10 Perusahaan yang Telan Kerugian Terbesar di Dunia

Sedikit kesalahan saja dapat membuat pergerakan bisnis perusahaan oleng dan membuatnya harus menanggung rugi besar.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 09 Jun 2014, 10:19 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2014, 10:19 WIB
Perusahaan yang mengalami kerugian terparah
(Foto: Fortune)

Liputan6.com, New York - Menggenggam nama yang besar di kancah bisnis dunia tak menjamin sebuah perusahaan akan selalu untung. Sedikit kesalahan saja dapat membuat pergerakan bisnis perusahaan oleng dan membuatnya harus menanggung beban kerugian parah.

Mengutip laman Fortune, Senin (9/6/2014), beban utang yang terlalu tinggi serta kaburnya investor tercatat sebagai salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Tak tanggung-tanggung, beberapa perusahaan nekat memecat para pegawai demi mengamankan laju bisnis perusahaan.

Beberapa perusahaan bahkan menutup beberapa unit produksinya demi menghemat biaya perusahaan. Berikut 10 perusahaan dengan kerugian terbesar sepanjang 2013:

Caesars Entertainment

1. Caesars Entertainment

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 318

Kerugian sepanjang 2013: US$ 2,94 miliar

Perusahaan game (permainan) Caesars Entertainment tampaknya tak mendapatkan untung setimpal dari bisnis empat kasinonya di Atlantic City. Para kompetitor membuatnya mengalami penurunan pendapatan hingga 42 persen sejak 2007.

Transaksi lokal Caesars mencatatkan kerugian senilai US$ 2,36 miliar dari dua merek kasino terbesarnya di Atlantic City termasuk kasino Harrah dan Showboat. CEO Caesars Gary Loveman menunjukkan kemungkinan akan menutup salah satu diantaranya.

Energy Future Holdings

2. Energy Future Holdings

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 438

Kerugian sepanjang 2013: US$ 2,58 miliar

Energy Future, perusahaan listrik terbesar di Texas harus menelan kenyataan pahit setelah Warren Buffett mengatakan investasinya senilai US$ 2 miliar di perusahaan tersebut merupakan kesalahan terbesar yang pernah dibuatnya.

Perusahaan tersebut menanggung banyak utang dan tengah berjuang untuk bangkit kembali. Buffett kehilangan proyeksi untungnya senilai US$ 900 juta sementara Oracle memprediksi perusahaan tersebut akan bangkrut pada April.

Newmont Mining

3. Newmont Mining

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 327

Kerugian sepanjang 2013: US$ 2,46 miliar

Emas kehilangan sinarnya tahun lalu mengingat harganya turun hingga 28%. Itu disebabkan para investor yang berpaling ke pasar ekuitas yang harganya meningkat sepanjang 2013.

Produsen emas seperti Newmont harus berhadapan dengan gagal jual. Dua pertambangannya di Nevada dan Australia mencatatkan kerugian hingga US$ 2,1 miliar. Sementara pembahasan kerjasama antata pengusaha emas dari Kanada dan Newmont justru terhenti.

Alcoa

4. Alcoa

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 130

Kerugian sepanjang 2013: US$ 2,29 miliar

Tahun lalu Alcoa harus menghadapi turunnya harga logam dan meningkatnya harga bahan baku produksi alumina. Alcoa lantas mulai menutup smelternya yang berlokasi di AS dan Kanada.

Perusahaan itu juga baru menyelesaikan kasus penyuapan dengan Alumunium Bahrain dan menghadapi gugatan senilai US$ 243 juta dari Department of Justice and the Securities and Exchange Commission.

American Airlines Group

5. American Airlines Group

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 112

Kerugian sepanjang 2013: US$ 1,83 miliar

Layaknya sepasang pengantin baru yang tengah berbahagia, American Airlines dan US Airways menggelar merger pada Desember dengan optimisme yang besar tentang potensi laba di masa depan.

Sejauh ini, American Airlines memang masih mencatatkan kerugian berkaitan dengan kebangkrutan maskapai Amerika sebelumnya. Namun kerjasama tersebut dapat menghasilkan laba hingga US$ 1,9 miliar per tahun naik dari US$ 407 juta pada 2012

United States Steel

6. United States Steel

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 166

Kerugian sepanjang 2013: US$ 1,67 miliar

Rendahnya permintaan baja dalam beberapa tahun reakhir membuat CEO United States Steel John Surmaas diberhentikan September lalu. Digantikan Mario Longhi, dia berjanji memangkas biaya pemotongan dan pemanasan baja.

Sayangnya, perusahaan harus menghadapi dua tuntutan hukum yang masing-masing bernilai US$ 969 juta dan US$ 837 juta. Kerguian juga datang dari penutupan pabrik baja di Ontario senilai US$ 302 juta.

NII Holdings

7. NII Holdings

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 495

Kerugian sepanjang 2013: US$ 1,65 miliar

Saat Sprit mennonaktifkan jaringan Nextel iDEN 2G di AS tahun lalu, kondisi tersebut menyebabkan konsekuensi yang besar. Perusahaan yang berlokasi di Reston itu mengoperasikan jaringan komunikasi Nextel yang mirip dengan walkie-talkie di empat negara Amerika Latin.

Namun penarikan sistem jaringan tersebut membuat banyak pelanggan kecewa dan membuat perusahaan mengalami penurunan hingga 16%. Perusahaan tersebut telah mengaku pada investor tidak memiliki cukup likuiditas untuk mendanai bisnis hingga 2015.

Supervalu

8. Supervalu

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 94

Kerugian sepanjang 2013: US$ 1,47 miliar

Berupaya mencari cara untuk bersaing secara kompetitif di industri grosir, Supervalu mengirim banyak barang ke lima ritelnya Acme, Albertsons, Jewel-Osco, Shaw, dan Star Market. Kala itu operasinya di sejumlah toko mengalami penurunan 8,2 persen dalam penjualan tahunan dan menyebabkan perusahaan merugi hingga US$ 1,2 miliar.

Supervalu, yang berlokasi di Eden Prairie, Minnesota, juga memberhentikan 1.100 pegawai tahun lalu.

 

J.C.Penney

9. J.C.Penney

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 235

Kerugian sepanjang 2013: US$ 1,39 miliar

Perusahaan terus mengalami pukulan sepanjang 2013. Tahun lalu, CEO J.C. Penney Ron Johnson berhenti pada April setelah 16 bulan memegang perusahaan tersebut. Perusahaan juga harus meminta maaf pada para konsumen karena konsep baru tokonya yang tidak menyenangkan.

Bill Ackman, salah satu investor besar di perusahaan tersebut mengundurkan diri dan menghilangkan modal senilai US$ 470 juta.

 

Sears Holdings

10. Sears Holdings

Peringkat perusahaan di Fortune 500: 87

Kerugian sepanjang 2013: US$ 1,37 miliar

Pimpinan sekaligus CEO Sears Holdings Eddie Lampert tidak banyak menunjukkan keandalan perusahaan guna menarik investor. Sejak 2010, sekitar lebih dari 300 toko ditutup. Bahkan pada Januari, perusahaan juga menutup tokonya di Chicago.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya