Ganti Tema Google Chrome Makin Mudah dengan Panel Kustom Baru, Ini Cara Pakainya

Kini alat kustomisasi tema Google Chrome hadir sebagai panel samping, yang memudahkan pengguna untuk mengganti tema seusain keinginan.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 11 Jun 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2023, 08:00 WIB
Panel Kustom Tema Google Chrome
Tampilan panel samping alat kustomisasi tema Google Chrome desktop. (Liputan6.com/Dinda Charmelita Trias Maharani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak beberapa waktu lalu, Google Chrome telah memiliki opsi untuk memasang tema baru yang disesuaikan oleh pengguna. Kabar baiknya, alat kustomisasi itu kini hadir sebagai panel samping, yang memudahkan pengguna mengganti tema.

Panel ini akan muncul di sebelah kanan tab pencarian, tanpa meninggalkan tab yang sedang dibuka. Sebelumnya, pengguna Google Chrome bakal diarahkan ke halaman baru untuk dapat menyesuaikan tema Chrome sesuai keinginan.

Fitur baru ini pun mengubah sejumlah opsi untuk menyesuaikan warna Chrome dan gambar latar belakang yang akan muncul di tab baru. Meskipun belum ada penambahan opsi baru, pengguna Chrome tetap dapat menggunakan foto sendiri sebagai latar belakang tab. 

Selain itu, Chrome masih memberikan sekumpulan pilihan warna dan template tema dengan gambar dan warna yang serasi. 

Untuk menyesuaikan tema Google Chrome, pengguna browser besutan Google tersebut dapat mengikuti beberapa langkah berikut ini.

  • Buka tab baru di Google Chrome,
  • Klik ikon pensil di pojok kanan bawah tab hingga muncul panel di bagian kanan,
  • Pilih warna yang ingin digunakan sebagai dasar tema Chrome
  • Klik “Change Theme”, lalu pilih foto dari koleksi Google atau klik “Upload an image” untuk mengunggah foto dari perangkat
  • Tema telah selesai diubah

Selain itu, di bagian bawah panel juga tersedia opsi untuk mengubah shortcut yang akan tampil setiap kali tab baru dibuka. Pintasan browser ini dapat dipilih sendiri atau berdasarkan situs yang paling sering diakses.

Google Hapus 32 Ekstensi Chrome Berbahaya

Berbicara tentang Google Chrome, perusahaan ini dikabarkan telah menghapus 32 ekstensi berbahaya dari Chrome Web Store. Alasannya, ekstensi ini mampu mengubah hasil pencarian dan mendorong spam atau iklan yang tidak diinginkan. 

Dilansir Gizchina, Rabu (7/6/2023), peneliti keamanan dunia maya, Wladimir Palant menemukan ekstensi Google Chrome tersebut memiliki kode berbahaya yang disamarkan dengan cerdik agar pengguna tidak mengetahui potensi resikonya.

Bahayanya, semua ekstensi yang dihapus ini sebelumnya telah diunduh sebanyak 75 juta kali oleh pengguna Google Chrome. Pada ekstensi PDF Toolbox misalnya, Palant menemukan adanya kode samaran yang digunakan sebagai pembungkus API ekstensi yang sah. 

Ekstensi Bisa Membajak Hasil Pencarian

Ilustrasi Chrome Extension
Ilustrasi ekstensi Chrome berbahaya yang mampu manipulasi hasil pencarian. (Sumber: Gizchina)

Selain itu, kode mencurigakan juga terdapat di 18 ekstensi Chrome lainnya, termasuk Autoskip for YouTube dan Soundboost, yang memiliki total unduhan sebanyak 55 juta.

Setelah upaya Palant untuk melaporkannya ke Google tidak digubris, perusahaan Avast pun turut mencoba hal yang sama untuk mengonfirmasi kejahatan ekstensi tersebut.

Avast menyoroti bahwa ekstensi itu merupakan adware yang membajak hasil pencarian untuk menampilkan tautan sponsor dan hasil berbayar, bahkan tautan berbahaya.

Perlu diingat, penghapusan ekstensi Chrome berbahaya dari Web Store tidak akan secara otomatis menonaktifkannya dari browser penggunanya. Maka, perlu tindakan manual untuk menghilangkan resiko mereka. 

Perhatikan Detail Ekstensi Sebelum Mengunduh

Chrome Web Store
Ini rekomendasi download manager yang ada di Google Chrome. Liputan6.com/ Yuslianson

Adapun kejadian ini memberikan pemahaman untuk lebih berhati-hati saat memilih dan mengunduh ekstensi dari Chrome Web Store. Sebelum mengunduh, pengguna perlu memeriksa izin-izin yang diminta ekstensi. 

Selain itu, ulasan dan peringkat ekstensi juga perlu diperhatikan agar pengguna dapat memastikan kebijakan yang dimilikinya sesuai dengan fungsi.

Mengingat aktor jahat masih bisa menembus Chrome Web Store, pihak developer pun harus selalu waspada dan mengambil tindakan preventif yang diperlukan. Hal ini untuk mencegah insiden serupa kembali terjadi di kemudian hari. 

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya