Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih mencapai Rp 14,3 triliun pada 2013. Pencapaian itu tumbuh 21,6% jika dibandingkan periode 2012 sebesar Rp 11,7 triliun.
Laba itu ditopang dari pendapatan bunga bersih yang meningkat 24,4% menjadi Rp 26,4 triliun. Hal itu didukung oleh yield aset produktif yang lebih tinggi dan pertumbuhan kredit yang berkelanjutan.
Marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) BCA naik sebesar 60 basis poin menjadi 6,2% pada 2013 dibanding tahun 2012 yang sebesar 5,6%.
"BCA berhasil membukukan hasil kinerja operasional dan keuangan yang kokoh dengan tetap fokus untuk memberikan dukungan secara konsisten dan terpercaya kepada para nasabah," tutur Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja 2013 BCA di Jakarta, Rabu (5/3/2014).
Di saat yang bersamaan, pendapatan operasional lain tumbuh sebesar 14,4% sepanjang 2013 menjadi Rp 7,3 triliun. Kenaikan ini didukung oleh kenaikan pendapatan provisi dan komisi sebesar 15,7%.
Pendapatan operasional yang berasal dari total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya meningkat menjadi Rp 33,7 triliun sepanjang 2013. Angka ini tumbuh 22,1% dibanding periode tahun 2012 yang mencapai Rp 27,6 triliun.
Menurut Jahja, kuatnya profitabilitas telah mendukung pertumbuhan modal yang kokoh dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) meningkat menjadi 15,7% pada 2013 dari 14,2% pada 2012.
Sementara dari sektor kredit BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 21,6% menjadi Rp 312,3 triliun sepanjang 2013.
Komposisi kredit korporasi sebesar 33%, sedangkan komposisi kredit komersial & UKM (usaha kecil dan menengah) dan kredit konsumer, masing-masing sebesar 39,2% dan 27,8%.
Portofolio KPR tumbuh 26,7% dari Rp 41,8 triliun menjadi Rp 52,9 triliun. Sementara KKB naik 28,7% dari Rp 20,7 triliun pada 2012 menjadi Rp 26,6 triliun sepanjang 2013.
Sementara untuk rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) BCA meningkat menjadi 75,4% pada 2013 dari 68,6% pada 2012.
Peningkatan kredit dibarengi dengan tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang terjaga di level 0,4% sepanjang 2013. Rasio cadangan juga memadai sebesar 408,7% per Desember 2013.