Harga Emas Bakal Terus Meroket Pekan Ini

Harga emas mendapat dukungan dari konflik yang tengah pecah di Irak

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 23 Jun 2014, 06:40 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2014, 06:40 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik 1
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, New York- Harga emas terus melejit dan kembali menembus level di atas US$ 1.300 per ounce pekan lalu. Menghadapi kenaikan tersebut, mayoritas partisipan Kitco News Gold Survey memprediksi adanya kenaikan harga emas pekan ini.

Mengutip laman Forbes, Senin (23/6/2014), sebanyak 18 partisipan menilai harga emas akan naik. Sebaliknya, enam responden  memprediksi adanya penurunan harga sementara dua lainnya menilai harga emas akan bergerak stagnan.

Selama sepekan lalu harga emas tercatat melonjak tajam hingga sekitar US$ 42 per punce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

"Pasar emas kembali bangkit setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memberikan sinyal untuk tetap mempertahankan suku bunganya di level rendah. Tak heran, harga emas langsung melompat sesaat setelah The Fed mengumumkan hasil pertemuannya," ungkap CEO Adrian Day Asset Management, Adrian Day.

Dia mengatakan, harga emas juga mendapat dukungan dari konflik yang tengah pecah di Irak. Meski demikian, sokongan itu tidak berdampak terlalu besar.

Sementara  Head of Commodity Strategy Saxo Bank Ole Hansen menilai terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga emas. Ketiga sentimen tersebut adalah pengumuman The Fed, krisis Irak dan beberapa faktor teknis.

Para partisipan yang memperkirakan turunnya harga emas mengatakan kemungkinan besar terjadinya aksi jual di pasar tersebut. Pada saat itu, permintaan akan berkurang, dan membuat harga emas sulit untk naik kembali. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya