NASA Izinkan Ruang Angkasa Jadi Ladang Bisnis

Padahal sebelumnya, NASA dikenal 'membenci' komersialisasi ruang angkasa demi tujuan apapun.

oleh Athika Rahma diperbarui 10 Jun 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 12:00 WIB
Astronaut NASA
Nick Hague (kiri), Christina Koch (tengah), dan Anne McClain (kanan) berlatih untuk spacewalk di ISS. (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - NASA dikenal sebagai pihak yang anti terhadap komersialisasi ruang angkasa. Tapi baru-baru ini, agensi luar angkasa ini sudah mengizinkan komersialisasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Nantinya, perusahaan swasta lain bisa menggunakan fasilitas stasiun untuk keperluan bisnis, misalnya penggunaan ruang angkasa sebagai latar film fiksi ilmiah.

Selain itu, NASA juga memanggil perusahaan swasta untuk menyumbangkan ide-ide segar buat pengembangan stasiun luar angkasa.

Dilansir dari The Verge, Senin (10/6/19), perusahaan swasta diijinkan untuk 'membeli' waktu dan ruang di ISS 'menyewa' astronot NASA untuk keperluan bisnis mereka, tentunya dengan harga dan waktu yang ditetapkan oleh NASA.

Perusahaan juga bisa membawa astronot mereka sendiri tapi biayanya bisa jauh lebih besar.

Sebelumnya, NASA dikenal 'membenci' komersialisasi ruang angkasa demi tujuan apapun, berbeda dengan Stasiun Luar Angkasa Mir milik Rusia yang lebih ramah bisnis. Hal ini tentu jadi pergerakan besar bagi agensi pemerintah ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Bumi Siang dan Malam
Penampakan siang dan malam di Bumi dari antariksa. (NASA/Christina H Koch)

Habiskan Rp 56,8 Triliun Per Tahun Untuk ISS

Sebagai informasi, per tahunnya NASA harus mengeluarkan biaya hingga USD 4 miliar atau sekitar Rp 56,8 triliun untuk mengoperasikan ISS.

Dengan perubahan kendali seperti ini, diharapkan agensi dapat mendulang uang lebih banyak untuk menjalankan misi yang lebih ambisius lagi, seperti membangun stasiun luar angkasa baru di Bulan.

Sudah banyak ide-ide segar berdatangan untuk membantu komersialiasi ruang angkasa ini. Beberapa menyarankan membuat destinasi luar angkasa yang memungkinkan manusia untuk berlibur sekaligus mempelajari alam semesta.

Eksekutif NASA menyatakan, ini adalah awal dari kebijakan dan mereka sedang menunggu respon positif dari industri.

"Ini adalah awal bagi kami untuk secara aktif membuka dialog dengan industri, untuk mencari jalan bagaimana kita bisa membuka luar angkasa untuk aktivitas komersial dan bagaimana kita bisa meraup keuntungan darinya," ujar Bill Gerstenmaier, Associate Administrator NASA.

(Tik/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya