Bikin Aplikasi Ubah Bahasa Arab ke Braille, Tim RI Masuk 5 Besar Hackathon Microsoft Asia Pasifik

Tim Arabic Braille Converter mengembangkan aplikasi yang dapat memindai dan mengubah teks atau grafik Bahasa Arab, ke dalam format Braille Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Mei 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2022, 19:00 WIB
Tim Arabic Braille Converter (Dok. Microsoft)
Tim Arabic Braille Converter (Dok. Microsoft)

Liputan6.com, Jakarta Tim asal Indonesia, Arabic Braille Converter, terpilih sebagai lima besar dalam kompetisi Hackathon Microsoft AI for Accessibility (AI4A) tingkat Asia Pasifik.

Arabic Braille Converter menciptakan solusi untuk menjembatani kesenjangan disabilitas, dengan mengembangkan aplikasi yang dapat memindai dan mengubah teks atau grafik Bahasa Arab, ke dalam format Braille Indonesia.

Nantinya, ini akan bisa dibaca oleh pembaca layar atau tampilan Braille. Solusi ini juga berfungsi untuk menerjemahkan kembali dari Bahasa Arab Braille, ke dalam teks Arab.

Mengutip siaran pers, ditulis Jumat (20/5/2022), Microsoft mengatakan, sebagai bagian dari lima besar, tim Arabic Braille Converter akan menerima pelatihan dari Microsoft dan mitra-mitra Microsoft.

Tim tersebut juga akan mendapatkan akses ke arsitek cloud, serta panduan konsultasi bisnis untuk mengembangkan solusi mereka–dari bentuk konsep ke aplikasi nyata–di Microsoft Azure.

Di tahun ketiganya, Hackathon AI4A mempertemukan 75 tim untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang dihadapi penyandang disabilitas.

Hackathon, menurut Microsoft, bisa menjadi batu loncatan para creator dan developer untuk meluncurkan aplikasi mereka.

Microsoft juga menawarkan hadiah uang tunai, dukungan dari pakar teknis Microsoft, dan pendampingan berkelanjutan untuk mengembangkan solusi ini di Microsoft Azure.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bulan Kesadaran Aksesibilitas

Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung. Kredit: Mohammad Rezaie via Unsplash

Microsoft menyebut, terdapat lebih dari satu miliar penyandang disabilitas di dunia, dengan 650 juta terdapat di Asia.

"Microsoft percaya bahwa aksesibilitas sangat penting untuk mewujudkan misi perusahaan, yaitu memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak hal" tulis perusahaan.

Mereka menilai, aksesibilitas adalah sarana yang memungkinkan inklusi bagi penyandang disabilitas.

Perusahaan juga telah mendedikasikan bulan Mei 2022 sebagai Bulan Kesadaran Aksesibilitas, dengan menyelenggarakan serangkaian lokakarya, epelatihan, dan acara penghargaan pemenang Hackathon AI4A.

Pratima Amonkar, Chair for Diversity, Inclusion, dan Accessibility Microsoft Asia Pasifik mengatakan bahwa mereka terinspirasi melihat besarnya antusiasme peserta Hackathon tahun ini, untuk meningkatkan kehidupan penyandang disabilitas.

"Bulan Mei merupakan waktu yang penting bagi kami untuk melihat besarnya potensi kontribusi penyandang disabilitas, melalui peluncuran program awareness, pelatihan, dan bimbingan dengan pelanggan, mitra, serta komunitas kami di seluruh wilayah ini," kata Amonkar.

Tim Lain yang Masuk 5 Besar

Logo Microsoft (Dok. Microsoft)
Logo Microsoft (Dok. Microsoft)

Selain tim Arabic Braille Converter, tim MeetMeHear dari Singapura juga berhasil masuk ke lima besar dengan aplikasi mereka yang membantu penyandang tunarungu dan gangguan pendengaran, agar dapat berkomunikasi dengan lebih baik.

Mereka menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), untuk pengenalan ucapan, guna memberikan teks langsung yang lebih akurat.

Sementara itu, tiga pemenang utama dalam Hackathon AI4A tahun ini adalah Tim Asclepius dari Thailand, Tim SWIFT Responders dari Singapura, dan Tim EIA dari Filipina.

Mereka menciptakan solusi yang meliputi alat bantu komunikasi berkemampuan AI untuk penyandang tunarungu, sebuah sistem cerdas yang memungkinkan penyandang disabilitas fisik untuk hidup mandiri, serta sistem perbankan inklusif bagi penyandang tunanetra.

Komisi Nasional Disabilitas Jalin Kolaborasi dengan Microsoft

Ilustrasi penyandang disabilitas.
Ilustrasi penyandang disabilitas. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Guna menciptakan lingkungan kerja lebih inklusif bagi penyandang disabilitas, Komisi Nasional Disabilitas (KND) pada Rabu (18/05) secara resmi bergabung dalam program Microsoft Enabler.

Ini merupakan sebuah inisiatif yang menyatukan organisasi nirlaba, mitra pemberi kerja, dan penyandang disabilitas di Asia Pasifik untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Dengan program ini, setiap orang bisa menunjukkan jati diri mereka di tempat kerja.

Peresmian ini dilakukan di acara “Microsoft Indonesia Accessibility Forum” yang digelar secara hybrid dalam rangka menyambut Global Accessibility Awareness Day tanggal 20 Mei mendatang.

Adapun Indonesia menjadi negara ketujuh yang berpartisipasi dalam program Microsoft Enabler setelah Filipina, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand, dengan KND menjadi mitra pertama di Indonesia.

Melalui program ini, Microsoft dan KND akan berkolaborasi aktif–terutama dengan organisasi penyandang disabilitas, Kementerian Tenaga Kerja, dan Pemerintah Daerah.

Microsoft dan KND akan membekali penyandang disabilitas dengan keterampilan teknologi yang dapat mendukung mereka di tempat kerja melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi.

Selain itu, kolaborasi juga akan dilakukan dengan bergabung bersama komunitas Microsoft Enabler.

Tujuannya yakni untuk mempelajari konsep mentoring ataupun magang dari perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik yang telah melibatkan penyandang disabilitas dalam ketenagakerjaan mereka.

(Dio/Isk)

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya