Facebook Gelar Edukasi Ajak Pengguna Tetap Aman di Media Sosial

Lewat forum bertajuk 'Aman di Media Sosial', Facebook menggelar forum edukasi agar pengguna layanannya tetap merasa aman dan nyaman.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 25 Sep 2019, 15:42 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 15:42 WIB
Facebook
Kepala Kebijakan Publik Facebook di Indonesia Ruben Hattari (Liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook terus menaruh perhatian pada keamanan dan kenyamanan pengguna di platformnya. Hal itu ditunjukkan dengan digelarnya forum edukasi dan dialog yang bertajuk 'Aman di Media Sosial'.

Dalam acara ini, Facebook beserta produk lainnya, seperti Instagram dan WhatsApp, menyuarakan pentingnya pengguna untuk menjaga keamanan saat menjelajah di platform media sosial tersebut.

Kehadiran forum ini, menurut Kepala Kebijakan Publik Facebook di Indonesia Ruben Hattari, juga tidak lepas dari jumlah pengguna asal Indonesia merupakan salah satu yang terbesar untuk tiga layanan Facebook, termasuk Instagram dan WhatsApp.

"Misi Facebook telah bergeser. 14 tahun lalu saat pertama kali hadir, Facebook ingin menjadi platform yang menghubungkan orang dengan kerabat dan teman. Namun, kini kami memiliki misi untuk membuat koneksi itu lebih positif," tuturnya di Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Oleh sebab itu, media sosial ini berupaya menghadirkan beragam fitur yang memungkinkan pengguna merasa aman dan nyaman saat memakainya. Namun selain fitur, Ruben menuturkan pentingnya edukasi untuk para pengguna.

Hal itu ditegaskan pula oleh Safety Policy Manager Facebook Asia-Pacific Amber Hawkes yang menuturkan Facebook telah menghadirkan beragam fitur yang memungkinkan platformnya semakin aman.

"Salah satunya adalah melalui kebijakan yang dikeluarkan. Facebook melayani banyak orang di seluruh di dunia, sehingga kami membuat standar komunitas yang memiliki prinsip, dapat diterapkan di seluruh dunia, dan dijelaskan," tuturnya menjelaskan.

Keamanan Pengguna Remaja di Facebook

Facebook
Safety Policy Manager Facebook Asia-Pacific Amber Hawkes. (Liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Lebih lanjut Amber mengatakan Facebook juga dibekali dengan teknologi yang proaktif melindungi penggguna, terutama remaja. Terlebih, Facebook tidak memiliki toleransi terhadap aksi eksploitasi anak di platformnya.

Amber mengatakan Facebook menggunakan teknologi kecerdasan buatan, machine learning, termasuk computer vision untuk mencari konten yang melanggar standar komunitsas platformnya. 

"Kebijakan terkait keamanan remaja juga termasuk pada perundungan dan pelecehan, termasuk upaya bunuh diri atau melukai diri sendiri," ujarnya melanjutkan.

Sebagai tambahan, raksasa media sosial ini juga menyediakan kolom Digital Wellbeing agar pengguna dapat mengetahui waktu dihabiskannya di platform ini. Ada pula fitur snooze untuk menghentikan sementara waktu notifikasi dari teman atau kerabat.

Laporan dari Pengguna

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Selain tindakan pencegahan, Facebook juga membuka kolom laporan apabila pengguna menemukan konten yang melanggar atau menyinggung standar komunitas.

Amber memastikan pembuat laporan akan dipastikan tetap anonim, sehingga pemilik konten yang bermasalah tidak mengetahui siapa yang melaporkannya.

"Apabila konten itu dilaporkan dan dipastikan, Facebook akan langsung menurunkannya," tutur Amber. Untuk informasi lebih lanjut, Facebook juga menyediakan Pusat Bantuan dan Keselamatan yang sudah hadir dalam bahasa Indonesia.

Bebarapa informasi tersebut mencakup portal untuk orang tua, portal untuk remaja, digital wellbeing, hingga pencegahan perundungan. Facebook juga menghadirkan portal literasi digital untuk para pengguna di platformnya.

(Dam/Ysl)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya