rusia mengunakan akun palsu untuk mencampuri Pilpres AS.

Tak berhenti sampai Juni 2018, Twitter pun terus melanjutkan langkahnya tersebut. Menurut seorang sumber, pemblokiran agresif akun tersebut kemungkinan telah mengakibatkan penurunan jumlah pengguna bulanan pada kuartal II tahun ini.

Twitter menolak berkomentar tentang kemungkinan penurunan basis penggunanya.

Lebih lanjut, Vice President for Trust and Safety Twitter, Del Harvey, mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa perusahaan mengubah proses antara mempromosikan wacana publik dan menjaga keamanan.

Ia menambahkan, Twitter baru-baru ini mampu mendedikasikan sumber daya dan mengembangkan kemampuan teknis untuk mengetahui perilaku mencurigakan.

"Salah satu pergeseran terbesar adalah bagaimana kami berpikir tentang menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan kebebasan berekspresi untuk 'mendinginkan' pernyataan orang lain. Kebebasan berekspresi tidak terlalu berarti jika membuat orang-orang merasa tidak aman," ungkap Harvey.

Adapun Twitter pada akhir tahun lalu tercatat memiliki 330 juta pengguna aktif bulanan.

Reporter: Maulana Kautsar

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya