Elon Musk: Pengguna Twitter Akan Dikenakan Biaya saat Klik Konten Berita Mulai Mei 2023

Menurut Elon Musk, Twitter akan mengizinkan penerbit media untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk akses ke artikel (berita) yang mereka posting di situs web, paling cepat bulan depan.

oleh Iskandar diperbarui 30 Apr 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2023, 13:00 WIB
Inilah 5 Sumber Kekayaan Elon Musk, Bos Tesla yang Baru Beli Twitter Rp635 Triliun
Elon Musk beli Twitter senilai Rp635 triliun. Dari mana saja sumber kekayaannya? (Instagram/elon.r.muskk).

Liputan6.com, Jakarta - Twitter menyediakan cara baru bagi penerbit untuk memperoleh penghasilan dari konten berita mereka di luar opsi langganan.

Menurut bos Twitter, Elon Musk, perusahaan akan mengizinkan penerbit media untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk akses ke artikel individual yang mereka posting di situs web, paling cepat bulan depan.

"Diluncurkan bulan depan, platform ini akan memungkinkan penerbit media untuk menagih pengguna per artikel dengan satu klik," cuit Elon Musk, dikutip Minggu (30/4/2023).

Ia menjelaskan hal ini memungkinkan pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi ketika mereka ingin membaca artikel sesekali.

"Harus menjadi win-win utama untuk keduanya, organisasi media dan publik," tulis Elon Musk menambahkan.

Namun, hingga saat ini, detail tentang fitur tersebut masih belum jelas. Musk hanya mengatakan bahwa itu akan mulai diluncurkan bulan depan, tidak jelas jenis akun dan outlet media apa yang dapat membebankan biaya per artikel.

Mengutip Engadget, Elon Musk juga tidak menjabarkan berapa komisi yang akan diambil situs web berita.

Untuk diketahui, ketika perusahaan secara resmi mengganti Super Follows dengan Langganan, Musk mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengambil uang dari kreator selama 12 bulan ke depan. Setelah tahun ini habis, Twitter akan mengambil potongan 10 persen untuk langganan.

 

Elon Musk Perkenalkan Fitur Monetisasi bagi Pembuat Konten di Twitter

Twitter
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan bahwa pembuat konten (content creator) di Twitter kini dapat memonetisasi konten mereka.

Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter, perusahaan telah menempuh beberapa langkah drastis untuk mengubah dirinya menjadi bisnis yang menguntungkan, termasuk PHK massal dan memperkenalkan langganan Twitter Blue.

BACA JUGA:Tesla Menang Gugatan atas Kecelakaan Autopilot Model SPerubahan terbaru yang bakal diberlakukan, memungkinkan pengguna memonetisasi semua bentuk kiriman di Twitter secara global.

Inisiatif ini ditargetkan untuk meningkatkan keterlibatan pengikut dan menciptakan aliran pendapatan baru di platform media sosial Twitter.

Fitur langganan atau subscription memungkinkan pengguna Twitter untuk membebankan harga bulanan kepada pengikut berdasarkan salah satu titik harga yang disediakan oleh Twitter.

Setelah dibayar, pelanggan mendapatkan akses ke konten eksklusif pembuatnya yang tidak dapat dilihat di depan umum.

Melansir Cointelegraph, Sabtu (29/4/2023), anggota Crypto Twitter, yang telah mengumpulkan kredibilitas dan banyak pengikut di Twitter karena telah mengunggah konten bertahun-tahun, menyambut rencana ini.

Inisiatif berkelanjutan Musk untuk mendesain ulang Twitter juga akan mempertimbangkan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) untuk mendeteksi dan mencegah informasi yang salah di platform media sosial.

Musk dilaporkan membeli hampir 10.000 unit pemrosesan grafis (graphics processing units/GPU) untuk membangun sistem AI yang di masa yang akan datang, meskipun memperingatkan dunia terhadap pengembangan AI masih menjadi polemik lantaran masalah sosial.

Sempat Dihapus, Twitter Kembalikan Centang Biru Akun Selebritas

Aplikasi Twitter
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Bulan lalu, Twitter telah menghapus centang biru Legacy dari sejumlah akun selebritas atau figur publik. Beberapa figur yang sempat kehilangan centang biru tersebut adalah penulis JK Rowling, pesepakbola Cristiano Ronaldo, aktor Robert Downey Jr, hingga Paus Fransiskus.

Selain akun di atas, beberapa musisi seperti Justin Bieber, Fiersa Besari, dan Rian D'Masiv juga kehilangan bukti verifikasi akun Twitter tersebut. Namun baru-baru ini, sejumlah akun yang sempat kehilangan centang biru itu dilaporkan telah mendapatkannnya kembali.

Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, sejumlah akun selebritis yang sempat kehilangan centang biru kini sudah mendapatkannya kembali. Yang menarik, kebanyakan dari mereka mengaku tidak mendaftarkan diri ke layanan Twitter Blue.

Sebagai informasi, Twitter Blue merupakan layanan berlangganan yang dihadirkan Twitter. Sejak penghapusan verifikasi Legacy, berlangganan Twitter Blue memang menjadi cara untuk bisa mendapatkan centang biru di platform tersebut.

Salah satu akun yang mengaku heran dengan kembalinya centang biru ini adalah Fiersa Besari. Melalui cuitannya, ia mengaku tidak berlangganan, tapi keterangan menyebut ia telah berlangganan ke Twitter Blue.

Mengutip informasi dari Forbes, Senin (24/4/2023), hal ini juga terjadi sejumlah akun figur publik lainnya, seperti komedian Ben Schwartz dan aktor Elijah Wood. Bahkan, beberapa akun jurnalis kenamaan juga telah mendapatkan kembali bukti verifikasi tersebut.

Sejumlah akun Twitter milik figur yang sudah meninggal pun diketahui kembali mendapatkan tanda tersebut, seperti mantan Presiden Venezuela Hugo Chavez dan vokalis Linkin Park Chester Bennington.

Kendati demikian, tidak diketahui alasan di balik kembalinya centang biru ke akun-akun tersebut. Namun dari rumor yang beredar, ada yang menyebut Twitter mengembalikan centang biru tersebut pada akun yang telah memiliki lebih dari 1 juta follower.

Di sisi lain, Elon Musk sendiri sempat mengaku dirinya mentraktir akun sejumlah figur publik agar mereka tetap bisa mendapatkan centang biru. Mereka adalah LeBron James, penulis Stephen King dan aktor William Shatner.

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya