Son Heung-min Kehilangan Kata untuk Menggambarkan Kesuksesan Asian Games 2018

Begini komentar Son Heung-min setelah menjalani 30 menit paling lama dalam hidupnya, saat laga final sepak bola Asian Games 2018 kontra Jepang.

oleh Aning Jati diperbarui 02 Sep 2018, 14:39 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2018, 14:39 WIB
Son Heung-min
Pemain Timnas Korea Selatan U-23, Son Heung-min, setelah mengalahkan Jepang di final sepak bola putra Asian Games 2018 di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (1/9/2018). (Bola.com/Dok. INASGOC)

Jakarta - Misi tercapai. Begitulah padanan kalimat yang tepat untuk menggambarkan liku-liku kiprah Son Heung-min di Asian Games 2018 bersama Timnas Korea Selatan U-23 2018.

Datang ke Indonesia untuk mempertahankan medali emas sekaligus mencari solusi atas keharusan menjalani wajib militer (wamil), Son Heung-min akhirnya mendapatkan keduanya.

Diyakini, tak akan ada lagi "rintangan" wamil yang bagi beberapa kalangan dianggap sebagai momok, sehingga kelanjutan karier sepak bola internasional kapten Timnas Korea Selatan U-23 itu diyakini berjalan mulus.

Seperti diketahui, raihan itu membuat Son Heung-min bisa terhindari dari keharusan menjalani wajib militer (wamil) hingga dua tahun lamanya menjadi hanya sekitar empat pekan latihan dasar militer.

Ia tak perlu menunda wamil setidaknya hingga karier sepak bolanya memasuki masa senja, yang kadang dianggap sebagai alasan menghindari wamil, atau bahkan pindah klub militer di Korsel atau klub K3 League agar tetap bisa bermain selagi menjalani wamil.

Tak heran, setelah memastikan kemenangan 2-1 atas Jepang pada partai final Asian Games 2018 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (1/9/2018), Son sungguh terlihat bergembira.

Bahkan, seperti dilansir dari Yonhap, Son terlihat kehilangan kata-kata untuk menggambarkan perasaan dan emosinya sesudah pertandingan yang berjalan hingga perpanjangan waktu itu.

Ia lantas mendedikasikan medali emas itu kepada seluruh fan yang mendukung perjuangan Timnas Korea Selatan U-23 di Indonesia, juga suporter yang ada di rumah, di Korea Selatan.

"Kalungan medali emas ini ada di leher saya, namun sesungguhnya ini milik masyarakat," kata pemain 26 tahun itu.

Pertarungan selama 120 menit juga jadi momen mengesankan Son. Bahkan, sepanjang 30 menit dalam babak perpanjangan waktu, disebut Son sebagai "30 menit paling tak terlupakan" dalam kehidupannya.

"Kami memasukkan dua gol namun juga kebobolan satu gol. Hal itu mengingatkan pada saya pada fakta bahwa apa pun bisa terjadi dengan cepat di sepak bola," ujarnya.

Son Heung-min juga mengucapkan terima kasih pada rekan satu tim hingga kalangan suporter. "Saat saya melihat suporter mengibarkan bendera kami di tribune saat akhir pertandingan, saya sangat berterima kasih.

Sumber: Bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya