Liputan6.com, Jakarta Rencana pihak Jepang untuk melaporkan Indonesia ke World Trade Organization (WTO) terkait aturan larangan ekspor bahan mineral mentah masih bergulir hingga saat ini.
Muhammad Luthfi, Menteri Perdagangan Republik Indonesia (RI), mengganggap sebagai sesama anggota WTO jika terjadi permasalahan dalam bidang perdagangan, proses penyelesaian dengan cara seperti itu merupakan penyelesaian yang paling bermartabat.
"Kami bersiap kalau harus ke WTO. Tetapi intinya bahwa penyelesian dalam WTO ini adalah penyelesaian yang bermartabat, artinya kami sebagai penandatangan dalam WTO itu kami mesti menghargai," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Advertisement
Menurut Lutfi, jika memang terpaksa harus melalui WTO, maka banyak hal yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Indonesia.
"Kalau ke WTO, ada macam-macam yang harus kami kerjakan, apa efek dari menang atau kalah. kami butuh persiapan karena kami harus menunjuk lawyer, ada resources yang harus dipersiapkan untuk menyelesaikan hal tersebut," lanjutnya.
Meski demikian, Lutfi menegaskan bahwa penyelesaian melalui WTO ini bukanlah sesuai hal yang buruk karena hal seperti ini bukan pertama kali dialami oleh Indonesia.
"Kami menangggap langkah ini sebagai langkah yg paling baik untuk menyelesaikan dispute. Kita kan juga punya mengalami banyak permasalah dispute, ini harus diselesaikan," jelasnya.
Lutfi mengaku belum bisa memastikan apakah apa yang terjadi akibat pelaporan ini. "Kami lagi tunggu, karena kami sebagai pihak yang dituntut, kami masih mau lihat kejadiannya," tandasnya.