Sempat Jadi Tren, Platform Metaverse Raksasa Kini Sepi Pengguna?

Beberapa pemberitaan menyebutkan bahwa platform metaverse yang sempat jadi hype beberapa waktu lalu, masih harus berjuang keras untuk menggaet pengguna

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Okt 2022, 09:58 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2022, 09:34 WIB
Inovasi Arab Saudi Hadirkan Haji Virtual di Metaverse Tuai Kontroversi, Ini Faktanya
Ilustrasi Metaverse. (Unsplash/minhpham)

Liputan6.com, Jakarta - Metaverse sempat menjadi hype di seluruh dunia beberapa waktu lalu. Namun, sejumlah laporan dari platform besar menunjukkan bahwa mereka masih harus 'berdarah-darah' dalam menggaet pengguna.

Istilah metaverse sendiri sempat jadi tren usai Mark Zuckerberg mengumumkan melakukan rebranding terhadap Facebook, menjadi Meta, demi mengalihkan fokusnya membangun metaverse.

The Wall Street Journal (WSJ), seperti dikutip dari Fox Business, Minggu (16/10/2022), melaporkan bahwa Horizon Worlds milik Meta, gagal memenuhi ekspektasi kinerja internal.

Dokumen internal yang diperoleh WSJ mencatat, Meta menetapkan target 500 ribu pengguna aktif bulanan sampai akhir tahun 2022 ini.

Meski Zuckerberg menyebut transisi ke metaverse butuh waktu bertahun-tahun lagi untuk dicapai, disebutkan perusahaan merevisi proyeksinya menjadi 280 ribu pengguna. Menurut WSJ, penghitungan pengguna saat ini kurang dari 200 ribu.

Dokumen menunjukkan, sebagian besar pengguna Horizon biasanya berhenti menggunakan aplikasi setelah bulan pertama, dan basis pengguna secara konsisten menurun sejak musim semi (Maret-Mei 2022).

WSJ juga menyebut, hanya sembilan persen dari dunia virtual Horizon yang dibuat kreator, yang dikunjungi oleh setidaknya 50 orang. Banyak dari mereka yang belum pernah dikunjungi sama sekali.

Sebagai informasi, koleksi ruang-ruang virtual di platform metaverse ini, seharusnya jadi tempat para pengguna muncul sebagai avatar, dan berinteraksi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia.

Kabar Soal Sepinya Platform Metaverse

Meta Quest Pro
Meta Quest Pro diluncurkan, berapa harganya? (Doc: Meta)

Selain itu, keluhan soal bug di Horizon, memaksa Meta menerapkan "lockdown" untuk platform itu pada bulan lalu, yang berarti fitur baru akan dijeda sampai gangguan diperbaiki.

Meta belum menanggapi soal pemberitaan ini. Baru-baru ini, mereka meluncurkan headset realitas virtual (virtual reality/VR) terbarunya yaitu Quest Pro, yang dihargai USD 1.500 atau sekitar Rp 23 juta per unit.

Laporan dari Horizon Worlds sendiri muncul berdekatan dengan berita yang menyebutkan soal sepinya platform metaverse dan NFT, Decentraland.

Mengutip The Gamer, dilansir Coindesk, pengguna harian aktif Decentraland turun menjadi hanya 38 pengguna harian aktif, dan hanya pernah mencapai puncaknya di angka 675 pengguna harian.

Sementara menurut Coindesk juga, pesaing Decentraland, The Sandbox, memiliki 522 pengguna aktif dalam waktu yang sama. Saat The Gamer menulis pemberitaan tersebut, dilaporkan bahwa angkanya turun menjadi 19 pengguna.

Decentraland Bantah Sepi Pengguna

Ilustrasi VR, Virtual Reality, VR Headset, Virtual Reality Headset
Ilustrasi VR, Virtual Reality, VR Headset, Virtual Reality Headset. Kredit: Jan Vašek (JESHOOTS-com) via Pixabay

Subreddit game, yang menawarkan 87 ribu anggota, disebut benar-benar mati, dengan percakapan paling aktif yang sedang berlangsung, berpusat di sekitar basis pemainnya yang semakin berkurang.

Angka 19 pemain ini terkait dengan jumlah orang yang benar-benar menggunakan game tersebut, sebagaimana dimaksudkan, melakukan pembelian menggunakan mata uang kripto Decentraland, MANA.

Menurut situs pelacakan DappRadar yang juga dirujuk CoinDesk, platform ini hanya mengumpulkan 146 pemain pekan ini, dengan 380 transaksi. Namun Decentraland membantah angka-angka ini, dan melabelinya sebagai misinformasi.

"DappRadar tidak melacak pengguna kami, hanya orang yang berinteraksi dengan kontrak kami," kata Sam Hamilton, Creative Director di Decentraland kepada Coindesk.

Ia menambahkan, platform tersebut memiliki 8.000 pengguna rata-rata per hari, meskipun dia tidak merinci apa yang membuat "penggunaan aktif" dibandingkan interaksi yang lebih pasif.

Meski tidak merinci soal 19 pengguna harian yang melakukan pembelian dalam game, Decentraland kemudian melalui Twitter-nya mengklaim mereka punya 1.074 pengguna aktif di September 2022.

Hanya Mengukur Transaksi Pengguna

Ilustrasi Wisata Virtual
Foto: Pixabay Funky Focus.

Pihak Decentraland juga mengklaim memiliki total 56.697 pengguna bulanan di bulan September, termasuk yang tidak terlibat dengan kripto. DappRadar, sementara itu, menyebut sebenarnya ada sekitar 500 pengguna aktif dalam 30 hari terakhir.

Decentraland dalam update-nya kepada The Gamer, menyebutkan DappRadar telah memperbarui cara melacak pengguna blockchain aktif. Saat pembaruan, Decentraland memiliki 24 jam puncak dengan 40 menggunakan Etherium dan 487 dengan Polygon.

Sementara, platform lain Axie Infinity, tercatat memiliki sekitar 22 ribu pengguna aktif dalam 24 jam saat berita itu ditulis pada awal pekan ini. The Sandbox juga membantah metrik yang digunakan DappRadar untuk mengukur pengguna aktif harian di platform-nya.

Menurut CEO dan salah satu pendiri Sandbox, Arthur Madrid, metrik DappRadar hanya mencerminkan transaksi antara pengguna atau penjualan NFT utama dan bukan bentuk keterlibatan bermakna lainnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa The Sandbox mengukur pengguna aktif dengan melihat sejumlah metrik, termasuk penggunaan mereka dari waktu ke waktu dan retensi.

Lebih Berharga Saat Bekerja Sebagaimana Semestinya

Ilustrasi AR/VR.  (Sophia Sideri-Unsplash)
Ilustrasi AR/VR. (Sophia Sideri-Unsplash)

"Pengguna aktif adalah pengguna yang terhubung selama periode waktu tertentu. Pengguna aktif harian adalah seseorang yang terhubung setidaknya sekali sehari," jelas Nadrid.

"Bayangkan Anda hanya melacak jumlah orang yang membayar sesuatu di kasir di pusat perbelanjaan. Itu tidak berarti tidak banyak orang yang lewat," kata Madrid menambahkan.

Decentraland dan The Sandbox sendiri memiliki valuasi tinggi. Menurut data Messari, keduanya memiliki kapitalisasi pasar masing-masing sekitar USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 20 triliun.

Sasha Fleyshman, manajer portofolio di perusahaan investasi aset digital Arca, mengatakan kepada CoinDesk, platform metaverse akan jauh lebih berharga bagi pengguna saat mereka benar-benar beroperasi sebagaimana dimaksud.

"Siapa pun yang memberi tahu Anda bahwa ada metaverse hari ini yang berhasil, berarti mereka berbohong," kata Fleyshman.

(Dio/Isk)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya