Liputan6.com, Jakarta - NASA untuk pertama kalinya memamerkan baju luar angkasa yang bakal dipakai oleh astronaut dalam misi Artemis III ke Bulan. Setelan ini dikembangkan oleh Axiom Space.
Adapun, prototipe pertama dari pakaian antariksa ini diungkap dalam sebuah acara pada Rabu waktu setempat, di Space Center Houston, Texas, Amerika Serikat.
Baca Juga
Mengutip laman resminya, Kamis (16/3/2023), Bill Nelson, Administrator NASA mengatakan pakaian antariksa ini sudah dikembangkan berdasarkan penelitian dan keahlian mereka selama bertahun-tahun.
Advertisement
"Pakaian antariksa generasi berikutnya dari Axiom tidak hanya akan memungkinkan wanita pertama berjalan di Bulan, tetapi juga akan membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk mengeksplorasi dan melakukan sains di Bulan daripada sebelumnya," kata Nelson.
Pakaian ini bernama Axiom Extravehicular Mobility Unit, atau AxEMU. Dibuat berdasarkan prototipe pakaian antariksa NASA dan menggabungkan teknologi terbaru, AxEMU memiliki mobilitas lebih dari baju antariksa lainnya, serta perlindungan tambahan dari bahaya di Bulan.
Dikutip dari Engadget, desain baju dimaksudkan untuk mengakomodasi tipe tubuh dengan lebih luas. Selain itu, kostum juga akan lebih fleksible daripada pakaian sebelumnya, serta mencakup alat untuk eksplorasi.
Dalam baju luar angkasa itu juga akan ada helm yang disematkan lampu dan kamera HD untuk membagikan pengalaman penggunanya. Astronaut pun akan menggunakan setelah tersebut melalui palka di life support backpack.
Â
Tidak Akan Hadir Dalam Warna Hitam
Lebih banyak sambungan juga memungkinkan penggunanya berlutut dan bergerak dengan mudah. Sementara sarung tangannya, dirancang untuk pemakaian jangka panjang dalam gayaberat mikro.
Desain pakaian ini juga dapat menangani suhu dingin yang ekstrem, di area berbayang secara permanen di permukaan Bulan, bahkan sampai ke sepatu botnya.
Namun tidak seperti gambar, kostum ini tidak akan hadir dalam warna hitam. Cover tersebut, yang dibuat oleh desainer kostum For All Mankind, ditujukan untuk menyembunyikan desain dengan pemilik di bawahnya.
Versi aslinya, yang akan dibawa ke luar angkasa, tetap berwarna putih dengan tujuan melindungi astronaut dari panas yang ekstrim.
Axiom pun juga masih akan menguji kostum ini di lingkungan yang mirip dengan luar angkasa sebelum misi. Sementara NASA, mempertahankan otoritas untuk pelatihan astronot, perencanaan misi, dan persetujuan sistem layanan.Â
Advertisement
Artemis III Bakal Bawa Wanita Bumi Pertama ke Bulan
Misi Artemis III saat ini dijadwalkan untuk bulan Desember 2025. Jika sukses, itu akan jadi pertama kalinya misi pendaratan di Bulan berawak, sejak Apollo 17 di 1972.
Informasi, Apollo 17 merupakan misi terakhir dari program Apollo NASA, di mana menjadi terakhir kalinya manusia menginjakkan kakinya ke Bulan.
Astronaut Eugene Cernan dan Harrison Schmitt menjadi orang terakhir yang menginjakkan kaki di Bulan dalam misi itu, setelah itu tidak ada lagi sampai saat ini, hingga dijadwalkan berikutnya di Artemis III.
Artemis III juga akan jadi pertama kalinya wanita dan orang kulit berwarna, mendarat di satelit Bumi itu.
Dua orang yang mencapai permukaan akan tinggal di sana kurang dari sepekan dan melakukan empat kali moonwalk, yang mencakup ekspedisi penjelajah dan pengumpulan sampel es.
Dua anggota awak lainnya akan tetap berada di kapsul Orion yang akan menjemput kru, saat kembali menggunakan SpaceX Starship.
Pakaian antariksa ini bukan satu-satunya yang bakal dipakai NASA. Vendor lain juga bersaing untuk mendapatkan pesanan untuk menangani pendaratan di Bulan ke depannya, serta untuk aktivitas di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Â
Empat Astronaut Crew-5 SpaceX Pulang ke Bumi
Sebelumnya, empat astronaut yang tergabung dalam misi Crew-5 SpaceX kembali ke Bumi pada Sabtu malam waktu setempat, usai lima bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Menggunakan wahana antariksa Dragon "Endurance" milik perusahaan Elon Musk itu, empat astronaut tersebut mendarat di lepas pantai Florida, Amerika Serikat (AS).
Empat astronaut tersebut adalah Josh Cassada dan Nicole Mann dari NASA, Koichi Wakata dari Jepang, serta kosmonaut Rusia Anna Kikina. Dikutip dari Engadget, Senin (13/3/2023), mereka menghabiskan 157 hari di orbit selama rotasi Stasiun Luar Angkasa.
Tercatat juga, misi ini membawa Mann, anggota suku Wailaki, menjadikannya sebagai wanita pribumi Amerika pertama yang terbang ke luar angkasa.
Selain itu, ini juga pertama kalinya kosmonaut Rusia terbang dengan pesawat swasta AS. Hal itu bisa dicapai karena kerja sama NASA dan Roscosmos tahun lalu, di tengah ketegangan antara AS dan Rusia karena Perang Ukraina.
Sementara bagi Wakata, penerbangan ini menjadi kepulangannya yang kelima dari luar angkasa, menjadikannya sebagai sebuah rekor untuk Jepang.
Misi ini juga menandai perjalanan orbit kedua untuk Endurance, setelah kapsul itu berhasil membawa awak Crew-3 kembali ke Bumi musim gugur lalu.
(Dio/Ysl)
Advertisement