5 Peristiwa Pilu di Dunia Teknologi yang Terjadi Sepanjang 2018

Berikut adalah beberapa peristiwa pilu berhubungan dengan teknologi yang mewarnai 2018 dan mencuri perhatian masyarakat dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 14 Des 2018, 07:30 WIB
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak peristiwa pilu yang berhubungan dengan teknologi mewarnai 2018. Beberapa peristiwa tersebut sempat viral dan mencuri perhatian publik.

Salah satu yang paling banyak diperbincangkan adalah kebocoran data Facebook dan layanan Path yang tutup usia.

Selain itu, ada beberapa peristiwa teknologi lain yang tak kalah bikin heboh. Tekno Liputan6.com mencatat, ada 5 peristiwa teknologi yang tak luput dari perhatian sepanjang 2018.

Apa saja? Berikut daftarnya sebagaimana dirangkum dari berbagai Merdeka.com, Jumat (14/12/2018).

1. Path Tutup

Ilustrasi Path eror. (pingwest.com)

Setelah memutuskan untuk memberhentikan layanannya pada 17 September silam, akhirnya satu bulan berikutnya di 18 Oktober, Path akhirnya resmi tutup.

Lahir pada November 2010 dan dibesut oleh mantan petinggi Facebook, Shawn Fanning dan Dave Morin, Path langsung digandrungi oleh warganet.

Berdasar data dari Tech Crunch, pengguna Path melonjak dari 30 ribu pengguna ke 300 ribu pengguna dalam waktu kurang dari satu bulan.

Namun seiring waktu, Path pun mulai ditinggal oleh penggunanya. Fitur yang terbatas dan tidak konsisten dengan angka pertemanan di dalam aplikasi, merupakan salah satu alasan kenapa Path sepi pengguna.

 

2. Yahoo Messenger Setop Beroperasi

(Foto © Softpedia)

Yahoo Messenger memiliki jasa besar dalam pengembangan budaya internet dunia. Sebelum kehadiran BBM, LINE, iMessage, ataupun WhatsApp, warganet mengenal layanan aplikasi olah pesan ini.

Namun saat diakuisisi oleh Verizon, Yahoo memutuskan untuk menghentikan operasi layanan YM pada 17 Juli 2018.

Kabarnya, Yahoo sendiri disebut sedang fokus untuk mengembangkan layanan baru yang masih berkaitan dengan platform komunikasi seperti messaging.

 

3. Kasus Pelecehan Seksual Google

Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

2018 adalah tahun di mana aksi pelecehan seksual didengung-dengungkan untuk diberantas, sehingga muncul berderet pergerakan seperti #MeToo.

Tak cuma di dunia seleb, pergerakan ini juga mencanangkan untuk diberantasnya pelecehan seksual di tempat kerja. Salah satu yang kena adalah raksasa teknologi Google.

CEO Google, Sundar Pichai mengatakan, perusahaan raksasa teknologi itu telah memecat 48 karyawan dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Hal ini menjadi ramai di internet setelah The New York Times merilis sebuah laporan soal pencipta Android, Andy Rubin.

Disebutkan, dia telah menerima paket pesangon senilai USD 90 juta ketika meninggalkan perusahaan tersebut, setelah seorang karyawan Google menuduhnya melakukan pelanggaran seksual.

4. Kebocoran Data Facebook

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Kebocoran data Facebook adalah skandal terbesar yang dihadapi oleh perusahaan rintisan Mark Zuckerberg tersebut.

Hal ini terjadi setelah Cambridge Analytica menggunakan data dari jutaan profil jejaring sosial terbesar tersebut untuk mempengaruhi hasil pemilu Presiden AS pada 2016 lalu.

Data-data yang dipanen ini termasuk di antaranya adalah apa saja yang kamu like di berbagai situs di Facebook.

Dengan data yang dibangun dari like ini saja, algoritma yang dikembangkan Cambridge Analytica bisa mengetahui berbagai hal seperti ras, gender, orientasi seksual, bahkan trauma masa kecil dan juga kerentanan terhadap jenis narkoba tertentu.

 

5. Google Plus Bocorkan Data dan Tutup

Google Plus. Dok: dyk.life

Setelah mengungkap sendiri kalau Google Plus mengalami ratusan ribu kebocoran data pribadi pengguna, Google memutuskan untuk menutup layanannya tersebut.

Disebutkan, penyebab kebocoran data pengguna ditengarai berasal dari sebuah bug API di dalam platform, yang bisa memberikan akses kepada pengembang aplikasi pihak ketiga untuk mengakses profil dan data pribadi pengguna Google Plus.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya