Kurikulum Google Ajarkan Anak Cara Deteksi Berita Menyesatkan

Kurikulum ini memiliki beberapa aktivitas play-to-learn, salah satunya Don't Fall for Fake yang mengajarkan anak cara berpikir kritis.

oleh Athika Rahma diperbarui 26 Jun 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2019, 09:30 WIB
Logo Google
Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends

Liputan6.com, Jakarta - Google nampaknya ingin berkonsentrasi di bidang pendidikan. Beberapa tahun belakang, Google meluncurkan kurikulum Be Internet Awesome, yang memfokuskan para pendidik untuk mengajarkan keamanan online para muridnya.

Ternyata, usaha Google tak hanya sampai di situ. Tahun ini, Google bakal fokus ke media literasi.

Dilansir Engadget, Rabu (26/6/2019), Google bekerjasama dengan Net Safety Collaborative, salah satu program play-to-learn untuk mengajarkan anak cara mendeteksi berita yang menyesatkan, seperti URL palsu atau headline berita yang salah.

Kurikulum ini memiliki beberapa aktivitas play-to-learn, salah satunya Don't Fall for Fake yang mengajarkan anak cara berpikir kritis, sehingga mereka bisa membedakan sumber berita yang kredibel atau tidak dan menentukan apakah suatu URL fake atau asli.

Ada pula aktivitas Share with Care, yang mengajarkan anak cara menjaga reputasi baik di media online dan aktivitas It's Cool to be Kind tentang pelecehan secara online.

Bersamaan dengan diluncurkannya kurikulum ini, Google juga mengumumkan kerjasamanya bersama YMCA dan akan membantu keluarga-keluarga untuk berbincang dengan anak-anak mereka seputar media sosial, cyberbullying dan disinformasi.

Usut punya usut, Google ternyata meradang setelah YouTube sering dituduh menyebarkan informasi sesat, sehingga raksasa teknologi ini fokus pada topik penyebaran informasi.

Diharapkan dengan fokus di topik ini, masyarakat bisa lebih bijak menggunakan apapun platform online.

PayPal Kini Bisa Dipakai untuk Google Pay

Akhirnya, Google Resmikan Layanan Android Pay
Kemarin, Kamis (10/9/2015), Google mengumumkan secara resmi kehadiran Android Pay sebagai pengganti layanan Google Wallet.

Inovasi lainnya datang dari Google Pay. Google dan PayPal sudah menjalin kerjasama strategis dalam waktu yang cukup lama.

Tahun 2017 lalu, PayPal dikabarkan bakal jadi opsi pembayaran baru di Android Pay (yang kemudian mengalami rebranding menjadi Google Pay).

Tahun lalu, pengguna Android yang menambahkan PayPal sebagai metode pembayaran di Google Pay bisa membayar layanan di Gmail, YouTube, Google Play dan Google Store lewat opsi PayPal di Google Pay.

Sekarang, integrasi yang sama dikembangkan lebih luas dari kedua belah pihak. Melansir Tech Crunch, Senin (24/6/2019), perluasan kerjasama ini memungkinkan merchant memilih PayPal sebagai opsi pembayaran di Google Pay mereka.

Jadi, ketika pembeli ingin check out menggunakan Google Pay, mereka bisa memilih PayPal untuk membayar pesanan.

Tak Perlu Repot Login

Google Chrome
businessinsider.com

Benefitnya, pengguna tidak perlu repot-repot login ke akun PayPal karena sudah lewat Google Pay. Pengguna juga bakal punya akses ke menu Purchase Protection dan Return Shipping di PayPal.

Merchant yang pakai PayPal juga bisa menerima uang dari hasil penjualan langsung ke akun bisnis PayPal mereka. Hingga saat ini, opsi ini sudah tersedia di 24 negara.

Sementara, PayPal sendiri nampaknya masih ingin mengumpulkan kekuatan dari seluruh platform teknologi untuk layanan yang lebih baik, sebut saja Visa, Mastercard, Apple, Google, Samsung dan Walmart.

(Tik/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya