Presiden Jokowi Meminta Indonesia Jadi Tuan Rumah yang Ramah untuk Asian Para Games 2018

Asian Para Games ramah untuk disabilitas.

oleh Cahyu diperbarui 09 Sep 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2018, 13:00 WIB
Presiden Jokowi
Asian Para Games ramah untuk disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Pesta olahraga Asian Para Games 2018 bakal dibuka secara resmi pada 6 Oktober 2018. Persiapannya terus dipantau secara langsung oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Bahkan, Presiden Jokowi memimpin langsung rapat terbatas untuk membahas persiapan Asian Para Games 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (7/9/2018).

Perhelatan Asian Para Games (APG) 2018 dipastikan ramah terhadap penyandang disabilitas. Selain venue yang punya fasilitas lengkap, kaum difabel juga memilliki akses tiket gratis.

“Saya minta momentum kesuksesan Asian Games yang telah kita raih, dilanjutkan kembali pada penyelenggaraan Asian Para Games,” ujar Presiden Jokowi.

Dirinya meminta Indonesia kembali menjadi tuan rumah yang ramah, seperti yang dilakukan pada Asian Games lalu. Sebab, 42 negara Asia akan ikut ambil bagian di Asian Para Games.

“Kita ingin menjadi tuan rumah yang baik serta memberikan pelayanan yang maksimal bagi kurang lebih 2.888 atlet dan 1.826 ofisial yang akan berpartisipasi di 18 cabang olahraga di Asian Para Games,” ucap Presiden Jokowi.

Hal yang paling diutamakan Presiden Jokowi adalah akses yang  gratis dan ramah bagi penyandang disabilitas. Karena itu, mantan Walikota Solo itu juga memastikan kesiapan lokasi pertandingan, transportasi, wisma bagi para atlet, dan teknis pelaksanaan.

Secara prestasi, Ketua National Paralympic Committee (NPC), Senny Marbun, mengatakan bahwa Indonesia mengincar posisi enam besar di ajang Asian Para Games 2018. Targetnya, Indonesia bisa meraih 17 emas dari 18 cabang yang dipertandingkan atau dari total 568 emas yang disiapkan.

"Kami bukan enggak pede tapi juga enggak mau sombong. Di SEA Games Myanmar kami persiapan enam bulan dapatkan 3 emas. Di Malaysia kemudian juara umum. Di APG, lawan kami berat-berat. Dengan persiapan delapan bulan sejak Januari, kami yakin bisa menembus enam besar dengan 16 atau 17 emas, tapi saya yakin target ini akan meleset ke atas," kata dia.

Senny juga sudah memetakan cabang-cabang yang menjadi andalan untuk meraup emas. Cabang olahraga itu ialah atletik, bulutangkis, renang, tenis meja, powerlifting, dan sepeda.

"Tapi saya pesan kepada atlet, jangan terbebani dengan target. Karena, itu bisa membuat atlet kalah sebelum bertanding. Kami sadar, ini event besar karena juga untuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Nomor enggak bisa diakali. Semoga prestasi enggak terpuruk. Bisa posisi enam atau tujuh atau naik dua atau tiga peringkat sudah bagus dari APG sebelumnya," ujarnya.

Sebagai informasi, Asian Para Games baru dua kali dilaksanakan, yaitu pada 2010 dan 2014. Dari dua pelaksanaan itu, prestasi Indonesia terus meningkat.

Di Asian Para Games 2010, Indonesia berada di peringkat ke-14 dengan modal 1 emas, 5 perak, 5 perunggu. Empat tahun kemudian, Indonesia melesat ke peringkat sembilan dengan 9 emas, 11 perak, 18 perunggu.

Ketua Panitia Pelaksana Asian Para Games (INAPGOC), Raja Sapta Oktohari, menjelaskan bahwa APG harus bisa menjaga euforia olahraga yang sudah tercipta di Asian Games 2018. Sebagai langkah awal untuk menciptakan euforia, INAPGOC melakukan torch relay ke sejumlah daerah.

Setelah diawali di Solo, obor kemudian diterbangkan ke Ternate pada 9 September untuk dikirab. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diperingati di Ternate.

"Kemudian dibawa keliling Indonesia. Setelah Ternate pada 12 september ke Makassar, 16 September di Bali, Pontianak 19 September, Medan 23 September, Pangkal Pinang 26 September, dan Jakarta 30 September," kata Raja.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya