Meta, Snap, dan TikTok Kerja Sama Buat Basmi Konten Bunuh Diri

Meta, Snap, dan TikTok sebagai raksasa media sosial yang punya banyak pengguna kini mengadakan kerja sama untuk membasmi konten grafis seperti bunuh diri, yang seolah yang mengajak orang menyakiti diri sendiri.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 14 Sep 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)
Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga raksasa media sosial yang kini punya banyak pengguna, yakni Meta, Snap, dan TikTok mendirikan sebuah program bernama Thrive.

Program ini merupakan upaya ketiga media sosial untuk menghentikan beredarnya konten grafis (mengandung kekerasan) yang seolah mengajak orang untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri.

Sebagaimana dikutip dari The Verge, Jumat (13/9/2024), Thrive memungkinkan Meta, TikTok, dan Snap untuk berbagi "sinyal", guna saling memperingatkan tentang konten yang melanggar di platform mereka.

Thrive merupakan program yang dikembangkan bersama Mental Health Coalition, sebuah organisasi amal yang menyatakan, mereka berupaya menghilangkan stigma tentang masalah kesehatan mental.

Meta menyebut, mereka menyediakan infrastruktur teknis di balik Thrive, yang memungkinkan sinyal dibagikan dengan aman.

Meta memakai teknologi berbagi sinyal lintas platform yang sama dengan yang dipakai di Lantern, sebuah program untuk membantu memerangi pelecehan anak di dunia maya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ketiga Medsos Bisa Saling Beri Sinyal

Threads Meta
Threads Meta. (Unsplash/Julio Lopez)

Perusahaan yang berpartisipasi dapat berbagi hash yang cocok dengan media yang melanggar untuk saling memberi sinyal.

Menurut Meta, mereka sudah membuat konten grafis yang seolah mengajak pengguna untuk menyakiti atau bunuh diri lebih sulit ditemukan di platformnya.

Namun, mereka mencoba memberi ruang bagi orang-orang untuk membahas masalah kesehatan mental, bunuh diri dan tindakan menyakiti diri sendiri.

Menurut grafik Meta, pihaknya mengambil tindakan terhadap jutaan konten bunuh diri dan menyakiti diri sendiri tiap kuartal. Pada kuartal terakhir, Meta memulihkan 25.000 unggahan, karena pengguna mengajukan banding.


Meta Hapus Puluhan Ribu Akun Instagram

Logo Instagram (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)
Logo Instagram (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Tidak hanya itu, belum lama ini Meta dilaporkan telah menghapus puluhan ribu akun Instagram dari Nigeria. Apa yang terjadi?

Langkah ini adalah bagian dari upaya Meta untuk memerangi penipuan pemerasan seks di platform media sosial mereka, sebagaimana dikutip dari Engadget, Kamis (25/7/2024).

Latar Belakang Pemerasan Seks

Perusahaan induk Facebook itu menjelaskan, sebagian besar pria dewasa di Amerika Serikat telah menjadi target akun-akun pemeras tersebut.

Tak hanya menyasar pengguna dewasa, sejumlah akun Instagram asal Nigeria ini juga melakukan pemerasan terhadap korban di bawah umur.

Karena hal ini, raksasa media sosial telah menambahkan fitur keamanan Instagram.

Fitur baru ini mampu mendeteksi ketelanjangan secara otomatis, dan memberikan peringatan kepada pengguna tentang potensi penipuan dan pemerasan.

 


Penghapusan Akun

Ilustrasi logo Instagram
Ilustrasi logo Instagram (sumber: freepik)

Meta menjelaskan, penghapusan ini mencakup 2.500 akun yang dikaitkan dengan sekelompok sekitar 20 grup bekerja sama untuk melakukan penipuan pemerasan seks.

Selain itu, perusahaan juga menghapus ribuan akun dan grup di Facebook yang memberikan tips dan saran bagi orang yang ingin melancarkan aksi pemerasan seks.

Akun-akun tersebut terkait dengan Yahoo Boys, sebuah kelompok "penjahat siber yang terorganisir dan sebagian besar beroperasi di luar Nigeria."

"Kelompok ini memang punya spesialisasi dalam berbagai jenis penipuan," kata perushaana bentukan Mark Zuckerberg.

Meta sendiri masih menjadi sorotan karena tidak berbuat banyak untuk melindungi remaja dari pemerasan seks di aplikasinya.

Dalam sidang Senat awal tahun ini, Senator Lindsey Graham mendesak Mark Zuckerberg terkait dengan seorang anak meninggal karena bunuh diri.

Diketahui, senat bertanya apakah orang tua anak tersebut dapat menuntut Meta karena telah menjadi korban di platform medsos miliknya.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya