Liputan6.com, Jakarta - Meta menambah pembahasan tentang "konten dewasa" pada kebijakan pengguna Horizon Worlds. Dalam kebijakan penggunaan Horizon Worlds, konten-konten 18 tahun ke atas akan diizinkan ada di metaverse milik Meta itu. Sekadar informasi, Horizon Worlds adalah platform virtual reality sosial milik Meta.
Karena topik dan gambar dewasa dianggap tidak pantas untuk anak-anak di dunia nyata, kemungkinan konten dewasa muncul di virtual reality sangatlah tinggi. Untuk itu, Meta mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menentapkan kebijakan konten dewasa secara publik.
Baca Juga
Mengutip Digital Trends, Kamis (28/7/2022), ketika pengguna membuat ruang di Horizon Worlds, pengguna akan mendapatkan email dari Meta mengenai kebijakan baru tersebut.
Advertisement
Email itu menyatakan, pengguna harus memberi rating usia dunia virtual si pengguna tersebut dalam waktu 30 hari. Jika tidak, kreasi si pengguna akan ditandai sebagai konten rating 18+ terlepas dari apa pun kontennya.
Meta juga menunjukkan, beberapa konten tidak pernah diizinkan dan kebijakannya tentang konten dewasa mencakup pedoman untuk konten yang diizinkan dan dilarang.
Tidak ada hal baru yang bisa ditemukan di kebijakan yang disebut Meta sebagai "Horizon Mature Worlds Policy". Pasalnya, materi seksual eksplisit dan ketelanjangan dilarang sepenuhnya.
Begitu juga dengan konten yang mempromosikan aktivitas kriminal, penggunaan narkotika ilegal, atau konten yang menggambarkan kekerasan intens di kehidupan nyata.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa Saja Konten 18+ di Meta?
Di kebijakan Meta, konten yang harusnya diberi rating 18+ mencakup ketelanjangan, materi atau lingkungan yang menjurus ke arah seksual, kekerasan intens yang mengandung darah, dan dunia virtual yang mempromosikan aktivitas 18+. Misalnya perjudian, minum alkohol, dan menggunakan tembakau atau ganja.
Penambahan kebijakan ini seiring dengan perluasan kontrol ornag tua yang dirilis Meta baru-baru ini. Dengan begitu, jelas bahwa induk Facebook tersebut berupaya proaktif memecahkan sebelum masalah datang.
Meta juga meminta pembuat konten di Horizon Worlds untuk memberi rating ke konten mereka sendiri. Namun perusahaan menegaskan akan tetap meninjau konten tersebut.
Nantinya jika ada keluhan yang diajukan, akan ada risiko bahwa konten milik seorang pengguna di Horizon Worlds akan dihapus. Oleh karenanya, perusahaan mengajak kreator membuat rating dan pelabelan yang jujur, sehingga Horizon Worlds bisa nyaman bagi semua pengguna.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Tambahkan Batasan Personal di Metaverse
Sebelumnya, Meta menambahkan sistem 'batasan personal' ke pengalaman virtual reality Horizon Worlds. Penambahan ini dimaksudkan untuk menghentikan pelecehan di metaverse.
Fitur baru ini diaktifkan secara default di platform kreasi Horizon Worlds dan layanan live event Horizon Venue.
Mengutip The Verge, Sabtu (5/2/2022), dengan batasan personal ini, Meta menambahkan penghalang virtual yang tidak terlihat di sekitar avatar. Tujuannya adalah mencegah orang lain mendekati avatar pengguna.
Sistem ini dibangun pada sebuah fitur yang sudah ada, dan diklaim bisa membuat tangan pengguna menghilang ketika mereka terlalu dekat dengan avatar lain.
Dijelaskan oleh Meta, fitur yang sudah ada memberi tiap orang jarak dua kaki. Dengan ditambahnya batasan personal, total jarak ruang pribadi antara satu avatar dengan avatar lainnya setara 4 kaki.
Juru bicara Meta Kristina Milian mengkonfirmasi, "Pengguna tidak bisa menonaktifkan batasan pribadi mereka, pasalnya sistem ini dimaksudkan untuk menetapkan norma standar tentang bagaimana orang saling berinteraksi di VR."
Namun menurutnya, perubahan di masa mendatang bisa membuat orang menyesuaikan ukuran radius.
Ada Pelecehan Seksual di Metaverse
Menurut Milian, jika ada avatar lain yang mencoba berjalan atau berpindah di ruang personal milik seseorang, pergerakan mereka akan terhenti.
Milian juga menyebut, pengguna masih bisa melewati avatar lain, sehingga pengguna tidak bisa melakukan hal-hal seperti menggunakan gelembung mereka untuk memblokir pintu masuk atau menjebak orang di ruang virtual.
Perubahan ini diluncurkan dua bulan setelah ruang virtual Horizon Worlds dibuka untuk umum setelah masa pengujian beta yang panjang.
Selama periode tersebut, setidaknya ada satu pengguna beta yang mengeluhkan avatarnya diraba-raba oleh orang asing.
Pengguna yang mengalami pelecehan di metaverse akhirnya menggunakan fitur blokir untuk menghentikan pelaku pelecehan.
(Tin/Ysl)
Advertisement