Liputan6.com, Jakarta - Huawei sangat berkomitmen untuk membuktikan kepada dunia bahwa perusahaannya bukan mata-mata Tiongkok.
Sebagai bentuk komitmen, Huawei telah menyiapkan investasi sebesar US$ 2 miliar untuk keamanan siber dalam lima tahun ke depan.
Dilansir Softpedia, Senin (24/12/2018), Huawei ingin meningkatkan kualitas fasilitas laboratorium dan merekrut pakar keamanan baru.
Advertisement
Hal ini sebagai bentuk upaya Huawei mengatasi isu yang menyebutkan produknya digunakan untuk mengumpulkan informasi dan diberikan kepada pemeritah Tiongkok.
Baca Juga
Para petinggi Huawei kabarnya mengatakan, bahwa meskipun laporan media dan keprihatinan publik diungkapkan oleh beberapa negara, tapi sejauh ini tidak ada bukti produk-proudknya dapat menimbulkan ancaman keamanan nasional. Pihak Huawei pun telah berulang kali membantah kecurigaan tersebut.
"Mengunci para kompetitor di luar tidak akan membuat diri sendiri menjadi lebih baik. Kami pikir setiap kekhawatiran atau dugaan terhadap keamanan Huawei seharusnya berdasarkan bukti faktual," ungkap Huawei Rotating Chariman, Ken Hu.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Hu mengenaskan bahwa Huawei membantah segala tuduhan yang menyebut perusahaan sebagai ancaman bagi negara-negara di luar Tiongkok.
"Tanpa bukti faktual, kami tidak akan menerima dan menentang tuduhan-tuduhan tersebut," tuturnya.
Tudingan Spionase Siber
Sejauh ini memang tidak ada bukti atas tudingan spionase siber terhadap Huawei. Para awal pekan ini, misalnya, pemerintah Jerman mengatakan tidak menemukan bukti apa pun terkait dugaan peralatan Huawei yang dijual terlibat dalam spionase siber.
Di sisi lain, Republik Ceko, memperingatkan bahwa menggunakan berbagai produk Huawei dapat menimbulkan risiko keamanan siber.
Negara itu pun merekomendasikan untuk tidak menggunakan peralatan yang diproduksi oleh perusahaan asal Tiongkok tersebut.
Terlepas dari pro dan kontra, pada saat bersamaan pihak Huawei mengatakan bahwa Jepang dan Prancis tidak memblokir produknya.
Hal ini berbeda dengan laporan media yang mengindikasikan kedua pemerintah negara tersebut memutuskan berhenti menggunakan produk Huawei.
Amerika Serikat (AS) sendiri kerap diberitakan menekan para mitra dan sekutunya utnuk memblokir produk Huawei. Uni Eropa pun disebut tengah menyelidiki dugaan produk Huawei dapat menimbulkan ancaman keamanan.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement