Dibuka Lowongan Pekerjaan Tidur dengan Gaji Rp 263 Juta, Kamu Mau?

Para partisipan ini akan mendapatkan bayaran sebesar USD 18.500 atau setara Rp 263,3 juta per orangnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 01 Apr 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 07:00 WIB
Logo NASA
Foto: Dok. NASA

Liputan6.com, Jakarta - NASA mencari sejumlah orang untuk sebuah riset. Para partisipan ini akan mendapatkan bayaran sebesar USD 18.500 atau setara Rp 263,3 juta per orangnya.

Sekadar informasi, riset ini merupakan kolaborasi antara NASA dan European Space Agency (ESA), bersama dengan German Aerospace Center.

Mengutip laman Motherboard, Senin (1/4/2019), dalam riset kolaboratif ini, ketiganya akan meluncurkan studi bernama Artificial Gravity Bed Study (AGBRESA).

Studi akan menguji penggunaan gravitasi buatan, untuk mencegah atrofi otot dan tulang, yang mengganggu para astronot ketika mereka menghabiskan waktu yang lama di luar angkasa.

Pada studi tahap awal ini, lembaga antariksa tersebut bekerja sama dengan 24 partisipan yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan.

NASA kini tengah mencari relawan perempuan dengan rentang usia antara 25-55 tahun untuk studi fase kedua yang dimulai pada musim gugur ini.

NASA akan memberikan bayaran yang sama, yakni USD 18.500 atau sekitar Rp 263,3 juta per orang untuk mengerjakan tugasnya selama 2 bulan.

Cuma Diminta Berbaring Sepanjang Hari

NASA
Partisipan riset NASA akan diminta untuk berbaring selama 60 hari dan dibayar sebesar Rp 263,3 juta (Foto: ESA)

Apa yang harus dilakukan partisipan? Rupanya, para partisipan diminta untuk tetap berbaring di tempat tidur dalam sebuah laboratorium di Jerman, selama 60 hari.

"Seluruh eksperimen, makan, dan kegiatan rekreasi akan dilakukan sambil berbaring," demikian menurut keterangan tertulis NASA.

Gerakan para partisipan dibatasi untuk mencegah penempatan ketegangan pada tubuh peserta lainnya. Hal ini dirancang untuk meniru efek gravitasi nol saat sedang ada di ruang angkasa.

Tempat tidur para partisipan ini dimiringkan enam derajat untuk memudahkan perpindahan cairan tubuh, seperti pada astronot di ruang angkasa.

Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya NASA menyelenggarakan studi mengenai dampak nol gravitasi terhadap tubuh manusia.

Pernah Lakukan Studi Serupa

Astronaut NASA
Nick Hague (kiri), Christina Koch (tengah), dan Anne McClain (kanan) berlatih untuk spacewalk di ISS. (NASA)

NASA sebelumnya melakukan studi serupa di International Space Station dan juga di Bumi. Para partisipan juga diminta untuk berbaring selama beberapa waktu dalam lingkungan yang diatur menyerupai ruang angkasa.

Pada studi yang sekarang ini, partisipan menjalani pengujian yang mensimulasikan semacam ruang gravitasi buatan.

Menurut rilis, dua per tiga dari peserta akan ditempatkan di ruangan dengan sentrifugal khusus dan diputar tiap hari untuk membuat darah mengalir.

Hasilnya akan dibandingkan dengan partisipan yang tidak menjalani perawatan ini.

"AGBRESA memungkinkan kita untuk mengatasi masalah atrofi otot yang disebabkan oleh penurunan berat badan," kata Ketua tim eksplorasi manusia dan robot di ESA, Jennifer Ngo-Anh dalam siaran persnya.

Eksperimen ini bertempat di sebuah lab bernama envihab milik German Aerospace Center Institute of Aerospace Medicine di Cologne, Jermen.

Total, para partisipan harus melakukan pekerjaan selama 89 hari, termasuk 60 hari riset, 5 hari orientasi, dan 14 hari masa istirahat dan rehabilitasi di awal dan akhir riset berlangsung.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya