Liputan6.com, Jakarta - Ada sosok lucu berpakaian sebagai karakter berkumis khas dari gim populer di dunia, Monopoly, yang hadir pada rapat dengar pendapat CEO Google, Sundar Pichai di depan komite hukum DPR Amerika Serikat.
Siapa dia? Menyebut dirinya sebagai Monopoly Man, pria yang diidentifikasi sebagai Ian Madrigal itu muncul pertama kali di dengar pendapat Senotor di Equifax pada tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari akun Twitter yang bernama @wamandajd, Kamis (13/12/2018), Madrigal mengatakan dalam sebuah posting di Twitter, mereka memegang "Get-Out-Of-Jail-Free Card" (kartu bebas penjara) pada saat sidang Google.
I’m baaaack! 🧐Monopoly Man returns to Congress to troll the CEO of the biggest Monopoly in the world: Google.WATCH LIVE HERE: https://t.co/yEbEzX8muM pic.twitter.com/VvvVr2csyN
— Ian Madrigal - The Monopoly Man (@wamandajd) December 11, 2018
Diketahui, Madrigal adalah direktur strategi untuk Revolution Messaging, perusahaan yang dijalankan oleh Keegan Goudiss, direktur iklan digital Bernie Sanders selama pemilihan 2016.
"Kami tidak dapat memaksa bagaimana Google menggunakan data pribadi, dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan cara memboikot internet," kata Madrigal dalam sebuah pernyataan di Twitter.
I’m baaaack! 🧐Monopoly Man returns to Congress to troll the CEO of the biggest Monopoly in the world: Google.WATCH LIVE HERE: https://t.co/yEbEzX8muM pic.twitter.com/VvvVr2csyN
— Ian Madrigal - The Monopoly Man (@wamandajd) December 11, 2018
"Kita tidak bisa mengandalkan raksasa teknologi untuk mengatur diri mereka sendiri, Kongres sudah terlalu lama berdiam diri dan melewatkan momen tersebut untuk ikut campur dan melakukan tugasnya."
Google must not be tracking all our movements, because they certainly didn’t see me coming! pic.twitter.com/W1281PFgmf
— Ian Madrigal - The Monopoly Man (@wamandajd) December 11, 2018
CEO Google Jawab Pertanyaan Anggota Komite
Pada sidang Selasa (11/12/2018) waktu Amerika Serikat, Pichai memberikan jawabannya tentang berbagai macam pertanyaan dari perwakilan DPR tersebut.
Adapun Google menjawab berbagai pertanyaan, termasuk penyaringan hasil pencarian dan kontrol yang bias tentang bagaimana Google mengelola misinformasi di dalam platform-nya.
(Ysl/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement