Liputan6.com, Jakarta Indonesia bisa dikatakan beruntung karena memiliki bonus demograsi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang negara lain di kawasan ASEAN. Negara ini bahkan diperkirakan mampu memasok tenaga kerja ke negara-negara tetangga.
Menurut Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN), Armida Alisjahbana, secara profil kependudukan dan ketenagakerjaan, basis penduduk Indonesia merupakan yang terbesar di regional. Negara ini juga tersohor karena kekayaan sumber daya alam serta kinerja ekonomi yang selalu terjaga.
"Pada 2015, jumlah penduduk kita akan mencapai 255,5 juta jiwa atau 40,3% dari total basis penduduk ASEAN. Sedangkan 38 dari 100 penduduk usia produktif di ASEAN adalah penduduk Indonesia. Sehingga kita berpotensi menjadi pemasok tenaga kerja di ASEAN," jelas dia dalam Seminar Nasional Kependudukan dan Ketenagakerjaan di kantor PPN, Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Dalam memasok tenaga kerja, kata Armida bisa diperuntukkan bagi negara-negara yang mempunyai jumlah penduduk usia produktif sangat rendah, seperti Thailand dan Singapura. Pasalnya penduduk di negara tersebut sudah memasuki usia tua (aging).
Berkaca dari RPJMN 2015-2019, dia menyebut, ekonomi Indonesia ditargetkan tumbuh 6%-8% per tahun karena porsi penduduk kalangan kelas menengah akan meningkat sehingga dapat mendorong konsumsi domestik.
"Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita dapat tercapai US$ 7.000 di 2019 karena tahun ini diperkirakan bisa menyentuh US$ 4.000 per kapita. Sekarang, Indonesia masih di posisi lower middle income country (pendapatan menengah tapi masih rendah) akan meningkat jadi middle middle income country pada 2019," terangnya.
Kenaikan PDB per kapita, sambung Armida terkait dengan peningkatan dari sisi tenaga kerja. "Momentum bonus demografi dan peningkatan PDB harus dijaga agar Indonesia tidak masuk dalam jebakan middle income trap dan ketidakmampuan berkompetisi dalam era globalisasi," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Muhammad Nuh mengatakan, tantangan Indonesia berada di usia 10 tahun-19 tahun dan 0-9 tahun. Sebab ke depan, penduduk usia tersebut akan semakin berkembang dan masuk ke usia produktif.
"Yang usia 10-19 tahun ada 43,72 juta jiwa, dan 0-9 tahun sebanyak 45,97 juta. Inilah taruhan kita, di mana kita tidak boleh biarkan anak-anak ini putus sekolah. Kita perlu mempersiapkan pendidikan formal dan non formal karena mereka adalah masa depan kita," ucap dia.
Anak Muda Jadi Modal RI Kuasai Pasar Tenaga Kerja ASEAN
Indonesia beruntung karena memiliki bonus demograsi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang negara lain di ASEAN.
diperbarui 26 Mar 2014, 12:09 WIBDiterbitkan 26 Mar 2014, 12:09 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Zulkifli Hasan Jamin Stok Beras Cukup Buat Natal dan Tahun Baru 2025
Andika-Hendi Makin Unggul dari Luthfi-Yasin dalam Survei SMRC, Bukti Endorsement Tak Berpengaruh?
Memahami SCL Adalah Pendekatan Pembelajaran Inovatif, Ini Karakteristiknya
VIDEO: Pesan Prabowo di KTT APEC 2024: Undang Pelaku Bisnis Asia Pasifik Berinvestasi di RI
Toyota Corolla Cross Hybrid Facelift Sudah Bisa Dipesan di Malaysia, Harga Mulai Rp 504 juta
Raffi Ahmad Ajak Warga Kepri Pilih Ansar-Nyanyang
Hasil Kumamoto Masters 2024: Dapat Kartu Kuning, Gregoria Mariska Tunjung Tidak Menyangka ke Final
Manchester United Bidik Duo Jerman di Tahun 2025
Program PSR Jadi Andalan Pemerintah Dorong Swasembada Energi
VIDEO: Detik-detik Anggota Parlemen Maori Protes RUU dengan Tarian Haka
Dekat Stasiun MRT, Rumah Tapak di Tangerang Dibandrol Rp 500 Jutaan
Tamara Tyasmara Ungkap Ucapan Dante 2 Hari Sebelum Meninggal, Ingin Terbang Tinggi