Liputan6.com, Jakarta Startup yang bergerak di bidang financial technology (fintech) Adapundi mengklaim telah menyalurkan lebih dari 3,4 juta layanan pinjaman secara nasional.
Hal ini diharapkan bisa memperkuat upaya perusahaan untuk mendorong indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dan inklusi keuangan nasional yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami pertumbuhan.
Baca Juga
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari OJK, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 49,68% dan indeks inklusi keuangan naik menjadi 85,10%.
Advertisement
OJK sendiri telah mencanangkan target untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan di Indonesia menjadi 90% di tahun 2024 sehingga layanan keuangan harus semakin mudah untuk didapatkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia.
Direktur Adapundi Achmad Indrawan menilai tren positif perkembangan literasi dan inklusi keuangan nasional harus dipertahankan, di mana hal tersebut salah satunya bisa dilakukan dengan semakin meningkatkan kemudahan akses layanan finansial bagi masyarakat.
"Memahami hal tersebut, sebagai fintech yang berkomitmen dalam mendorong kesetaraan akses layanan keuangan bagi tiap lapisan masyarakat di seluruh Indonesia, Adapundi akan terus menghadirkan solusi dan inovasi terdepan yang mampu menjangkau lebih banyak masyarakat dari segmen mana pun dan menjawab berbagai kebutuhan finansialnya,” kata Achmad melalui keterangannya, Rabu (8/3/2023).
Visi tersebut sejalan dengan pembaruan logo Adapundi yang menjadi simbol akan inovasi untuk memberikan produk dan layanan yang lebih baik.
Achmad menjelaskan logo baru ini didesain dengan pendekatan lebih simple dan kekinian serta penggunaan warna yang lebih cerah untuk melambangkan semangat dan energi Adapundi dalam beradaptasi pada perubahan terhadap kondisi pasar dan kebutuhan konsumen.
“Logo baru ini melambangkan lembaran baru dari Adapundi untuk terus mendorong inklusi keuangan nasional. Sejak resmi beroperasi pada 2020, Adapundi terus berupaya untuk berperan aktif mendukung pemerintah dalam mengakselerasi inklusi keuangan nasional dengan menghadirkan berbagai inovasi, khususnya dalam menyediakan produk dan layanan bagi konsumen,” ucapnya memungkaskan.
7 Cara Jaga Keamanan Data Pribadi Saat Menggunakan Aplikasi Fintech
Layanan teknologi keuangan atau financial technology (fintech) masih diminati di Indonesia, bahkan penggunanya pun semakin banyak.
Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, inklusi keuangan di sektor fintech menunjukkan peningkatan dari 0,11 persen pada 2019 menjadi 2,56 persen pada 2022.
Namun di tengah potensi yang muncul, ada juga ancaman yang harus diwaspadai yaitu mengenai aspek keamanan data, yang juga masih jadi momok bagi industri fintech.
Data Breach Monitoring dari Surfshark menyebut, Indonesia menempati urutan empat di dunia, dalam hal kasus kebocoran data, dengan jumlah mencapai 13,26 juta di kuartal tiga 2022.
Maka dari itu, mengutip siaran pers Kredivo, Senin (20/2/2023), ada beberapa tips untuk bisa tetap menjaga keamanan data pribadi pengguna dalam menggunakan aplikasi fintech.
Tips-tips ini mengurangi risiko pada pengguna, terhadap kerugian yang terjadi akibat penyalahgunaan data.
Tips Jaga Keamanan Data Bagi Pengguna Fintech
-
Gunakan fintech yang terpercaya dan terdaftar di OJK
Dengan menggunakan aplikasi layanan keuangan digital yang telah terdaftar di OJK, pemenuhan hak pengguna atas keamanan dan perlindungan data pribadi oleh fintech, akan dijamin dan terus diawasi oleh OJK.
-
Unduh aplikasi dari sumber resmi
Download atau unduhlah aplikasi layanan keuangan digital, hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store atau App Store, biar terhindar dari malware. Ini juga akan menghambat pihak tak bertanggung jawab untuk mengakses dan mengambil data pribadi .
Advertisement
Hindari Lakukan Sejumlah Hal Ini
-
Hindari sebarkan password, PIN, kode OTP, dan rutin ubah kata sandi
Hindari memberitahu PIN, kata sandi atau password, dan kode OTP dari akun fintech kepada orang lain, bahkan ke orang terdekat, terlebih orang yang tidak dikenal.
Pengguna juga disarankan secara rutin mengganti PIN atau kata sandi, minimal tiga bulan sekali. Hindari juga kombinasi angka yang familiar dengan kehidupan, seperti tanggal lahir.
-
Hindari membuka link dari email, SMS, atau WhatsApp
Jika menerima email atau pesan dari orang tak dikenal yang berisi perintah membuka aplikasi fintech atau hal lainnya lewat link mencurigakan, abaikan saja.
Ini berpotensi menjadi modus penipuan berupa phising yang dapat membahayakan keamanan data Anda.
-
Update aplikasi secara berkala
Selalu perbarui aplikasi melalui Google Play Store atau App Store. Platform fintech biasanya secara rutin memperbarui sistem keamanan mereka, melalui pembaruan versi aplikasi
Waspadai Beberapa Iming-Iming Seperti Ini
-
Waspadai iming-iming investasi melalui pemanfaatan limit
Pastikan memanfaatkan limit sesuai dengan kegunaannya, yaitu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Jika sejak awal terjadi penyalahgunaan limit dari pengguna, platform biasanya tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian yang terjadi.
-
Waspadai iming-iming kenaikan limit melalui media sosial atau telepon yang mengatas namakan customer service
Platform berizin dan diawasi oleh OJK, biasanya tidak pernah menghubungi pengguna untuk melakukan transaksi belanja, atau memberikan peningkatan limit di luar aplikasi.
Apabila ragu atas informasi atau penawaran yang didapat, Anda dapat menanyakan langsung kepada customer service resmi untuk memastikan kebenaran informasi.
Advertisement
Aspek Keamanan di Literasi Digital Indonesia Masih Perlu Jadi Perhatian
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan adanya kenaikan indeks literasi digital di Indonesia untuk tahun 2022. Namun, aspek keamanan digital masih membutuhkan perhatian lebih.
Tercatat dalam Survei Indeks Literasi Digital 2022, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan menyatakan, kenaikan lebih dominan dalam aspek budaya digital dan etika digital.
"Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2022 terdapat peningkatan sekitar nol koma nol lima poin. Dari sebelumnya 3,49 sekarang sudah mencapai 3,54 angka agregat," kata Semuel di Jakarta Rabu pekan ini.
Mengutip siaran pers di laman resminya, Jumat (3/2/2023), menurut Semuel, secara umum terdapat peningkatan untuk aspek budaya dan etika digital.
"Sekarang ada di angka 3,48. Kemudian, untuk digital skill-nya masih berada di sekitaran 3,52. Etika digital juga mengalami peningkatan 3,68. Ini adalah hasil yang kita dapatkan dari tahun lalu kita adakan survei," katanya.
Mengenai aspek keamanan atau safety, Kementerian Kominfo mencatat bagian ini perlu menjadi perhatian, karena nilainya yang masih rendah, di angka 3,12.
"Makanya banyak fenomena di masyarakat seperti misalnya tertipu dan terperdaya oleh orang-orang yang punya niatan jahat," Semuel mencontohkan.
INFOGRAFIS JOURNAL_Bagaimana Antisipasi dari Kejahatan Social Engineering? (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement