Tim UGM Wakili Indonesia di Final Regional ASEAN Data Science Explorer 2021

Sebagai pemenang pertama, Tim Spotindev UGM nantinya akan mewakili Indonesia dalam ajang final regional virtual ASEAN DSE 2021

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 22 Sep 2021, 10:45 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 10:45 WIB
Tim Spotindev dari Universitas Gajah Mada menjadi pemenang pertama dalam final nasional ASEAN DSE 2021 (Dok. SAP)
Tim Spotindev dari Universitas Gajah Mada menjadi pemenang pertama dalam final nasional ASEAN DSE 2021 (Dok. SAP)

Liputan6.com, Jakarta - The ASEAN Foundation dan SAP SE mengumumkan tiga tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Bina Nusantara (Binus) sebagai pemenang di final nasional ASEAN Data Science Explorer (ASEAN DSE) 2021 Indonesia.

Sebagai pemenang pertama, Tim Spotindev UGM nantinya akan mewakili Indonesia dalam ajang final regional virtual ASEAN DSE 2021. Mereka terdiri dari Stephanie Dame Augustine dan Tsania Maulina Salsabilla.

Proyek yang digarap oleh Spotindev berfokus pada menjembatani sustainable fashion di tengah masyarakat ASEAN.

Stephanie mengatakan, proyek yang mereka inisiasi bernama SASSH dan merupakan layanan jasa untuk membantu masyarakat memilah dan mengolah sampah tekstilnya.

"Tanpa kita sadari, sampah tekstil memiliki peran yang besar dan menempati posisi kedua dalam menyumbang polusi karbon," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tekno Liputan6.com, ditulis Selasa (21/9/2021).

"Kami juga ingin mempromosikan konsep ekonomi sirkuler dan budaya slow fashion dalam masyarakat untuk mengurangi dampak fast fashion pada lingkungan," tambahnya.

Sementara, runner-up final nasional adalah tim Abraca-Data, yang terdiri dari Josephine Samuel dan Giodio Nathanael Pratama Mitaart dari Binus.

Proyek yang digarap oleh Abraca-Data adalah dengan proyek memanfaatkan teknologi untuk pemulihan pangan dan pemenuhan kebutuhan pangan untuk komunitas lokal di ASEAN.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bersiap di Ajang Final Regional

Sementara itu, runner-up kedua diraih oleh Tim Beauty of Data, yang terdiri dari Katia Evelyn Husen dan Julia Stephanie dari Binus, dengan proyeknya berfokus pada penuaan populasi sebagai kekuatan ekonomi.

Ketiga pemenang dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam merancang konsep keseluruhan terbaik untuk mengatasi isu ekonomi sosial di ASEAN, didorong oleh wawasan data insights.

Kriteria penilaian mencakup kreativitas, kelayakan, inovasi, dan kemampuan tim untuk menunjukan implementasi solusi.

Tim Spotindev sendiri tengah bersiap di ajang final regional dengan berfokus untuk mengulik lebih banyak data dan mempertajam solusi mereka, serta melakukan evaluasi dan latihan bersama academic advisor-nya Shima Trisna Mutiara.

Berfokus pada layanan jasa untuk memilah, menjual kembali, mendonasikan, atau mengolah kembali sampah tekstil masyarakat, mereka terbantu dengan berbagai teknologi digital seperti teknologi web development dan mobile apps development dalam prosesnya.

Mereka juga cukup terbantu dengan data science technology, terutama untuk mengembangkan layanan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Menurutnya, SAP Analytics Cloud khususnya, memiliki fitur yang baik untuk memodelkan, menganalisis, dan menyajikan visualisasi data yang menarik.

ASEAN DSE yang ke-5

Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Di sisi lain, ASEAN DSE menyatakan terus membekali generasi muda di berbagai kawasan, meski pandemi Covid-19 masih berlangsung, dengan keterampilan digital yang penting lewat berbagai aktivitas kunci, termasuk kompetisi data analytics secara virtual.

Thorsten Vieth, Direktur Sektor Publik dan BUMN SAP Indonesia, mengatakan tahun ini merupakan kelima kalinya kompetisi ASEAN DSE.

Vieth mengatakan, kompetisi tersebut awalnya menjadi wadah untuk membekali generasi muda dengan keterampilan digital, agar tumbuh menjadi pemimpin generasi berikutnya.

"Tahun ini, kami menambahkan climate action sebagai fokus utama program kami. Ini sejalan dengan prioritas ASEAN. Kami bangga akan keberagaman ide-ide para peserta yang muncul dalam kompetisi ini," ujarnya.

Berkolaborasi bersama non-governmental organization, memungkinkan program ini untuk memberikan pelatihan SAP Analytics Cloud kepada 11.782 mahasiswa dan dosen pada tahun 2021. Jumlah itu naik sebesar 158 persen dibandingkan dengan tahun 2020 (4.563 generasi muda and dosen).

Pada tahun ini juga, terdapat 714 mahasiswa dari 10 negara ASEAN yang berkompetisi untuk mewakili negara masing-masing dalam final nasional.

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya