Kudeta Militer, Indonesia Diserbu Investor Thailand

Kisruh politik yang berujung pada kudeta militer di Thailand memberi angin segar bagi Indonesia untuk menggenjot investasi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Mei 2014, 20:31 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2014, 20:31 WIB
Kudeta Thailand
(Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Kisruh politik yang berujung pada kudeta militer di Thailand memberi angin segar bagi Indonesia untuk menggenjot investasi. Negara ini pun kebanjiran tawaran investasi dari investor asal Negeri Gajah Putih itu.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar mengungkapkan, dalam beberapa waktu belakangan ini, delegasi atau perusahaan Thailand tertarik menanamkan modal di Indonesia.

"Delegasi atau perusahaan Thailand, bukan negara lain yang melakukan penjajakan untuk investasi di Indonesia makin banyak. Saya melihatnya itu sebagai tren yang berjalan," terang dia di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Mahendra sendiri tak ingin menyebut tren ini terjadi bukan lantaran terganggunya stabilitas politik di Thailand, tapi justru karena Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi dari pelaku pasar negara tersebut.
"Investor Thailand melihat investasi yang ingin mereka lakukan di Indonesia sebagai sesuatu yang wajar dipertimbangkan untuk dilakukan segera. Jadi saya tidak melihat akan ada lonjakan yang serta merta seperti itu, tapi kita tetap upayakan rencana-rencana investasi," terangnya.

Dia menilai bahwa tren tersebut bukan peluang dadakan. Sebab, antara perilaku investor portfolio dan investor penanaman modal langsung yang punya perspektif jangka menengah dan panjang sangat berbeda.

"Bukan hanya dari negara lain yang melihat Indonesia, tapi juga Thailand melihat kita sebagai tujuan investasi," paparnya tanpa menyebut nama-nama perusahaan asal Thailand yang tertarik investasi di Indonesia. (Fik/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya