Berbagai Strategi E-commerce Topang Bisnis UMKM di Indonesia

E-commerce di Indonesia dianggap mampu menopang bisnis UMKM dengan berbagai strategi penjualannya, mulai dari diskon, promo cashback, gratis ongkos kirim, hingga metode pembayaran yang beragam.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 25 Apr 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2021, 10:00 WIB
e-Commerce
Ilustrasi e-Commerce (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Laporan DSInnovate dari DailySocial merangkum dinamika e-commerce di Tanah Air, termasuk mengenai strategi mereka dalam mendukung UMKM Indonesia.

Beragam strategi diterapkan oleh pelaku e-commerce untuk memikat konsumen. Tokopedia misalnya, menghadirkan kampanye sesuai kebiasaan atau tradisi lokal, seperti promo akhir bulan tiap tanggal gajian melalui program Waktu Indonesia Belanja "WIB".

Lain lagi dengan Shopee dan Lazada yang menyajikan single date sale, misalnya 2.2 atau 3.3 yang awalnya diperkenalkan melalui 11.11 milik Alibaba.

Bukalapak, tahun lalu menghadirkan promo cashback lewat program 11.11 untuk penjualan perangkat elektronik seperti komputer, konsol gim, dan mainan.

Berbagai strategi yang dijalankan masing-masing e-commerce untuk menarik pelanggan ini juga memberi kontribusi penting bagi bisnis UMKM. Laporan DSInnovate mengatakan, e-commerce memberikan dampak sosial-ekonomi bagi pelaku usaha melalui jangkauan pasar yang lebih luas.

Berdasarkan survei internal DSInnovate, Tokopedia duduk di peringkat teratas sebagai e-commerce paling sering dipakai untuk jualan online dengan persentase 49 persen.

Di bawahnya ada Shopee dan Lazada dengan persentase masing-masing 45 persen dan 3 persen.

Berbagai Alasan Penjual Pakai E-commerce untuk Jualan

UKM Online Berpengaruh Besar Bagi e-Commerce Indonesia
Ilustrasi e-Commerce (tumblr.com)

Dalam survei disebutkan, para penjual memilih platform e-commerce tertentu karena beragam alasan. Misalnya ada promo gratis ongkir, fitur pemasaran seperti diskon, cashback, metode pembayaran yang beragam, program loyalitas, hingga UI atau UX yang nyaman dan mudah dioperasikan.

"Penjual tidak lagi membutuhkan biaya pemasaran yang cenderung mahal dan rawan kegagalan. Mereka hanya perlu aktif berpromosi di media sosial dan memaksimalkan penjualan melalui platform e-commerce," tulis laporan DSInnovate.

Hal ini pun seiring dengan instruksi Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kerja Nasional Kemendag 2021, di mana perdagangan digital harus diarahkan agar dapat memberdayakan dan mengembangkan UMKM.

"Perdagangan digital harus mendorong pengembangan UMKM kita. Ini manfaatnya sudah kita lihat, kekuatan digital harus dimanfaatkan untuk merangkai antara suplai dari UMKM di seluruh Indonesia dengan pasar nasional dan pasar global. Perdagangan digital harus memberdayakan UMKM," kata Presiden Jokowi.

Kolaborasi dengan E-Commerce Buka Peluang UMKM

Diyakini, kolaborasi UMKM dengan e-commerce mampu membuka peluang besar bagi bisnis UMKM Indonesia untuk memperluas pasar yang kemudian berujung pada peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya berdasarkan data Similarweb kuartal 1 2021, Tokopedia menjadi marketplace paling banyak diakses di internet dengan kunjungan mencapai 126,4 juta. Di bawahnya ada Shopee dengan 117 juta kunjungan per bulan.

Lalu ada Bukalapak, Lazada, dan Blibli dengan jumlah kunjungan masing-masing 31,27 juta, 28,20 juta, dan 18,52 juta kunjungan per bulan.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya