16 Catatan Bersejarah Asian Games 2018 Sepanjang Kamis, 23 Agustus 2018

Berikut ini catatan bersejarah Asian Games sepanjang Kamis, 23 Agustus 2018, termasuk Aries Susanti dan Jafro Megawanto.

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 24 Agu 2018, 17:19 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2018, 17:19 WIB
Aries Susanti Sumbang Medali Emas ke-8 untuk Indonesia
Peraih medali emas Indonesia Susanti Rahayu Aries membawa bendera merah putih pada upacara penyerahan medali olahraga panjat tebing wanita Asian Games 2018 di Palembang (23/8). (AFP PHOTO / Adek Berry)

Jakarta - SEPANJANG penyelenggaraan Asian Games 2018, Kamis (23/8/2018), beragam catatan menarik berhasil dicetak para peraih medali. Dua di antara yang paling menonjol adalah pencapaian para atlet Indonesia.

Baca Juga

  • Jadwal Siaran Asian Games 2018 di SCTV, Indosiar, dan OChannel, Jumat 24 Agustus 2018
  • Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs UEA: Tim Garuda Muda Tak Boleh Terpeleset
  • Asian Games 2018: Catatan Penampilan Uni Emirat Arab Jelang Bersua Timnas Indonesia U-23

Dua jagoan Indonesia pada cabang paralayang dan panjat tebing di pentas Asian Games 2018, berhasil meraih emas. Mereka adalah Aries Susanti Rahayu dari cabang panjat tebing nomor kecepatan putri, dan Jafro Megawanto, yang berjaya melalui cabang paralayang nomor ketepatan putra.

Pada awal hari kemarin, Jafro menjadi penyumbang medali emas yang pertama bagi Indonesia. Ia menjadi yang terbaik di Gunung Mas Puncak, Jawa Barat. Sesaat setelah meraih medali, Jafro menjadi bagian dari keberhasilan Indonesia mengoleksi minimal tujuh medali emas pada event Asian Games.

Sebelumnya, Indonesia meraih minimal tujuh medali emas pada 1962 (11 medali emas) dan 1978 (8 medali emas). Pada cabang panjat tebing nomor kecepatan putri, Aries Susanti Rahayu mengalahkan rekan senegaranya, Puji Lestari.

Bagi Susanti Rahayu, kemenangan tersebut membuatnya mencatat sejarah sebagai putri pertama yang mendulang medali emas. Sementara itu, keberhasilan Susanti Rahayu dan Puji Lestari berlaga di partai final, membuat Indonesia berhasil mencatat all Indonesian final di luar cabang bulu tangkis.

Selain 2 catatan dari tuan rumah, berikut ini 14 hal bersejarah Asian Games 2018 sepanjang Kamis, 23 Agustus 2018

 

Catatan Bersejarah

Atlet paralayang Indonesia, Jafro Megawanto
Atlet paralayang Indonesia, Jafro Megawanto seusai upacara pemberian medali pada nomor ketepatan mendarat pria cabang Paralayang Asian Games 2018 di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat, Kamis (23/8). Jafro sukses meraih medali emas. (Merdeka.com/Arie Basuki)

1. Republik Korea mengoleksi medali emas ke-45 di cabang anggar. Catatan tersebut hanya kalah dari China (46)

2. Perenang Jepang, Rikako Ikee menggapai emas ke-5 pada Asian Games 2018. Hal itu menjadikannya masuk dalam daftar 8 atlet yang minimal mengoleksi 5 medali emas pada satu event Asian Games. Selain itu, Ikee menjadi atlet ke-7 yang mampu mengoleksi total tujuh medali dalam satu penyelenggaraan Asian Games. Rekor terbaik dicetak petembak So Gin Man dari Korea Utara dengan delapan medali.

3. Perenang China, Xu Jiaoyu menjadi atlet pertama yang mampu menggapai tiga medali emas gaya punggung dalam satu penyelenggaraan Asian Games. Dia mengoleksi emas di nomor 200 meter, 100 meter dan 50 meter gaya punggung. Xu juga menjadi pria pertama yang mengoleksi empat medali emas di cabang renang pada Asian Games 2018.

4. Perenang Jepang, Ryosula Irie berhasil mengemas medali ke-13. Hanya Park Tae-Hwan (Korea, 14 medali) dan Sun Yang (China, 13 medali) yang juga memenangi minimal 13 medali.

5. Aries Susanti Rahayu menjadi wanita pertama yang memenangi medali emas dalam cabang panjat tebing. Sementara itu, Puji Lestari memberi Indonesia finis 1-2 untuk kali pertama di luar cabang badminton di pentas Asian Games.

6. Perenang China, Wang Jianjiahe menjadi wanita pertam ayang mampu mengemas medali emas nomor 800 meter dan 1500 meter gaya bebas di pentas Asian Games. Kali terakhir pemenang wanita di nomor gaya bebas di satu event Asian Games adalah Chen Hua (China) pada 1998. Saat itu, Chen Hua meraih medali emas dari nomor 400 meter dan 800 meter gaya bebas.

7. Kuo Hsingchun menyumbang medali emas dari cabang angkat besi nomor 58 kg putri, sekaligus menjadi koleksi ke-4 bagi Chinese Taipe di pentas Asian Games. Sebelumnya, ada Ko Bubeng yang meraih emas di sektor putra 75 kg (1958), Hsu-Shu Ching (53 kg putri, 2014) dan Lin Tzu Chi (kelas 63 kg putri, 2014).

8. Shinri Shioura menjadi perenang putra pertama asal Jepang yang mampu meraih medali emas di nomor 100 meter gaya bebas. Ia mengulangi prestasi Shunsuke Ito pada 1998.

9. Lee Chihkai menjadi peraih medali emas pertama bagi Chinese Taipei di cabang senang, dan itu menjadi yang pertama bagi negaranya d pentas Asian Games.

10. Oksana Chusovitina asal Uzbekistas menjadi pengoleksi delapan medali di nomor senam artistik. Dia bergabung dengan Chen Cuiting (China) sebagai dua wanita yang mampu mengoleksi delapan medali di cabang senam artistik di pentas Asian Games.

11. Amirmohammad Bakhshikalhori asal Iran, menjadi atlet termuda yang mengoleksi medali emas atau perak pada cabang taekwondo kelas 68 kg putra di panggung Asian Games pada abad ini. Kemarin, ia mendapat medali emas pada usia 18 tahun.

12. Liang En-Shuo memberi medali pertama bagi Chinese Taipei di cabang tenis tunggal putri, sejak 1958. Pada 1958, Liu Shang-Ku menraih medali perunggu.

13. Alexey Lutsenko menjadi penyumbang medali emas pertama bagi Kazakhstan pada event ini sejak 1994. Dia menjadi pebalap pertama yang menjadi raja nomor individual time trieal (ITT) pada 2014 dan nomor balap jalan raya pada 2018.

14. Li Mengfan memberi emas untuk China dari cabang wushu nomor Sanda 65 kg putra. China menjadi negara pertama yang mampu meraih medali pada cabang wushu untuk kali keenam secara beruntun di pentas Asian Games. Sebelumnya, China sudah meraih lima medali pada Asian Games 1998 (emas), 2006 (emas), 2010 (emas), 2002 (perunggu) dan 2014 (perunggu).

Sumber: Gracenote

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya