Anak Muda Jadi Modal RI Kuasai Pasar Tenaga Kerja ASEAN

Indonesia beruntung karena memiliki bonus demograsi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang negara lain di ASEAN.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Mar 2014, 12:09 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2014, 12:09 WIB
Armida
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia bisa dikatakan beruntung karena memiliki bonus demograsi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang negara lain di kawasan ASEAN. Negara ini bahkan diperkirakan mampu memasok tenaga kerja ke negara-negara tetangga.

Menurut Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN), Armida Alisjahbana, secara profil kependudukan dan ketenagakerjaan, basis penduduk Indonesia merupakan yang terbesar di regional. Negara ini juga tersohor karena kekayaan sumber daya alam serta kinerja ekonomi yang selalu terjaga.

"Pada 2015, jumlah penduduk kita akan mencapai 255,5 juta jiwa atau 40,3% dari total basis penduduk ASEAN. Sedangkan 38 dari 100 penduduk usia produktif di ASEAN adalah penduduk Indonesia. Sehingga kita berpotensi menjadi pemasok tenaga kerja di ASEAN," jelas dia dalam Seminar Nasional Kependudukan dan Ketenagakerjaan di kantor PPN, Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Dalam memasok tenaga kerja, kata Armida bisa diperuntukkan bagi negara-negara yang mempunyai jumlah penduduk usia produktif sangat rendah, seperti Thailand dan Singapura. Pasalnya penduduk di negara tersebut sudah memasuki usia tua (aging).

Berkaca dari RPJMN 2015-2019, dia menyebut, ekonomi Indonesia ditargetkan tumbuh 6%-8% per tahun karena porsi penduduk kalangan kelas menengah akan meningkat sehingga dapat mendorong konsumsi domestik.

"Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita dapat tercapai US$ 7.000 di 2019 karena tahun ini diperkirakan bisa menyentuh US$ 4.000 per kapita. Sekarang, Indonesia masih di posisi lower middle income country (pendapatan menengah tapi masih rendah) akan meningkat jadi middle middle income country pada 2019," terangnya.

Kenaikan PDB per kapita, sambung Armida terkait dengan peningkatan dari sisi tenaga kerja. "Momentum bonus demografi dan peningkatan PDB harus dijaga agar Indonesia tidak masuk dalam jebakan middle income trap dan ketidakmampuan berkompetisi dalam era globalisasi," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Muhammad Nuh mengatakan, tantangan Indonesia berada di usia 10 tahun-19 tahun dan 0-9 tahun. Sebab ke depan, penduduk usia tersebut akan semakin berkembang dan masuk ke usia produktif.

"Yang usia 10-19 tahun ada 43,72 juta jiwa, dan 0-9 tahun sebanyak 45,97 juta. Inilah taruhan kita, di mana kita tidak boleh biarkan anak-anak ini putus sekolah. Kita perlu mempersiapkan pendidikan formal dan non formal karena mereka adalah masa depan kita," ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya