Australia Pertimbangkan Kirim Pasukan Perdamaian ke Ukraina, Rusia Beri Peringatan Keras

Pemerintah Australia sedang mempertimbangkan usulan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina.

oleh Teddy Tri Setio Berty Diperbarui 11 Mar 2025, 14:03 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 14:03 WIB
Pasukan Ukraina Pukul Mundur Tentara Rusia dari Wilayah Kharkiv
Seorang tentara Ukraina berdiri di atas bendera Rusia di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, 13 September 2022. Pasukan Rusia tampak meninggalkan Kota Izium dan Svatove di Luhansk usai pasukan Ukraina memulai serangan baru ke arah timur melalui Kharkiv. (AP Photo/Kostiantyn Liberov)... Selengkapnya

Liputan6.com, Moskow - Rusia memberikan peringatan kepada pemerintah Australia untuk tidak mengerahkan pasukannya ke Ukraina sebagai bagian dari operasi penjaga perdamaian internasional.

Rusia menyebut, jika Australia nekad maka itu akan mengakibatkan "konsekuensi serius", demikian dikutip dari laman The Guardian, Selasa (11/3/2025).

Sebelumnya, pemerintah Australia sedang mempertimbangkan usulan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke wilayah yang dilanda perang tersebut.

Australia menyebut pasukan tersebut akan menegakkan kesepakatan damai yang dicapai antara kedua negara.

Dalam sebuah pernyataan, kedutaan besar Rusia di Australia mengatakan bahwa bergabung dengan koalisi "akan menimbulkan konsekuensi serius" bagi Australia.

"Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa kehadiran militer asing di Ukraina sama sekali tidak dapat diterima. Oleh karena itu, gagasan pengerahan kontingen militer Barat di Ukraina dengan kedok pasukan penjaga perdamaian dimaksudkan untuk merusak upaya perdamaian. Canberra tetap teguh di pihak perang bersama dengan mereka di Eropa yang bertaruh untuk melanjutkan dan meningkatkan konflik meskipun ada pergeseran yang mendorong ke arah negosiasi perdamaian," demikian bunyi pernyataan itu.

"Bagi Australia, bergabung dengan apa yang disebut koalisi yang bersedia akan menimbulkan konsekuensi serius. Sekali lagi, pasukan Barat di lapangan tidak dapat diterima oleh Rusia, dan kami tidak akan tetap menjadi pengamat pasif."

"Bagi mereka yang cenderung menganggap hal di atas sebagai ancaman: bukan. Itu peringatan. Rusia tidak berniat menyakiti warga Australia, dan Canberra dapat dengan mudah menghindari masalah dengan menahan diri dari hal yang tidak bertanggung jawab di zona operasi militer khusus."

 

Promosi 1

Respons Menlu Australia

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong dalam dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) dengan Australia, pada Rabu (13/7/2023). (Dok: Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong dalam dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) dengan Australia, pada Rabu (13/7/2023). (Dok: Kemlu RI)... Selengkapnya

Menanggapi pernyataan Rusia, menteri luar negeri Penny Wong mengatakan, Australia memiliki tradisi yang membanggakan dalam mendukung perdamaian sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian internasional.

"Misi seperti itu belum ada di Ukraina, tempat Rusia melanjutkan perangnya yang brutal dan tidak dapat dibenarkan," katanya.

"Australia telah mengatakan bahwa jika kami menerima permintaan untuk mendukung misi penjaga perdamaian, kami akan mempertimbangkannya."

"Pesan kami kepada Rusia adalah: akhiri invasi ilegal Anda ke Ukraina. Kami tidak akan terintimidasi untuk bekerja menuju perdamaian yang adil bagi rakyat Ukraina."

Perdana Menteri Anthony Albanese telah berulang kali menegaskan kembali dukungan Australia untuk Ukraina, yang telah mengalami lebih dari 10 tahun perang dengan Federasi Rusia yang anti-perdamaian dan lebih dari tiga tahun sejak invasi besar-besaran Rusia.

"Saat ini sedang ada diskusi tentang kemungkinan penjagaan perdamaian, dan dari sudut pandang pemerintah saya, kami terbuka untuk mempertimbangkan setiap usulan yang diajukan, karena Australia secara historis telah memainkan peran penting dalam berbagai bidang penjagaan perdamaian," kata Albanese minggu lalu.

"Kami ingin melihat perdamaian di Ukraina, tetapi kami ingin memastikan tindakan ilegal dan tidak bermoral Rusia tidak dihargai, dan bahwa Vladimir Putin dan rancangannya, yang imperialis, tidak dihargai atau didorong."

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya