Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla Elon Musk mengatakan perusahaan mobil listrik yang ia pimpin akan membangun Gigafactory di Berlin.
Hal itu dia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya @elonmusk. Dia menuturkan bahwa Gigafactory di ibu kota Jerman itu akan membangun baterai, penyalur daya (powertrain), dan kendaraan, dimulai dari Tesla Model Y.
Will build batteries, powertrains & vehicles, starting with Model Y
— Elon Musk (@elonmusk) November 12, 2019
Untuk diketahui, Gigafactory di Berlin akan menjadi fasilitas keempat setelah di New York, Nevada, dan Shanghai.
Advertisement
Baca Juga
Mengenai Gigafactory di Shanghai, saat ini Tesla sedang menyelesaikan pembangunan fasilitas tersebut. Elon Musk mengatakan bahwa fasilitas itu akan menghasilkan sekitar seribu mobil per pekan.
Kemudian pada akhir tahun ini, fasilitas itu ditargetkan dapat mencapai angka produksi tiga ribu mobil per pekan.
Tesla Dapat Izin Produksi di Tiongkok
Diwartakan sebelumnya Tesla akhirnya meraih izin dari otoritas Tiongkok untuk mulai melakukan produksi di sana.
Pihak yang mengeluarkan izin ini adalah Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok.
"Lampu hijau sepenuhnya diberikan kepada Tesla untuk melakukan produksi di Tiongkok," kata Yale Zhang, kepala konsultan Automotive Foresight yang berbasis di Shanghai, dikutip dari Reuters, Jumat (18/10/2019).
Namun, perusahaan yang didirikan dan dipimpin oleh Elon Musk itu belum menanggapi kabar ini.
Diwartakan sebelumnya, Tesla telah mendaftarkan sebuah unit konstruksi di Tiongkok. Hal itu merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk masuk ke pasar mobil di Tiongkok.
Menurut Sistem Publisitas Informasi Perusahaan Nasional Tiongkok, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (3/10/2019), perusahaan berbasis di California itu telah membuka unit konstruksi di Shanghai dengan modal terdaftar senilai USD 1 juta.
Advertisement
Operasional
Kelak unit konstruksi itu akan menangani rancangan desain, konstruksi dan material.
Selain itu, unit tersebut mendapuk Zhu Xiaotong, sebagai petinggi Tesla di Tiongkok, yang juga merupakan perwakilan hukum perusahaan.
Sebelumnya Tesla telah membangun fasilitas produksi mobil di Shanghai sejak Januari. Fasilitas produksi itu diperkirakan memiliki kapasitas produksi hingga 250.000 kendaraan per tahun pada tahap awalnya.
Pabrik senilai USD 2 miliar itu menjadi taruhan besar perusahaan karena menghadapi lebih banyak persaingan dari pembuat kendaraan listrik domestik dan pendapatannya telah terkena kenaikan tarif impor Amerika Serikat.
(Why/Isk)