Liputan6.com, Jakarta - Kecurangan pegawai honorer bodong yang banyak mewarnai pengumuman kelulusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) kategori 2 saat ini tengah dalam proses oleh Kepala Daerah. Hal itu terjadi lantaran hasrat tak terbendung dari pegawai honorer yang berambisi untuk menjadi PNS.
Menurut Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Eko Prasodjo, Kepala Daerah harus bertanggung jawab terhadap hasil pengumuman PNS K2.
"Kepala Daerah perlu bertanggung jawab penuh, apakah mereka (honorer) yang diangkat itu benar-benar sesuai dengan kriteria atau tidak. Kami di pusat kan punya keterbatasan siapa yang patut dan berhak diangkat," ujarnya di Jakarta, Senin (24/3/2014).
Eko mengakui, ada beberapa Kementerian/Lembaga yang belum mengumumkan seleksi PNS K2 karena harus ada klarifikasi dengan daerah dan Kementerian yang bersangkutan.
"Nah yang sudah mengumumkan, kami menunggu usulan Bupati dan Kepala Daerah masing-masing untuk klarifikasi akhir. Dicek lagi apakah yang diterima sesuai dengan masa kerjanya yang berlaku," terang dia.
Honorer bodong, kata Eko, terjadi karena adanya suplai dan demand dalam penyelenggaraan seleksi PNS. Suplainya, tambah dia, adalah oknum-oknum yang bisa meluluskan, sedangkan permintaan datang dari honorer atau orang yang sangat mendambakan pekerjaan PNS.
"Banyak yang ngebet jadi PNS, ini yang tidak bisa dikontrol. Tapi saya ingatkan, sekarang masuk PNS nggak bayar. Kalau ada yang suruh bayar, laporkan siapa saja kepala dinasnya dan saya akan suruh stop supaya SK pengangkatannya di stop di Badan Kepegawaian Nasional (BKN)," tegasnya.
Kemenpan RB, lanjut Eko, sudah menerapkan sistem seleksi berlapis-lapis. Dulu ada verifikasi BKN, lalu dibentuk kembali BPKP dan ATT. Kini, seleksi diterapkan berbasis passing grade, Lembar Jawaban Komputer (LJK) dan lainnya.
"Ini yang kami lakukan untuk menghindari penyimpangan dan kecurangan. Karena kami tidak mau pelayanan publik dilakukan sembarangan. Jangan mengangkat tenaga honorer ke pusat untuk PNS," saran dia.
Honorer Bodong Marak Karena Ambisi Jadi PNS
Kecurangan pegawai honorer bodong banyak mewarnai pengumuman kelulusan PNS kategori 2 saat ini tengah dalam proses oleh Kepala Daerah.
diperbarui 24 Mar 2014, 12:49 WIBDiterbitkan 24 Mar 2014, 12:49 WIB
Para guru honorer se-Jabodetabek berkumpul di Monas dan melakukan unjuk rasa pada Rabu, 26 Februari 2014 (Liputan6.com/Herman Zakharia).
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Manfaat Makan 2 Kurma Setiap Hari, Bantu Kontrol Kadar Gula Darah
Perpaduan Budaya Jawa Sunda Warnai Kehidupan Masyarakat Cilacap
Acer Perkenalkan Laptop AI Super Cepat di CES 2025, Apa Saja?
Donald Trump Luncurkan Koleksi NFT Baru di Bitcoin Ordinals
Wisatawan Merokok di Malioboro Yogyakarta Bakal Didenda hingga Rp7,5 Juta Mulai 2025
Raffi Ahmad Jelaskan Kronologi Mobil RI 36 Miliknya Dikawal Patwal hingga Tunjuk Sopir Taksi
Agnez Mo Mohon Doa, Dua Titik Api Kebakaran Los Angeles Berada Dekat Tempat Tinggalnya
6 Artis Ini Jalani Ibadah Umroh ketika Hamil Anak Pertama, Suami Setia Dampingi
VIDEO: Petir Dahsyat Sambangi Gianyar Menyebabkan Dua Rumah Hancur
Hasil BRI Liga 1 PSBS Biak vs Persib Bandung: Gol Menit Akhir Jaga Rekor Tak Terkalahkan Pangeran Biru
Harga Cabai Mahal, Petani Curhat Gagal Panen Gara-gara Cuaca Ekstrem
VIDEO: Angin Kencang Rusak Rumah dan Warung di Klaten, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem