TikTok Banyak Dipakai Orang Dewasa di Inggris untuk Dapatkan Berita

Meski TikTok dan Instagram banyak digunakan orang Inggris untuk memperbarui berita, namun media sosial dinilai memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Jul 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Regulator komunikasi Inggris Ofcom dalam laporan terbarunya menemukan, masyarakat dewasa di Inggris (Britania Raya/United Kingdom/UK) rupanya banyak yang menjadikan TikTok sebagai sumber untuk meng-update berita.

Dilansir The Verge, dikutip Minggu (24/7/2022), ini membuat platform asal Tiongkok itu jadi sumber berita dengan pertumbuhan tercepat di kalangan dewasa di wilayah tersebut.

Dalam laporan bertajuk News consumption in the UK 2021/22 report itu, aplikasi TikTok digunakan oleh tujuh persen orang dewasa di Inggris sebagai sumber berita, naik pesat jika dibandingkan di tahun 2020 yang persentasenya hanya satu persen.

Meski begitu, TikTok masih berada di urutan keenam tujuan mencari berita terpopuler di Inggris pada mereka yang berusia 16 sampai 24 tahun, di mana di sini 27 persen dari demografis.

Pada rentang usia tersebut, Instagram jadi sumber berita terpopuler dengan 14 persen, diikuti Facebook (46 persen), saluran TV berita BBC One (36 persen), Twitter (36 persen), dan situs atau aplikasi BBC (29 persen).

Sementara pada anak usia 12 sampai 15 tahun, tiga sumber berita digital teratas pada kelompok ini adalah Instagram (29 persen), serta YouTube dan TikTok (sama-sama 28 persen).

Sementara pada usia remaja, sumber berita ini masih kalah dengan dua hal yang penting pada mereka dalam kelompok ini yaitu: berbicara dengan keluarga (65 persen) dan menonton TV (59 persen).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Medsos Masih Dinilai Kurang Terpercaya

Ilustrasi Aplikasi Android.
Ilustrasi Aplikasi Android. Kredit: USA-Reiseblogger from Pixabay

Yih-Choung Teh, Director for Strategy and Research di Ofcom mengatakan, remaja saat ini semakin berkurang kemungkinannya, untuk membaca koran atau mendengarkan pemberitaan diTV.

Menurut Teh, kelompok remaja lebih cenderung memilih tetap up-to-date dengan cara menelusuri feed media sosial mereka. Meski begitu, kelompok tersebut juga mengakui informasi di media sosial cenderung kurang bisa dipercaya.

"Meski anak-anak muda menganggap berita di media sosial kurang dapat diandalkan, mereka menilai layanan ini lebih tinggi karena menyajikan berbagai opini tentang berita topikal hari itu," kata Teh.

Ofcom mencatat, platform media sosial mendapatkan nilai yang lebih buruk ketimbang sumber berita yang mendapatkan status "dapat dipercaya."

Hal ini dilaporkan dengan sekitar dua per tiga pengguna media sosial mengatakan bahwa mereka tidak mempercayai platform media sosial untuk pemberitaan.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Google Sebut Anak Muda Lebih Suka Cari Informasi di TikTok dan Instagram

Ilustrasi Google, mekanisme membuat kartu STRP
Ilustrasi Google, mekanisme membuat kartu STRP. (Photo by Firmbee.com on Unsplash)

Sebelumnya, pejabat Google mengakui bahwa ancaman dari TikTok dan Instagram, tak hanya sebatas pada YouTube, namun juga layanan utama mereka yaitu pencarian, termasuk terhadap Search dan Maps.

Hal itu seperti diakui Senior Vice President Prabhakar Raghavan yang bertanggung jawab pada organisasi Pengetahuan dan Informasi Google dalam diskusi di konferensi Brainstorm Tech yang digelar Fortune.

Secara tak langsung, Raghavan menyebut, pengguna yang lebih muda saat ini sering beralih ke Instagram dan TikTok alih-alih Google Search atau Maps, untuk mencari sebuah informasi.

Kami terus belajar, lagi dan lagi, bahwa pengguna internet baru tidak memiliki harapan dan pola pikir yang telah menjadi kebiasaan kami, kata Raghavan seperti dikutip dari Tech Crunch, Senin (18/7/2022).

Menurutnya, "pertanyaan yang mereka ajukan benar-benar berbeda." Raghavan menjelaskan, pengguna yang lebih muda, cenderung tidak mengetikkan kata kunci, melainkan mencari konten dengan cara baru yang lebih mendalam.

"Dalam penelitian kami, hampir 40 persen anak muda, ketika mereka mencari tempat untuk makan siang, mereka tidak membuka Google Maps atau Search," ujarnya. "Mereka pergi ke TikTok atau Instagram."

 

Lebih Tertarik pada Hasil yang Kaya Visual

Ilustrasi Google, cara bikin Google Form
Ilustrasi Google, cara bikin Google Form. (Photo by Benjamin Dada on Unsplash)

Kepada Tech Crunch, Google pun mengonfirmasi hal itu berdasarkan survei internalnya di Amerika Serikat, yang menggunakan data dari responden berusia 18 sampai 14 tahun.

Data ini belum dipublikasikan, namun disebut bakal ditambahkan ke situs kompetisi milik Google, bersama dengan statistik yang lainnya.

Raghavan melanjutkan, pengguna yang lebih muda pada umumnya tertarik pada pencarian dan temuan yang lebih "kaya visual", di mana ini tak hanya terbatas soal tempat makan.

"Kita harus memunculkan harapan yang benar-benar baru dan itu membutuhkan dasar-dasar teknologi yang sama sekali baru," kata Raghavan.

Sebagai contoh, Google Maps menggabungkan augmented reality (AR), untuk membantu pengguna memposisikan diri di lingkungannya, ketimbang memaksa mencari tahu ke mana harus pergi berdasarkan titik biru berkedip di layar.

Baru-baru ini, Google juga menyebut Google Maps akan meningkatkan fitur-fitur di layanan itu, misalnya dengan mode 3D baru dan tampilan imersif, serta membuat Maps tak seperti versi digital peta kertas.

Raghavan juga mengungkapkan adanya permintaan dari pengguna muda, akan konten visual yang bisa mengubah Google Search. Namun, dia yakin ini adalah bagian dari evaluasi berkelanjutan Search.

(Dio/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya