Tiket Final Bulutangkis Beregu Putra Hanya Dijual 1.600 Lembar, Berikut Ini Penjelasan INASGOC

Istora Senayan sejatinya mampu menampung 7 ribu lebih penonton. Namun, INASGOC hanya melepas 1.600 tiket untuk final cabang olahraga bulutangkis beregu putra di Asian Games 2018. Mengapa?

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 22 Agu 2018, 15:08 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2018, 15:08 WIB
fans Indonesia Open 2018
Seorang fans mendapatkan raket milik Kevin Sanjaya usai menjuarai Blilbli Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Minggu, (8/7/2018). Indonesia memborong dua gelar melalui Kevin/Marcus dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Kekecewaan harus dirasakan ratusan suporter Indonesia yang berniat menonton pertandingan final Asian Games 2018 cabang olahraga bulutangkis dari nomor beregu putra antara Indonesia melawan China, Rabu (22/8/2018). Sebagian besar penonton tak bisa menonton karena minimnya tiket yang disediakan Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC).

Suporter yang hendak menonton pertandingan final tersebut sudah mengantre sejak pagi untuk mendapatkan tiket. Namun, ternyata INASGOC hanya menyediakan 1.600 tiket untuk final.

Padahal, Istora Senayan mampu menampung sampai 7 ribu lebih penonton. Direktur Ticketing INASGOC Sarman Simanjorang, punya alasan alasan terkait aturan itu

"Kami sampaikan tiket sampai saat ini sudah habis," kata Sarman ketika menemui calon pembeli tiket di Istora Senayan.

Menurut Sarman, INASGOC mengikuti aturan Dewan Olimpiade Asia (OCA) terkait kuota tiket yang dilepas ke masyarakat. Menurutnya, panitia harus menyediakan tempat duduk untuk para media peliput Asian Games yang datang dari berbagai negara.

"Sesuai dengan ketentuan dari OCE, harus ada kapasitan untuk kebutuhan broadcast karena akan disiarkan secara langsung ke negara-negara, selain itu harus ada untuk media, yang jumlahnya hampir 3.000. Jadi, tiket yang dijual hari ini hanya 1.600," ucap Sarman.

Tingginya animo masyarakat untuk menonton final beregu putra Indonesia di Asian Games 2018 terasa wajar. Tim bulutangkis Merah Putih belum pernah lagi meraih emas di ajang tersebut sejak terakhir pada 1998.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya