Induk XL Axiata dan Smartfren Lakukan Perbincangan, Ingin Merger?

Menurut laporan Bloomberg, induk perusahaan XL Axiata dan Smartfren disebut tengah melakukan penjajakan untuk gabungkan layanan di Indonesia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Okt 2021, 17:22 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2021, 17:22 WIB
Tower BTS
Ilustrasi Tower BTS (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Isu konsolidasi operator seluler di Indonesia kembali mencuat. Setelah Indosat Ooredoo dan Hutchison 3, giliran XL Axiatan dan Smartfren yang disebut-sebut akan mengambil langkah serupa.

Kabar ini muncul setelah Bloomberg melaporkan induk masing-masing perusahaan, yakni Axiata dan Sinar Mas Group disebut tengah melakukan penjajakan mengenai kemungkinan merger layanan telekomunikasi milik mereka di Indonesia.

Dikutip dari Bloomberg, Senin (11/10/2021), penjajakan itu termasuk dengan meminta saran penasihat mengenai kemungkinan yang dapat dilakukan perusahaan, termasuk berbagi jaringan. Namun menurut sumber yang mengetahui hal ini, pembicaraan itu masih dalam tahap awal dan bersifat privat.

Terkait hal ini, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan pihaknya terbuka untuk berkonsolidasi atau berkolaborasi dengan pihak lain, asalkan semua pihak mendapatkan manfaat yang sama. Hal senada juga diungkapkan Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini.

Sebagai informasi, sebelum perbincangan ini, Ooreodoo dan CK Hutchison Holdings mengumumkan penandatangan kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia, yakni Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia atau Tri Indonesia.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Tekno Liputan6.com, perusahaan gabungan ini diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perusahaan Telekomunikasi Terbesar Kedua di Indonesia

Indosat Ooredoo
Ilustrasi Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Penggabungan Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia akan menyatukan dua bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan sebuah perusahaan telekomunikasi digital dan internet yang lebih besar dan lebih kuat secara komersial, serta dapat memberikan nilai tambah kepada seluruh pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat Indonesia.

Indosat Ooredoo Hutchison diklaim akan berada pada posisi yang kuat untuk berkontribusi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital Indonesia.

Perusahaan ini akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$ 3 miliar atau sekitar Rp 43 triliun.

CK Hutchison Akan Terima Saham Baru di Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo
Ilustrasi: BTS Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Ooredoo Group saat ini memiliki 65% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo lewat Ooredoo Asia, sebuah perusahaan induk yang dimiliki sepenuhnya. Penggabungan Indosat dan H3I akan menyebabkan CK Hutchison menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison.

Pada saat yang sama, PT Tiga Telekomunikasi akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison. Bersamaan dengan penggabungan bisnis, CK Hutchison akan mendapatkan 50% saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8% sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33% saham di Ooredoo Asia.

Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7% kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai US$387 juga. Menyusul transaksi di atas, Para Pihak akan masing-masing memiliki 50% dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison.

Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison. Perusahaan gabungan akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan pemerintah Indonesia memiliki 9,6% saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8% saham, dan pemegang saham publik lainnya memiliki kira-kira 14,0% saham.

(Dam/Isk)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya