Spotify Catat 195 Juta Pelanggan Berbayar, Target Tembus 200 Juta Akhir Tahun

Spotify mengungkapkan bahwa mereka memiliki 195 juta pelanggan berbayar untuk kuartal saat ini, meski begitu, saham mereka tercatat mengalami penurunan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Okt 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 17:00 WIB
Spotify Platform
Spotify Platform (Photo by Heidi Fin on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Plaform streaming Spotify dalam laporan terbarunya di hari Selasa pekan ini, mengumumkan bahwa mereka telah memiliki 195 juta pelanggan berbayar.

Jumlah ini meningkat tujuh juta sejak kuartal terakhir, melampaui perkiraan sebesar satu juta penambahan bersih. Perusahaan berharap dapat melampaui angka 200 juta di akhir tahun.

Total pengguna aktif bulanan tumbuh 20 persen menjadi 456 juta, atau enam juta di atas perkiraan Spotify sebelumnya, dengan penambahan bersih sebesar 23 juta, mewakili pertumbuhan kuartal ketiga terbesar sampai sekarang.

"Ada banyak ketidakpastian global, tetapi bisnis kami terus berkinerja sangat baik di seluruh dunia," kata CEO dari plaform streaming audio ini, Daniel Ek, dalam sambutan yang disiapkan tentang kuartal tersebut, mengutip Variety dikutip Rabu (26/10/2022).

Menurut Ek, dengan seperempat waktu tersisa di tahun ini, di mana terdapat perang, pandemi berkepanjangan, inflasi, gangguan rantai pasokan, dan ancaman resesi, dirinya bangga dengan semua yang telah dicapai perusahaan.

"Terlepas dari semua ini, kita berada tepat di mana kita pikir kita akan melakukannya," kata Ek.

Dalam earning call-nya tersebut, Ek mengatakan Spotify tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga paket berlangganan di Amerika Serikat (AS), mengikuti langkah Apple Music dan YouTube Music.

"Itu sesuatu yang akan kami diskusikan dengan mitra label kami," kata Ek. "Saya merasa senang dengan tahun yang akan datang ini, dan apa artinya tentang penetapan harga untuk layanan kami."

Meski begitu dilansir The Verge, saham dari perusahaan layanan streaming yang berbasis di Swedia ini turun lebih dari enam persen dalam perdagangan setelah jam kerja.

Jumlah Podcast yang Naik

Ilustrasi Spotify
Ilustrasi Spotify. Kredit: StockSnap via Pixabay

Margin laba kotor Spotify berada di 24,7 persen, atau dua poin lebih rendah daripada kuartal yang sama tahun lalu, serta di bawah panduan perusahaan sebelumnya.

Perusahaan menyebut, ini karena "penyesuaian yang tidak menguntungkan terhadap perkiraan periode sebelumnya untuk kewajiban pemegang hak."

Selain itu, Spotify melaporkan ada 4,7 juta podcast yang tersedia di plaformnya, naik dari 4,4 juta pada kuartal sebelumnya. Meski podcast masih belum menguntungkan bagi Spotify, perusahaan melihat pertumbuhan dua digit dalam pendapatan podcast.

Lebih lanjut, Spotify melaporkan kerugian operasional sebesar 228 juta euro, yang selain faktor lain terkait perusahaan dengan biaya gaji yang lebih tinggi, seiring perluasan tim penjualan iklan secara global.

Faktor lain juga terkait investasi platform dan efek dari beberapa akusisi baru-baru ini termasuk Podsights, Findaway, Sonantic, Chartable, Whooshkaa, dan Heardle.

Spotify Akuisisi Kinzen

Spotify
Spotify di PC. (Liputan6.om/ Yuslianson)
  1. Sebelumnya, Spotify mengumumkan akuisisi perusahaan yang berbasis di Dublin, Irlandia, Kinzen, yang bertujuan untuk melindungi podcast di platformnya dari konten-konten berbahaya.

Teknologi canggih dan keahlian Kinzen dinilai Spotify akan membantu mereka memberikan pengalaman yang aman dan menyenangkan secara lebih efektif di platformnya di seluruh dunia.

Mengutip keterangan tertulis di laman resmi Spotify, Minggu (9/10/2022), Spotify sudah bermitra dengan Kinzen sejak tahun 2020. Perusahaan menyebut, teknologi dari Kinzen sangat cocok untuk format podcast dan audio.

Menurut Spotify, teknologi Kinzen di Spotify menggabungkan pembelajaran mesin dan keahlian manusia yang didukung analisa dari akademisi, untuk menganalisis potensi konten berbahaya dan ujaran kebencian dalam berbagai bahasa dan negara.

Dustee Jenkins, Global Head of Public Affairs Spotify mengatakan, saat ini, mereka akan bekerja sama sebagai satu kesatuan.

"Kami akan dapat lebih meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi dan menangani konten berbahaya, dan yang terpenting, dengan cara yang lebih mempertimbangkan konteks lokal," ujarnya.

Kekuatan Unik Kinzen Dianggap Penting

Spotify App Desktop
Spotify App Desktop (Photo by sgcdesignco on Unsplash)

Perusahaan menyebut, analisis konten audio dalam ratusan bahasa dan dialek sangatlah kompleks. Selain itu, ada tantangan dalam mengevaluasi nuansa dan makna dari sebuah konten secara efektif.

Sehingga, kata Spotify, akuisisi Kinzen akan membantu mereka lebih memahami lanskap penyalahgunaan dan mengidentifikasi ancaman yang muncul di platform.

"Kombinasi alat dan wawasan ahli adalah kekuatan unik Kinzen yang kami anggap penting untuk mengidentifikasi tren penyalahgunaan yang muncul di pasar dan memoderasi konten yang berpotensi bahaya dalam skala besar,” kata Sarah Hoyle, Head of Trust and Safety.

Menurut Hoyle, perluasan tim yang dikombinasikan dengan peluncuran Dewan Penasehat Keselamatan beberapa waktu lalu, menunjukkan perusahaan proaktif untuk ruang ini.

(Dio/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya