4 Bank BUMN Curhat Kebanjiran Kredit Macet ke DPR

Empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan peningkatan kredit macet dari sejumlah nasabah yang menjadi korban bencana alam.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Mar 2014, 16:02 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2014, 16:02 WIB
dpr-140203-b.jpg

Liputan6.com, Jakarta Empat perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan adanya peningkatan kredit macet dari sejumlah nasabah yang menjadi korban bencana alam, seperti meletusnya Gunung Sinabung, Sumatera Utara dan Gunung Kelud, Jawa Timur, serta banjir bandang di Manado pada dua bulan terakhir ini. Bahkan nilai kerugian yang diderita bank pelat merah tersebut mencapai triliunan rupiah.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tentang Penanganan Kredit Paska Bencana Alam di Gedung DPR, Jakarta, hadir manajemen perbankan milik negara, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk.

Rapat tersebut juga dipimpin oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, Wakil Menteri Keuangan I Anny Ratnawati, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo serta beberapa direksi dari empat bank BUMN.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, dari 6.000 debitur di daerah Manado, sebanyak 3.401 debitur nasabah merupakan korban banjir bandang pada Januari lalu. Total kerugiannya mencapai Rp 106 miliar atau hampir 10% dari total penyaluran kredit di Manado.

Sedangkan pada peristiwa Gunung Sinabung mengancam kredit macet senilai Rp 104 miliar bagi 128 ribu debitur kalangan ritel dan petani. Meletusnya Gunung Kelud juga membebani 640 nasabah dengan kerugian Rp 68,2 miliar.

Di sisi lain, Direktur Utama BTN Maryono menyebut, bencana Sinabung menimbulkan kredit bermasalah dengan total outstanding Rp 373 juta. Sementara KPR outstanding dari petani, wiraswasta, pegadai di Residen Brastagi mencapai Rp 3,44 miliar. "Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih bisa di tempati tapi harus dibangun kembali," ucapnya.

Jumlah debitur BTN di Manado, tambah dia, sebanyak 32 orang. Terdiri dari 23 debitur pemilik KPR, 3 debitur kredit modal kerja (KMK) dan sisanya untuk lainnya. Outstanding kerugian sekitar Rp 12,6 miliar dengan Non Performing Loan (NPL) sebesar Rp 3 miliar. "Kalau meletusnya Gunung Kelud menimpa empat debitur kami dengan nilai outstanding Rp 360,84 juta," terangnya.

Sementara manajemen Bank BRI menyampaikan, jumlah debitur bermasalah akibat banjir bandang Manado sebanyak 1.756 orang dengan nilai kredit Rp 146 miliar. Erupsi Gunung Kelud menimpa 3.352 debitur di Pare, Kediri, Blitar senilai Rp 87 miliar.

"Sehingga total debitur yang menjadi korban bencana alam dengan kredit bermasalah sebanyak 6.574 debitur dan nilai kerugian Rp 276 miliar. Sebanyak 3.264 debitur menerima KUR senilai Rp 37 miliar atau 13%. Itu per tanggal 15 Februari 2014," jelasnya.

Perbankan pelat merah ini, kata Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo akan menempuh cara masing-masing untuk menanggulangi kredit bermasalah paska terjadinya bencana alam tersebut.

"Caranya mulai dari pembebasan pembayaran bunga dan pokok, perpanjangan jangka waktu kredit, pengurangan suku bunga kredit, pengurangan tunggakan kredit, pertambahan fasilitas hingga hapus buku," pungkasnya. (Fik/Ndw)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya