Menko Perekonomian Gelar Rakor Pangan 3 Jam, Ini Hasilnya

Perum Bulog tetap berupaya membeli beras dari masyarakat meski ada gangguan musim tanam yang bergeser dari jadwal.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Apr 2014, 12:09 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2014, 12:09 WIB
2-pasar-kramatjati-140119c.jpg
Di pasar induk Kramat Jati, jumlah pasokan sayur terutama cabai dan bawang merah tampak menurun (Liputan6.com/Rini Suhartini).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah setiap pekan menggelar rapat koordinasi (rakor) pangan untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan harga bahan pangan pokok di negeri ini. Hasilnya, ketersediaan pangan cukup dengan tren penurunan harga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menyebutkan beberapa hasil rakor yang berlangsung selama tiga jam tersebut.

Pertama, soal ketersediaan bahan pangan pokok yang diklaim sangat cukup. Bahkan dalam pelaksanaan masa kampanye dan pemilu, distribusi pangan berjalan dengan baik sehingga diperkirakan pangan akan memberi kontribusi deflasi pada bulan ini.

"Nggak ada tanda-tanda kekurangan bahan pangan, sehingga diharapkan pada tahun-tahun ke depan, harganya stabil dan nggak ada inflasi berarti. Diharapkan justru memberikan deflasi untuk volatile food," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Kedua, lanjutnya, harga pangan cenderung menurun. Hal ini terlihat dari perubahan harga pada minggu keempat ini dibanding periode sebelumnya.

Dia mencontohkan, harga beras mengalami penurunan selama tiga bulan ini hampir 2,16%.

"Sedangkan harga beras termurah turun 2,07%, gula pasir merosot 1,1%, daging sapi susut 0,03%, cabai rawit 5,54%, cabai merah turun 21,15%, bawang merah 6,8%, bawang putih 2,12%. Sementara harga kedelai mengalami peningkatan 0,53%," terangnya.

Di samping itu, Hatta menjelaskan, menjaga ketersediaan beras, Perum Bulog tetap berupaya membeli beras dari masyarakat meski ada gangguan musim tanam yang bergeser dari jadwal.

Namun dia memastikan bahwa pasokan beras di gudang BUMN ini sangat cukup dengan jumlah 1,7 juta ton. "Biasanya memang sudah terisi tapi karena panen mundur maka Bulog baru mulai pembelian saja. Tapi stok cukup aman karena ada pembelian untuk panen ke depan," tuturnya.

Hatta memperkirakan produksi gabah nasional akan mencapai 73 juta ton tahun ini. Jumlah tersebut sudah diantisipasi apabila terjadi gangguan kemarau. Pemerintah, telah menyiapkan cadangan beras senilai Rp 2 triliun.

"Tadinya selama ini cadangan beras pemerintah hanya 400 ribuan ton, tapi nanti akan ditingkatkan sebanyak satu juta ton. Dan tahun ini pun kami akan keluarkan Rp 1 triliun untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah," paparnya.

Lebih jauh Hatta mengatakan, produksi gabah harus ditopang dengan ketersediaan benih dan pupuk. Pasokan keduanya sangat cukup berdasarkan laporan dari Menteri BUMN, Dahlan Iskan.

"Juga kita akan meningkatkan 75 ribu penyuluh di Indonesia dari sisi kemampuan dan kapasitas building-nya di sektor pertanian, kelautan dan perikanan serta kehutanan. Ini nanti dibuat satu kesekretariatan bersama yang dipimpin salah satu eselon bergiliran di mulai tahun ini dengan pimpinan Kementerian Kelautan dan Perikanan," tandas Hatta.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya