Pertamina Terus Menambah Fasilitas Distribusi BBM

Selama 2013, Pertamina telah menyalurkan 60 juta kilo liter (Kl) BBM.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Jun 2014, 17:53 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2014, 17:53 WIB
Ilustrasi Pertamina
Ilustrasi Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus menambah fasilitas pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai upaya mengantisipasi pertumbuhan permintaan dan  menjangkau penyaluran ke wilayah yang lebih luas.

Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Suhartoko mengatakan, selama 2013 Pertamina telah menyalurkan 60 juta kilo liter (Kl) BBM. Penyaluran tersebut untuk retail subsidi dan non subsidi, industri, hingga nelayan.

“Dengan penugasan untuk mendistribusikan BBM ke seluruh Tanah Air, maka hal ini mengambil sekitar 70% dari seluruh aktifitas Pertamina. Tentunya ini merupakan bagian dari sumbangsih perusahaan dalam menyediakan energi untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang menjangkau pelosok negeri," kata Suhartoko, di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Menurut dia, dengan konsumsi BBM yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang dipengaruhi pertumbuhan ekonomi, Pertamina perlu terus mengembangkan infrastruktur guna memastikan kebutuhan BBM masyarakat dapat terpenuhi.

Pertamina saat ini, didukung dengan infrastruktur distribusi BBM yang meliputi 200 kapal tanker berbagai ukuran, 6.600 outlet SPBU dan APMS, jalur pipa transmisi serta 112 terminal BBM dengan total kapasitas terpasang 4,72 juta KL.

Pertamina telah merencanakan adanya beberapa penambahan fasilitas distribusi BBM. Dia mencontohkan untuk fasilitas penampungan BBM, Pertamina telah menargetkan penambahan kapasitas penampungan bahan bakar minyak sebesar 1,25 juta KL menjadi 5,97 juta KL hingga 2018 yang tersebar di Indonesia bagian Timur, Tengah, maupun Barat.

" Untuk fasilitas retail, Pertamina tahun ini akan menambah sebanyak 226 outlet, mulai dari SPBU, Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), serta Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN)," tutur dia.

Suhartoko mengungkapkan untuk mendistribusikan BBM hingga ke pelosok negeri banyak tantangan yang harus dihadapi. Di beberapa daerah bahkan infrastruktur dasar masih kurang baik dan terbatas, tantangan alam seperti cuaca buruk mengingat wilayah Indonesia sekitar 70% di antaranya adalah perairan laut dan sungai, di sisi lain konsumsi BBM untuk wilayah-wilayah tersebut skala keekonomiannya kecil sehingga menjadikan wilayah tersebut kurang menarik untuk investor.

“Oleh karena itu banyak badan usaha yang tidak mau memberikan pelayanan ke daerah-daerah seperti itu karena memang kurang menjanjikan keuntungan buat mereka. Akan tetapi, bagi Pertamina hal itu merupakan penugasan yang harus dilakukan,” pungkasnya. (Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya