Begini Detik-Detik Salju Kuno di Bumi Mulai Mencair

Baru-baru ini, para ilmuwan mengklaim telah menemukan episode terakhir salju yang menutupi Bumi.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 10:00 WIB
Bumi Bola Es
Sekitar 700 juta tahun yang lalu, selama glasiasi Cryogenian, gletser yang mencair membuat Bumi terlihat seperti bola salju. (Kredit: NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Kurang lebih setengah miliar tahun lalu, Bumi masih berupa bola salju raksasa yang meluncur di angkasa. Gletser diklaim menyelimuti dunia hingga ke khatulistiwa.

Baru-baru ini, para ilmuwan mengklaim telah menemukan episode terakhir salju yang menutupi Bumi. Diperkirakan, bola salju terakhir ditemukan pada 635 juta tahun yang lalu.

"Es yang terbentuk lebih dari beberapa ribu tahun itu, meleleh tidak lebih dari 1 juta tahun," kata ahli paleobiologi di Virginia Polytechnic Institute and State University Blackburg, Shuhai Xiao.

Dilaporkan Science Magazine, dari dugaan awal, es salju tersebut mencair karena karbondioksida yang dipancarkan oleh gunung berapi purba.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Menciptakan Efek Rumah Kaca?

2060, Persediaan Air Bumi Bakal Habis?
Diungkap, semua kandungan air di wilayah utara Bumi bertumpu kepada tumpukan salju yang mencair.

Kondisi ini diduga menciptakan efek rumah kaca dan membuat lapisan es mencair dengan cepat.

Xiao dan rekan penelitinya mengambil contoh batuan vulkanik dari Provinsi Yunan, Tiongkok.

Di lokasi ini, konon terdapat jenis batuan yang disebut cap carbonate, endapan unik dari batu kapur dan dolostone yang terbentuk ketika masa bola salju Bumi.

 

Belum Bisa Mewakili Kondisi Alam

Penampakan Bumi Dibalut Salju dari Luar Angkasa
Beberapa foto yang diambil dari stasiun luar angkasa ini memperlihatkan bagian Bumi yang begitu indah dengan 'gundukan' awal salju putih.

Dengan menggunakan perhitungan radiometrik, tim peneliti menemukan batuan vulkanik berusia 634,6 juta tahun.

Meski begitu, asumsi yang diajukan Xiao belum mewakiliki keseluruhan kondisi alam.

Ahli geologi di Utah State University in Logan, Carol Dehler, beralasan Xiao hanya menunjukkan sampel dari satu lokasi.

"Perlu mencari bukti batuan vulkanik berusia kuno di belahan bumi lain. yang kira-kira sama lazimnya dengan mencari unicorn," kata Carol.

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya