Netflix Bakal Perkenalkan Layanan Berlangganan Lebih Murah, Tapi...

Netflix pun berencana bakal memperkenalkan layanan berlangganan yang lebih murah ketimbang dari yang ada saat ini untuk dapat bersaing dengan Disney+, HULU, dan Prime Video.

oleh Yuslianson diperbarui 20 Apr 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2022, 17:00 WIB
Netflix
Netflix hadirkan fitur pengawasan untuk sajikan tayangan berkulitas dan aman bagi anak. (Foto: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Netflix baru-baru ini mengungkap laporan pendapatan mereka pada kuartap pertama (Q1) tahun 2022, dimana mereka telah kehilangan 200 ribu pelanggan secara global.

Co-founder Netflix dan co-CEO, Reed Hastings, menyebutkan hal ini dikarenakan adanya persaingan ketat dengan layanan over the top (OTT) lain, seperti Disney Plus dan Prime Video yang menawarkan harga lebih murah.

Berdasarkan hal tersebut, Netflix pun berencana bakal memperkenalkan layanan berlangganan yang lebih murah ketimbang dari yang ada saat ini.

Dikutip dari Tech Crunch, Rabu (20/4/2022), perusahaan akan memperkenalkan layanan berlangganan Netflix lebih murah tetapi ada iklan.

Rencana layanan berlangganan ini disebut-sebut akan menandai perubahan besar tentang bagaimana Netflix melihat iklan dalam 25 tahun, dan sudah mengantongi hampir 222 juta pelanggan berbayar.

Sebelumnya, Netflix berulang kali mengatakan untuk tidak akan menyertakan iklan di dalam layanan OTT mereka. Pada sebuah konferensi 2017, Hastings menyarankan, Netflix tidak cocok untuk bersaing dengan perusahaan, seperti Facebook dan Google di iklan.

Namun pada hari ini, Hastings mengakui model iklan sekarang telah cukup matang dan terbukti sukses untuk pesaing mereka, seperti Hulu dan Disney. "Kami tidak ragu itu (iklan) berhasil," katanya.

Disney telah lama menawarkan opsi berlangganan yang didukung iklan pada beberapa layanannya, termasuk streamer Hotstar yang berfokus di Asia. Perusahaan mengatakan bulan lalu, mereka berencana untuk meluncurkan opsi Disney+ yang didukung iklan di AS akhir tahun ini.

“Mereka yang mengikuti Netflix tahu, saya menentang kerumitan periklanan dan penggemar berat kesederhanaan berlangganan,” kata Hastings.

Dia juga menyebutkan, “Mewujudkan keinginan konsumen untuk sebuah opsi berlangganan lebih murah, dan toleran terhadap iklan sangat masuk akal.”

Meski begitu, Hastings tidak melihat model berlangganan Netflix dengan iklan ini sebagai solusi jangka pendek akibat turunnya jumlah pengguna. "Pelanggan yang tidak ingin melihat iklah dapat berlangganan paket bebas iklan," katanya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Netflix Kehilangan 200 Ribu Pelanggan di Q1 2022

(unsplash.com/@thibaultpenin)

Lebih lanjut, Netflix memperkirakan akan ada kerugian yang lebih besar di kemudian hari, bahkan sampai dua juta pelanggan di kuartal kedua.

"Pertumbuhan pendapatan kami sudah sangat melambat," kata Netflix dalam suratnya kepada para pemegang saham, seperti dilansir The Verge.

Platform streaming itu melanjutkan, pandemi hanya "mengaburkan gambar," dengan adanya banyak masalah yang tersembunyi di bawah permukaan.

Perusahaan pun menunjuk persaingan yang lebih ketat dari layanan over the top (OTT) yang menawarkan harga lebih murah seperti Disney Plus dan Prime Video.

Selain itu, Netflix juga menyalahkan terbatasnya ruang berekspansi di banyak negara karena faktor teknologi yang di luar kendalinya, seperti adopsi smart TV dan harga data, serta banyaknya pengguna yang berbagi akun.

Untuk yang terakhir, menurut raksasa OTT itu, ada lebih dari 222 juta rumah tangga yang membayar untuk menikmati konten Netflix, tetapi lebih dari 100 juta pelanggan Netflix lainnya berbagi akun.

Imbas Perang Rusia dan Ukraina

Huawei MatePad untuk nonton Netflix (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Kondisi ini jadi semakin lebih buruk dengan keputusan Netflix menghentikan layanannya di Rusia, sebagai imbas dari perang Ukraina.

Negara itu seharusnya bisa menyumbang 500 ribu pelanggan, namun mereka malah kehilangan 700 ribu pelanggan setelah Rusia terkena sanksi akibat invasi ke Ukraina. Namun, pertumbuhan masih "lunak" di semua wilayah.

Melalui surat itu, Netflix pun menyebutkan bahwa mereka berencana untuk mempercepat kembali penayangan dan pertumbuhan pendapatannya, dengan meningkatkan semua aspek di platformnya.

"Di sisi konten, kami menggandakan pengembangan cerita dan keunggulan kreatif," tulis perusahaan.

Sementara di sisi produk, baru-baru ini, mereka juga meluncurkan fitur berupa tombol suka dua jempol agar para pelanggannya bisa mengekspresikan dengan lebih tentang apa yang mereka sukai.

Selain itu, menurut perusahaan, kesuksesan secara internasional juga berperan penting untuk masa depan mereka. "Dalam jangka panjang, sebagian besar pertumbuhan kami akan datang dari luar AS," tulis Netflix.  

Netflix Uji Coba Fitur Cegah Berbagi Password

Netflix (digitaltrends.com)

Bicara soal berbagi akun atau password yang dikeluhkan Netflix, baru-baru ini, perusahaan juga berencana untuk menindak para pengguna yang tidak serumah untuk melakukannya.

Netflix juga menguji penarikan bayaran kepada orang lain, supaya bisa menikmati layanannya.

Fitur baru Netflix ini sedang diuji coba di tiga negara, yaitu Chili, Kosta Rika, dan Peru, sebagaimana dilansir The Verge, (18/3/2022).

Selain dapat mentransfer profil ke akun baru (baik akun utama Anda sendiri atau milik orang lain), pengguna juga akan bisa menambahkan orang lain ke akun dengan harga tertentu.

Disebutkan, untuk satu user baru ditambahkan ke akun akan dibanderol seharga Rp 42 ribu (Chilli), Rp 30 ribu (Peru), dan Rp 42 ribu (Kosta Rika).

Sebagai informasi, ini bukan pertama kalinya Netflix bereksperimen untuk membatasi pengguna berbagi password.

(Ysl/Tin)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya