Twitter Blokir Link ke Facebook, Instagram, dan Pesaing Lainnya

Twitter melarang pengguna membagikan twit berisikan link ke Facebook, Instagram, Mastodon, Tribel, Post, dan Nostr, yang "tujuan utamanya" mempromosikan konten di platform tersebut.

oleh Yuslianson diperbarui 19 Des 2022, 09:30 WIB
Diterbitkan 19 Des 2022, 09:30 WIB
Twitter
Ilustrasi Twitter (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Di saat warganet berbondong-bondong membanjiri Twitter dengan beragam cuitan soal final Piala Dunia 2022, perusahaan memperkenalkan kebijakan baru.

Twitter melarang pengguna membagikan twit berisikan link ke Facebook, Instagram, Mastodon, Tribel, Post, dan Nostr, yang "tujuan utamanya" mempromosikan konten di platform tersebut.

Akibatnya kebijakan baru Tweitter tersebut, pengguna kini tidak bisa lagi mencantumkan profil media sosial lainnya di Twitter bio.

Selain itu, pengguna juga tidak bisa lagi memposting tweet yang mengundang follower untuk mengikuti mereka di platform media sosial lainnya.

Mengutip The Verge, Senin (19/12/2022), perusahaan milik Elon Musk itu juga membatasi penggunaan agregator pihak ketiga seperti Linktree dan Link.bio.

Twitter memperingatkan, pengguna yang mencoba mengabaikan hal ini dengan cara menyembunyikan URL atau lainnya akan dianggap melanggar kebijakan perusahaan.

Perusahaan mengancam, akun pelanggar dapat ditangguhkan sementara jika itu adalah pelanggaran pertama mereka atau "insiden terisolasi".

"Setiap pelanggaran selanjutnya akan mengakibatkan penangguhan permanen," tambah Twitter.

"Secara umum, segala jenis cross-posting ke platform kami tidak melanggar kebijakan ini, meskipun dari situs terlarang yang tercantum di atas," tulis perusahaan milik Elon Musk tersebut.

Elon Musk PHK Karyawan Twitter Lagi

Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Di sisi lain, Elon Musk dikabarkan telah memberhentikan (PHK) lebih banyak tenaga kerja Twitter. Menurut The Information, perusahaan memangkas sebagian divisi infrastrukturnya pada Jumat malam (16/12/2022) waktu Amerika Serikat.

Jumlah karyawan yang terdampak belum jelas, tetapi beberapa engineer melalui Twitter mengaku mereka diberitahu melalui email bahwa kontribusinya sudah tak lagi diperlukan. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (18/12/2022).

PHK terbaru terjadi setelah The New York Times melaporkan bahwa Elon Musk telah memberhentikan Nelson Abramson, kepala infrastruktur Twitter, di antara segelintir karyawan berpangkat tinggi lainnya di perusahaan tersebut.

Menurut The Information, Musk menunjuk insinyur Tesla Sheen Austin untuk menjalankan tim infrastruktur situs web media sosial setelah kepergian Abramson.

Twitter belum menanggapi mengenai isu PHK karyawan ini. Untuk diketahui, perusahaan belum memiliki tim komunikasi sejak mengurangi tenaga kerjanya.

Karyawan Twitter Menyusut Sekitar 75 Persen

Pejalan kaki melintas di depan Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Menurut perkiraan The Information, jumlah karyawan Twitter telah menyusut sekitar 75 persen sejak Elon Musk mengambil alih perusahaan pada akhir Oktober.

Situs web media sosial ini mempekerjakan sekitar 7.500 orang di bawah mantan CEO Parag Agrawal. Seminggu lalu, Slack atau alat komunikasi internal Twitter mendaftarkan sekitar 2.000 karyawan.

Pada November, Musk dilaporkan telah memberi tahu kepada karyawan bahwa Twitter tidak akan memberhentikan tenaga kerja lagi. Janji itu muncul setelah ultimatum "sangat keras" dari Elon Musk menyebabkan setidaknya 1.200 karyawan mengundurkan diri.

Twitter dan Meta PHK Massal

Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.  Kredit: antonbe via Pixabay

Platform media sosial TikTok menjadi sorotan karena berencana untuk terus merekrut karyawan baru. Hal ini bertolak belakang dengan sejumlah perusahaan teknologi di Sillicon Valley lainnya yang justru memberhentikan pembukaan lowongan dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dilansir dari CNN Business, Selasa (22/11/2022) seorang sumber menyebutkan bahwa aplikasi video berdurasi pendek TikTok berkomitmen pada target mempekerjakan hampir 1.000 insinyur di kantornya di Mountain View, California, Amerika Serikat.

Target perekrutan khusus ini terkait dengan tujuan perusahaan untuk memastikan data penggunanya di Amerika Serikkat diawasi oleh tim yang berbasis di negara itu di tengah pengawasan di Washington karena hubungan perusahaan induknya ByteDance dengan China.

Berita tentang rencana perekrutan TikTok pertama kali dilaporkan oleh outlet media The Information.

CEO TikTok Shou Zi Chew mengkonfirmasi bahwa pihaknya masih membuka perekrutan

Dalam sebuah pidato pekan lalu pada Bloomberg New Economic Forum di Singapura, CEO TikTok Shou Zi Chew mengkonfirmasi bahwa pihaknya masih membuka perekrutan. Hal itu disampaikan menyusul isu PHK di perusahaan teknologi lain, termasuk Meta dan Amazon.

(Ysl/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya